3. Senyumannya

25 2 0
                                    

Setelah aku tahu namanya, entah kenapa pada saat itu semesta selalu mengizinkanku untuk bertemu dengannya. Hampir setiap hari aku bertemu dengannya. Entah di kantin, di mushola, di taman sekolah yang jelas aku dan dia sering bertemu di perpustakaan.

Pernah, pada saat aku pulang sekolah sedang menunggu angkutan umum, dia lewat dihadapanku sembari memegang hidung yang terkesan menutupi mulutnya, aku melihat sedikit senyuman dari wajahnya. aku berbunga-bunga.

Semenjak aku melihat senyumnya (ini perspektifku kalau dia senyum), makin penasaranlah aku padanya, dan saat itulah aku deklarasikan bahwa aku jatuh cinta padanya titik.

***

Melewati SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang