Dua sejoli sama gender dengan warna pakaian bak lambang YinYang itu tengah berjalan tenang, memasuki ruangan untuk menghadap Lan Qiren dan Lan Xichen. Keduanya tengah bertukar wacana sembari menikmati seduhan teh dalam sloki kecil antik.
Lan Qiren tersenyum, mengelus jenggotnya yang tumbuh sedikit lebih panjang. Kedatangan sang keponakan yang telah lama tak dilihat membuatnya tersenyum cerah. Namun, ketika pandangan itu beralih pada sosok Wei Wuxian di sisi Lan Wangji, ekspresi itu seketika berubah menjadi garang.
“Wei Wuxian! Sudah jam berapa sekarang? Kenapa kau selalu membuat Wangji terlambat?” sembur Lan Qiren tiba-tiba.
Sebelah alis Wei Wuxian terangkat ketika mendengar kalimat paman Lan Zhan yang selalu saja menyalahkannya. Dengan bergumam lirih, “Kenapa aku lagi yang disalahkan?” Wei Wuxian menggerutu.
“Wangji, kemarilah!”
Lan Qiren memanggil Lan Wangji dengan nada yang begitu lembut dan penuh kasih sayang. Hal itu berbanding terbalik dengan nada yang digunakan untuk berbicara dengan Wei Wuxian. Seketika kekesalan pun merambat dalam diri Wei Wuxian.
Dalam benaknya tersirat kata-kata, andaikan Lan Qiren bukan paman Lan Zhan, dia berniat akan menendangnya hingga terjerembab dan menungging di atas tanah.
Wang Yibo meraih jari jemari Wei Wuxian dan menggenggamnya erat. Entah mengapa, perasaannya menjadi tidak enak ketika berhadapan dengan lelaki tua yang ada di depannya ini. Firasatnya mengatakan, lelaki tua ini bisa mendampratnya sewaktu-waktu. Hal ini sama dengan firasatnya kemarin malam, sebelum bertemu Wei Wuxian.
Melihat Lan Zhan yang tampak tegang, Wei Wuxian jadi sedikit khawatir. Dia kemudian melirik ke bawah untuk memastikan sesuatu, mungkin saja ada bagian lain yang tegang selain wajah Lan Zhan. Namun, raut kecewa langsung terpampang ketika tidak mendapati apa yang dipikirkan otak nistanya.
Lan Xichen hanya tersenyum tipis ketika melihat ketegangan yang menyelimuti saudaranya. Dia pun berdiri, menepuk lembut pundak Lan Wangji lalu didorongnya perlahan ke hadapan Lan Qiren. “Tidak apa-apa, tenang saja. Paman, tidak akan memukulmu,” berbisik Lan Xichen menenangkan.
Wei Wuxian yang merasa Lan Zhan sudah di-handle oleh Lan Xichen pun memilih untuk mendudukkan diri dengan santai di tempat yang sudah disediakan. Selagi memperhatikan Lan Zhan dan Lan Qiren, tangannya bergerak meraih satu cangkir teh dan meneguk seduhan yang telah tersaji di depannya.
“Wei Wuxian!!!”
Seruan kembali tersiar dari sosok Lan Qiren, ketika melihat Wei Wuxian dengan tidak sopannya justru minum mendahului yang lain. Wei Wuxian yang terkejut pun akhirnya tersedak, dan berusaha menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak. Wajahnya tampak pias karena kesal.
Sesaat kemudian Lan Qiren kembali abai dan memilih untuk menyapa Lan Wangji.
“Wangji.” Lan Qiren menghampiri Lan Wangji.
Memeluk erat sang keponakan yang dirindukan, sementara irisnya berkilat menatap tajam Wei Wuxian yang tepat duduk di hadapannya, di belakang tubuh Lan Wangji.
Tubuh Yibo tiba-tiba terasa kaku. Dia tidak mengerti mengapa, tetapi lelaki tua ini membawa aura yang buruk, itu menurutnya. Sepertinya, mulai sekarang dia juga harus berhati-hati dengan si tua ini, selain Wei Wuxian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love From The Ancient Time 2 [✓]
FanficDi saat Lan Wangji masuk ke dalam dunia modern dan bertemu dengan Xiao Zhan, hal sama juga terjadi pada Yibo. Dia masuk ke dalam peradaban kultivasi yang sama sekali tidak dapat dia pahami, banyak ilmu yang menurutnya itu adalah ilmu sihir. Belum l...