Perang

345 40 4
                                    

Reonna Pov

Sudah satu minggu berlalu dan hari ini adalah hari perang. Aku dan yang lain sedang sarapan dengan cepat. Setelah sarapan dengan cepat, kami bertemu para guru dan para murid di lapangan.

Semua orang terlihat siap. Walaupun begitu, beberapa dari kami ada yang gugup. Setelah pidato singkat Pak Rein, kami pergi ke istana Deimos. Di sana banyak ksatria/knight yang berkumpul. Kami juga bisa melihat Raja Deimos dan Alcander serta teman-temannya.

"Apakah cuman aku doang tapi, aku deg-deg an,"bisik Lisa

"Tidak hanya kamu Lis,"balas Auri

Raja Deimos pun memulai pidatonya. Tidak perlu aku jelaskan yang jelas pidato itu adalah pidato memotivasi. Setelah selesai pidato, semua orang berteriak dengan semangat.

Alcander dan Raja Deimos pun pergi memimpin para knight dan penyihir yang ada. Kami semua maju ke depan gerbang utama Kerajaan Deimos. Semua terlihat siap.

"Pst... sebentar lagi kita akan pergi,"kata Tina sambil menengok ke arah kami.

"Yep, siap-siap saja,"balas Thalia

"Woy, lihat depan!"kata Alexa

Kami pun melihat ke depan dan melihat sebuah istana. Istana itu tidak sebesar Deimos tapi, yang mengejutkan adalah istana itu yang bergerak dan melayang. Di bawah istana itu, dari hutan yang mengelilingi kerajaan dapat dilihat monster dan demon.

"Untuk Apocryph, untuk Deimos!"teriak sang raja

"Untuk Apocryph, untuk Deimos!" teriak semua orang

"Maju!"teriak sang raja, kuda yang dia tunggangi berlari ke arah pasukan mahluk sihir dan demon.

Semua orang pun mengikuti. Para mahluk sihir dan demon yang melihat itu langsung berlari ke arah kami. Dua sisi berlari dan bertabrakkan.

"Lebih baik kita pergi sekarang,"kata Michelle. Kami mengangguk ke arah satu sama lain.

"Baiklah, kita harus ke istana itu. Walaupun terpisah ingat, tujuan kita adalah istana itu,"kataku

"Kalau begitu siap?"tanya Thalia

"Yep, ini mungkin dimana kita membutuhkan skill lari dan menghindar,"kata Auri

"Aku menyesal, saat di dunia lama aku tidak ikut dodgeball,"kata Lisa

"Hahaha, sudahlah ayo!"kata Michelle

Kami pun berlari dengan cepat ke arah istana yang melayang. Jika kalian bingung bagaimana posisi kami, maka akan kuberi tahu. Kai dan Amore berada di posisi tengah, Martha berada di team medic. Sedangkan kami.... kami memutuskan untuk melakukan hal bodoh dan pergi ke istana melayang itu.

Ya, mungkin bodoh tapi, kami harus mengalahkan tujuh jendral dan bertemu Jian, hanya bertemu Jian. Untuk Arenos... kita serahkan semuanya pada para guru.

Tapi, yang jelas kami menginginkan jawaban kenapa Jian mau gabung dengan Arenos. Jujur, kami semua penasaran. Sangat amat penasaran. Lanjut lagi...

Aku dapat melihat kalau aku mulai mendekat ke arah istana. Namun, aku tidak dapat melihat yang lain. Kami terpisah di dalam hutan. Memang jika kami terpisah, maka kami akan bertemu di pintu depan istana.

Aku pun berlari di tengah-tengah hutan. Sebelum aku merasakan suatu hal aneh. Aku pun mengeluarkan pedangku dan mengayunkannya ke arah kananku. Dan bertepatan itu juga, dari kanan terdapat sihir. Untung aku berhasil motong sihir itu.

"Wah, wah, wah... aku kaget kamu bisa memotong sihir itu,"kata seorang perempuan yang keluar dari balik batang pohon. Dia... Pyro... jadi, aku harus melawannya.

Isekai'd?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang