9. Bertemu

12 2 0
                                    

Tibalah hari dimana aku dan Rai janjian, ya…hari Jumat. Hari jumat yang tak akan bisa ku lupakan sampai kapanpun. Hari Jumat pertama yang akan mempertemukan kami. Aishhh…
sungguh! aku amat deg-degan.

“Semesta…ini begitu lucu, bagaimana bisa aku dan rai yang tak pernah kenal sama sekali pada hari ini kau izinkan aku bertemu dengannya.” Ucapku pada saat itu yang sedang duduk di depan kelas sembari memandangi langit,seketika aku tersenyum.

Aku merasakan suatu hal yang baru dalam hidupku, rasa yang benar-benar tak mampu ku lafalkan, hanya hati yang dapat menjelaskannya. Menjadi berbunga-bunga aku dibuatnya.

Aku yang masih memandangi langit kala itu, tak lama seorang berbadan tinggi cukup gagah dan keren dengan jam ditangannya datang menghampiriku. Rai datang. Kau tahu aku gugup saat itu! tak banyak basa-basi aku memberikan buku matematika kelas X milikku itu, “Terimakasih…”  ucapnya.

Aku mendengar suaranya, hari jumat pada saat itu juga menjadi hari pertamaku mendengar suaranya. Tuhan…aku tak bisa berkata apa-apa, kenapa rasanya aku seolah tak bisa
berbicara, tubuhku begitu kaku hanya degub jantungku saja yang berisik. Tak banyak perbincangan, hanya senyum yang mampu ku utarakan padanya dan kalimat “Iya, sama-sama.”

Melewati SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang