Zayn melajukan mobilnya cepat menyusuri jalanan menuju rumah Aize. Zayn mendapat kabar dari ibu Aize kalau tiba-tiba Aize jatuh pingsan. Zayn juga sudah menghububgi dokter yg juga sahabat kakaknya itu utk langsung menuju rumah Aize untuk melihat keadaannya mengingat ibu Aize sudah sangat renta saat ini.
Sesampainya Zayn di rumah Aize, ia langsung buru-buru masuk ke dalam rumah Aize. Terlihat kakak Zayn juga ada di mobil yg sama dan mengikuti langkah Zayn hingga tiba di ruang tamu keluarga itu. Sang ibu meminta agar Zayn menggendong Aize menuju kamarnya. Zayn langsung menggendong Aize menuju kamarnya yg berada di lantai dua.
Tak lama kemudian dokter yg menangani Aize tiba dan langsung memeriksa keadaan Aize. Sang dokter terlihat menanyakan beberapa hal pada ibu Aize utk kembali memastikan keadaan Aize
"Dia baik-baik saja", ujar dokter yg membuat tenang seisi rumah
"Apa dia tidak perlu dibawa ke rumah sakit?", tanya kakak Zayn terlihat cemas
"Aku dokternya, melihat kondisinya, aku jamin dia baik-baik saja. Dan lagi sebelum jatuh ke lantai, ibunya langsung menahan tubuhnya agar kepalanya tidak terantuk tanah. Jadi dia baik-baik saja. Selama tidak ada keluhan yg serius, dia tidak perlu ke rumah sakit", jelas dokter itu membuat semuanya mengerti
"Terimakasih banyak, dokter, maaf sudah merepotkan anda", ujar Zayn sambil membungkuk hormat pada sang dokter
"Tidak masalah", balas sang dokter. Akhirnya sang dokter pamit dari rumah Aize juga mengantar pulang kakak Zayn karna Zayn nampaknya masih mau menunggu keadaan Aize. Ibu Aize juga mengantar kedua orang itu sampai di depan rumah mereka. Setelah mereka menghilang, ibu Aize langsung menghampiri Zayn
"Apa kamu sudah makan?", tanya ibu Aize lembut
"Belum", jawab Zayn singkat sambil menggelengkan kepalanya pelan
"Kalau kamu mau makan, kamu bisa turun kebawah. Tante sudah menyiapkan makanan untukmu. Apa kamu ingin menginap?"
"Ya, aku akan menemani Aize disini", jawab Zayn dengan anggukan kepala sambil tetap memegangi tangan Aize dan sesekali mencium punggung tangannya. Ibu Aize meninggalkan Zayn dan Aize. Ibu Aize sangat mengenal Zayn. Semua teman-teman yg dimiliko Aize pun sang ibu tahu, jadi ia membiarkan kedua anak muda itu berada di kamarnya menunggu Aize hingga sadar.
Zayn menatap sendu Aize yg terlelap di hadapannya. Ia mengelus lembut puncak kepala Aize berharap Aize segera terbangun dari tidurnya
"Aku mohon... jangan tinggalkan aku", ucap Zayn pelan menahan tangisnya
~~~~~~~~~~~~flashback~~~~~~~~~~~~
"Aize, hujan mulai turun", ujar Zayn mengingatkan Aize yg kini berjalan disampingnya tanpa menggunakan payung ataupun jaket. Aize membalikkan tangannya dan merasakan tetes-tetes hujan mulai turun membasahi telapak tangannya
"Ah, kamu benar. Kita harus mencari tempat berteduh", ujar Aize sambil menatap Zayn
Tak lama setelah itu, hujan turun dengan derasnya membuat Aize dan Zayn basah kuyup padahal baru sebentar hujan itu turun. Mereka berteduh di bawah pohon kecil yg sebenarnya tidak cukup untuk mereka berdua tapi mau bagaimana lagi, disana tidak ada tempat yg bisa mereka jadikan tempat berteduh. Aize mulai merasa dingin memasuki tubuhnya hingga menusuk tulangnya dan tanpa sadar giginya bergetar menandakan kalau ia sangat kedinginan
"Aku... punya mantel", ujar Zayn pelan yg pastinya tidak terdengar oleh Aize karna suara hujan jauh lebih keras dari suaranya. Zayn merogoh tasnya lalu mengeluarkan mantelnya dan langsung memakaikannya di tubuh Aize. Aize terbelalak melihat aksi romantis Zayn padanya dia yakini saat ini pasti pipinya memerah sempurna

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUVEZ-MOI DANS VOTRE MÉMOIRE
Romance"Ini adalah yang terakhir" "Aku ingin melupakan semuanya, tentang kamu, tentang kita" Itulah kata-kata terakhir yang aku dengar sebelum akhirnya aku menghilang dari kehidupannya Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang kamu cintai melupakanmu setiap...