AMNÉSIE

28 2 1
                                    

Ini tulisan kedua aku, beda cerita memang, tapi aku harap kalian menyukainya. Sekali lagi, semuanya yg ada disini murni hasil karyaku sendiri, mohon maaf apabila terdapat kesamaan dalam bentuk apapun itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seorang gadis mengerjapkan matanya berulang kali untuk memperoleh kesadarannya seutuhnya. Dia sedang mencerna apa yang baru saja terjadi. Di sekelilingnya hanya ada tembok dan langit-langit yang berwarna putih.

"Kamu sudah sadar? Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu baik-baik saja?", tanya seorang laki-laki di sebelah ranjangnya. Dari yang dapat gadis itu cerna dalam otaknya, ini adalah rumah sakit. Yang dia ingat terakhir kali adalah ia sedang bekerja di salah satu perusahaan (tempatnya bekerja). Namun sekarang ia berada di rumah sakit dengan seorang laki-laki (?) bahkan ia sama sekali tidak mengenalnya, ia tidak mengenal siapa laki-laki ini

"Kamu baik-baik aja, kan, Aize?", tanya laki-laki itu lagi. Sekali lagi, gadis yang dipanggil Aize itu memandang laki-laki itu dengan aneh. Ia tahu namanya Aize, tapi bagaimana orang ini bisa mengetahui namanya? Bagaimana orang ini mengenalnya yang bahkan tak mengenal orang ini? Aize bukan seorang artis, idola atau bahkan selebgram, ia hanya seorang karyawan biasa

"Maaf, kamu siapa, ya?", tanya Aize dengan bingung dan heran. Laki-laki itu sedikit terkejut dengan perkataan Aize. Bahkan laki-laki itu sedikit tidak percaya dengan pertanyaan Aize

"Kamu tidak mengingatku?"

"Maaf, memangnya kita saling mengenal, ya?"

"Aku Zayn"

"Zayn?", ulang Aize menerawang "Sepertinya saya tidak mengenal nama itu"

"Kita pernah sekolah di sekolah yang sama dulu, kamu lupa?", tanya Zayn dengan mata berharap, berharap Aize akan mengingatnya. Tapi Aize menunjukkan reaksi yang berbeda. Ia nampak menerawang jauh seakan berusaha mengingat sesuatu. Tapi nihil, ia tidak menemukan memori apapun dalam ingatannya tentang orang bernama Zayn ini

"Maaf, sepertinya kamu salah orang", elak Aize

"Kamu sekolah di Akademi Xaverius, kan? Di kelas 2-C, apa aku salah?", tanya Zayn masih berusaha membuat Aize mengingatnya

"Kamu sekolah disana juga? 2-C memang kelasku, sih", jawab Aize mulai tertarik

"Aku juga ada di kelas yang sama denganmu", ucap Zayn membuat Aize terkejut kaget

"Benarkah? Sepertinya saya tidak mengingat ada nama Zayn di kelas dulu", jawab Aize sedikit bingung karna ternyata orang yang mengenalnya ini adalah teman satu kelasnya dulu. Tapi sepertinya harapan Zayn agar Aize mengingatnya walau hanya sedikit adalah mustahil. Akhirnya mereka saling bercerita tentang masa sekolah mereka bahkan teman-teman mereka semua. Walaupun Zayn agak kecewa karna Aize tidak bisa mengingatnya, biar bagaimanapun saat ini adalah saat yang paling dibutuhkan Aize untuk istirahat setelah mengalami kecelakaan yang mengakibatkannya koma selama 3 hari dan sekarang kehilangan ingatannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kondisinya sangat baik, bahkan dia tidak mengalami cedera parah, hanya beberapa luka luar, tapi untuk kepalanya, dia harus menjalani CT-Scan agar hasilnya lebih akurat", jelas seorang berjas putih. Dari penjelasan dan pakaiannya pun sudah dapat diketahui bahwa ia adalah seorang dokter di rumah sakit ini

"Tapi dia sama sekali tidak mengingat saya, dok", ucap Zayn

"Saya sudah melakukan pengecekan menyeluruh dan tidak ada gejala yang menunjukkan bahwa dia amnesia. Dia bahkan masih bisa mengingat kejadian sebelum terjadi kecelakaan", jelas dokter tersebut

"Kalau begitu apakah ada kemungkinan kalau seorang pasien mengalami amnesia atau hilang ingatan hanya kepada satu orang saja, dok?", tanyanya lagi

"Kalau secara medis, mungkin tidak, tapi kalau dia mengalami gangguan psikis, mungkin itu bisa mempengaruhi ingatannya", jelas dokter itu membuat Zayn sedikit berpikir "Seperti terlalu stres atau depresi sehingga ia melupakan kejadian tertentu ataupun trauma juga bisa menyebabkan pasien amnesia. Tapi saya belum pernah mendengar ada pasien kehilangan ingatannya hanya pada satu orang saja", sambung dokter itu sambil meletakkan tangannya di dagu seolah sedang berpikir keras. Zayn sedikit tidak mempercayai perkataan dokter itu. Setelah cukup lama mendengarkan penjelasan dari dokter itu, akhirnya Zayn keluar dari ruangan dokter itu dan segera kembali menuju ruang rawat pasien dimana Aize berada. Sepanjang perjalanan menuju ruang rawat inap, Zayn terus termenung mengingat kembali hal terakhir sebelum kecelakaan itu terjadi

TROUVEZ-MOI DANS VOTRE MÉMOIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang