‧₊ ❁ཻུ۪۪.;┊0.1꒱

11.3K 434 3
                                    

Seoul, 5 April 2020

Bandara Incheon

"Wah.. Tak kusangka Seoul sebesar ini,bahkan ini hanya bandaranya saja".

Gadis yang saat ini berdecak kagum apa yang di lihatnya.

"Berbeda sekali dengan di Daegu huft..".

"Ngomong-ngomong soal Daegu... Ahh!! Aku lupa menghubungi eomma".

Gadis itupun segera merogoh tas kecilnya dan mengambil benda pipih berbentuk persegi.

"Halo"

"Aigoo... So hyun-ah kau sudah sampai disana?".

Terdengar suara perempuan matang. Sangat bahagia pastinya, putrinya pergi dengan selamat.

"Eoh, Eomma ternyata Seoul sangatlah besar... Tunggu aku nee... Aku pasti akan membawa uang yang sangattttt banyak".

Diseberang sana hanya ada suara kekehan.

"HYAKK!! So hyun-ah!!".

So hyun menjauhkan handphone-nya dari telinga nya.

"Jin-ah jangan berteriak seperti itu kepada adikmu aishh kau ini".

"Hehehe mian miann".

So hyun hanya tersenyum mendengar suara telepon dari kakaknya dan juga ibunya membuat ia rindu.

"Hah.. Mendengar suara kalian berdua rasanya aku ingin kembali ke Daegu".

"HYAKK!! JANGAN!!".

Sekali lagi So hyun menjauhkan handphone nya dari telinganya sungguh gendang telinganya ingin pecah tidak kakaknya dan juga ibunya sama saja.

"Aigoo... Aku hanya bercanda yasudah aku tutup telepon dulu nee".

"Hm.. Jaga kesehatanmu disana".

"Nee.. Kalian juga eoh".

Telepon pun akhirnya ditutup. So hyun lalu pergi dari bandara.

Ia menelepon temannya,

"Yeobseyo?Yeri-ah".

"Oitt.. So hyun? Kau sudah sampai?".

"Iya sudah kirimkan alamatmu nee".

"Jl. XXXXX, Jika sudah hampir sampai kabari aku lagi ya".

"Baiklah, aku tutup ya".

'Tut'

"Huftt.. Jika aku naik bus, aku tidak tahu harus berhenti dimana. Tapi kalau naik taxi pasti akan menguras duitku".

*****

"Dad... Lihat gambal Ara".

Anak kecil sekitar berumur 3 tahun ini ingin menunjukkan hasil karyanya kepada sang ayahnya.

Tetapi tidak sesuai harapannya ayahnya begitu tidak peduli dengannya.

Dalam hati anak kecil itu terlihat kecewa, ia bertanya-tanya mengapa Daddynya selalu tidak ingin berbicara kepadanya.

"Taehyung ajak dia keluar!! Dimana Hana? Jika kau temukan ia sedang santai pecat saja!!"Titahnya.

Dengan cepat Taehyung menggendong anak kecil yang bernama Ara. Jeon Ara.

"Ara, mau main dengan oppa tidak?"Tanya Taehyung lembut.

Gadis kecil berkepang dua itu mengangguk.

"Poppo oppa dulu".

'Chupp'

Mereka berdua terkekeh, Daddynya yang melihat adegan Taehyung dengan anaknya tertegun. Ada rasa ingin memberi kasih sayang tetapi ia abaikan rasa itu.

Akhirnya Taehyung membawa keluar Ara.

"Ara ingin bermain apa hm?".

"Ara ingin menggambal Oppa ama Ara".

Ara memang tidak fasih dalam bicaranya tetapi saat ia menyebutkan namanya itu berbeda.

"Ya ampun Ara... Kamu darimana aja?".

Babysister yang merawat Ara terlihat panik,mungkin atau hanya buat-buatan ia saja.

Ara yang melihat babysisternya mengeratkan tangannya yang melingkar dileher Taehyung.

"Ayo sini sama Eonni Hana"Bujuknya.

Ara terus menggeleng, Taehyung merasa curiga ada apa deng Ara?.

Ditempat tadi seorang namja hanya terdiam saja, entah apa isi pikirannya itu.

"Yakk!! Jungkook kau mendengarku tidak?".

"Wah benar-benar".

'Brakkk'

Jungkook terkejut lalu ia menatap tajam Jimin, sang pelakunya. Jimin hanya bisa senyum-senyum aneh.

"Kau sedang memikirkan apa?!".

"Tidak ada"Jawabnya singkat.

"Kau lagi memikirkan Ara?Huft.. Kau itu Daddynya Ara masa kau masih teringat masa lalu hah, ingat Jungkook Ara bukan penyebab kematiannya".

"DIAM BAJINGAN!!"Bentak Jungkook.

Jimin hanya memandang Jungkook tatapan yang tidak bisa diartikan.

'Jika kau terus begini.. Bagaimana kau akan keluar dari masa lalumu. Bahkan kaupun tahu kalau kau lah penyebab kematiannya. Jika kau terus dirundungi masa lalu semakin besar juga ketakutanmu itu' -Jimin.

*****
Tbc?

05042020

Jangan lupa vote+comment

My Daddy Is Boss MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang