Sunyi melanda bukan berarti tanpa raga, tanpa jiwa yang berkeliaran di sekitar ruangan tersebut.
Dekorasi kuno tapi sangatlah rapi dan unik adalah pemandangan yang meyambut kedatangan Wang Yibo. Ketika kaki jenjangnya melangkah ke dalam, dapat dirasakan betapa penting dan berharganya tempat ini.
Jujur saja, Wang Yibo bukan tipe orang yang suka membaca, tetapi dia memiliki berbagai macam koleksi buku di apartemennya. Mulai dari buku tentang bisnis, resep masakan, manhua, filosofi Budha, hingga novel BL pun dia punya. Itu semua karena Xiao Zhan, lelaki yang amat sangat dicintainya itu gemar membaca. Hingga salah satu ruangan di tempat tinggalnya pun menjadi perpustakaan pribadi lelaki yang tersebut.
"Wangji, kemarilah."
Alunan suara lembut dan halus yang memanggil membuat dia kembali melangkah, menghampiri sosok lelaki yang tengah duduk bersila sembari menarikan sebuah kuas dalam genggaman pada gulungan kertas yang digelar.
Wang Yibo mendukung diri, bersila di hadapannya dan memandang sembari mengernyitkan dahi karya Lan Xichen pada selembar kertas di atas meja. Itu adalah sebuah lukisan, lukisan tradisional zaman dulu seperti yang pernah Wang Yibo lihat di Museum Nasional Beijing.
Jadi, apakah aku terlempar jauh ke peradaban di masa lalu? Tapi aneh, kenapa tidak terjadi peperangan seperti di zaman dinasti?
"Apakah kau pernah melihatnya?"
Pertanyaan tiba-tiba yang meluncur dari bibir Lan Xichen membuat Wang Yibo sedikit berjengit. Sorotnya menatap bingung pada Lan Xichen seolah-olah menanyakan apa maksud dari kalimat tersebut.
"Melihat apa?"
"Lukisan seperti ini, di suatu tempat mungkin?"
"Ya, pernah," jawab Yibo singkat.
Namun, dalam hati dia bertanya-tanya, lelaki di hadapannya ini ... apakah seorang cenayang atau semacamnya? Hebat sekali dia bisa membaca apa yang terbersit di pikiran.
"Kau mungkin belum terbiasa, tapi percayalah ... Gusulan tidak seburuk yang kau bayangkan. Seperti Tuan Muda Wei. Awalnya dia juga tidak suka berada di Gusulan, tapi kau lihat dia sekarang, 'kan? Begitu nyaman tinggal di sini."
"Apa maks---"
"Wangji ...." Lan Xichen meletakkan kuas pada cawan kecil berisi cairan tinta hitam. Kepalanya terangkat untuk menatap Wang Yibo intens, kemudian melanjutkan, "Dia pasti akan kembali suatu saat nanti. Aku sendiri, tidak bisa mengetahui di mana keberadaannya sekarang, tapi aku percaya dia akan kembali."
Lan Xichen memamerkan ulasan senyum hangat di bibirnya, menatap raga saudaranya yang terdiam menegang. "Sampai saat itu tiba, bertahanlah di sini. Cobalah untuk menyesuaikan diri, lakukan apa pun yang membuatmu nyaman."
Kepala Wang Yibo terangkat, kedua maniknya menatap Lan Xichen penuh arti. Bagi Wang Yibo, ini aneh. Lelaki di hadapannya ini mengetahui jika dirinya bukanlah Lan Wangji. Namun, mengapa dia masih bersikap begitu tenang, seolah ini bukanlah suatu masalah yang perlu dibesar-besarkan.
"Kau sudah mengetahuinya? Kau tahu jika aku bukan Lan Wangji?"
Kekehan ringan mengudara, Lan Xichen lagi-lagi tersenyum tanpa beban. "Ya," ujarnya seraya mengangguk lembut. "Aku bahkan sudah mengetahuinya sejak pertama kali bertemu tatap denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love From The Ancient Time 2 [✓]
FanfictionDi saat Lan Wangji masuk ke dalam dunia modern dan bertemu dengan Xiao Zhan, hal sama juga terjadi pada Yibo. Dia masuk ke dalam peradaban kultivasi yang sama sekali tidak dapat dia pahami, banyak ilmu yang menurutnya itu adalah ilmu sihir. Belum l...