LA DÉCISION

4 1 0
                                    

Zayn nampak meregangkan tubuhnya kelelahan. Ia pulang larut hari ini karna harus mengurus beberapa pekerjaan sejak teman satu timnya harus cuti melahirkan. Zayn melirik jam di tangannya. Pukul 20:22. Zayn berpikir untuk segera langsung pulang ke rumah, namun pandangan terhenti saat ia melihat sebuah kedai kecil di jalan yang ia lalui. Ia pun memarkirkan mobilnya berniat untuk singgah di kedai itu

"Selamat datang", ucap seseorang dari kejauhan yang diyakini Zayn seorang pelayan di kedai itu

Zayn langsung melangkahkan kakinya masuk kedai itu lalu memilih salah satu meja disana. Ia memesan makanan dan minumannya lalu sambil menunggu, ia melemparkan pandangannya keluar jalan. Tak lama kemudian, Zayn menangkap sesosok kakek yang berdiri dekat dengan kedai itu sambil menatap dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Zayn yang tergerak hatinya langsung keluar lalu mengajak kakek itu untuk masuk. Setelah memesan makanan untuk sang kakek, Zayn mengajak sang kakek untuk duduk di hadapannya

"Sudah berapa lama kakek berdiri disana?", tanya Zayn. Sang kakek hanya tersenyum. Zayn dapat merasakan kalau dia mengenal sang kakek tapi entah dimana

"Apa kakek tidak kedinginan di luar sana?", tanya Zayn lagi. Sang kakek masih tersenyum

"Dimana kakek tinggal? Biar saya antarkan kakek ke rumah kakek"

"Selamat menikmati", ucap pelayan mengantarkan makanan pesanan Zayn. Zayn membalasnya dengan anggukan

"Mari makan, kek", ucap Zayn lalu mengambil peralatan makannya lalu memasukkan makanannya itu ke dalam mulutnya

"Kamu memang baik, Zayn", ucap sang kakek akhirnya tanpa menyentuh makanan dihadapannya. Zayn menengadahkan kepalanya melihat sang kakek

"Kamu layak bahagia"

"Maaf, kek, saya bukan orang yang sempurna, hanya saja, saya merasa terganggu kalau ada orang yang membutuhkan tapi saya tidak membantunya"

"Kamu pasti sangat mencintai Aize"

DEG!

"Maksud kakek?"

"Kamu tahu? Aize sangat mencintaimu. Penyesalanlah yang membuatnya memilih untuk melupakanmu"

"A-apa?"

"Aize menyerahkan ingatannya pada kegelapan. Ia menyerahkan seluruh kenangannya denganmu pada kegelapan sehingga ia tidak merasakan sakit karna penyesalan. Ia juga tidak mau memberikan kemalangannya padamu sehingga dia lebih memilih melupakanmu"

"Bagaimana kakek bisa tahu?"

"Hanya satu hari..."

"Apa?"

"Hanya satu hari itu saja kamu dan dia bisa merubah segalanya. Hanya pada hari itu saja, kamu akan memilih takdirmu. Mengingat semuanya dengan membawa kenanganmu dengannya untuk dihadapi bersama atau melupakan ia selamanya dan menghilang dari dunia ini selamanya"

DEG!

"Pada saat malam bulan penuh atau bulan purnama. Ketika kamu menerima kembali cintanya dan menjadi satu dengannya, maka kamu akan bersama dengannya selamanya tapi jika kamu memilih untuk melupakan semuanya, maka kamu harus berpisah dengannya selamanya. Dan Aize akan menjadi sebuah lukisan seperti yang pernah kamu lihat di bar tempat kamu minum waktu itu"

'Apa? Lukisan? Lukisan tanpa wajah itu?', ucap Zayn dalam hati mengingat lukisan yang dimaksud sang kake. Zayn ingat pernah melihatnya di sebuah bar yang berada di ujung jalan

"Akan kuberitahu satu hal padamu, terimakasih sudah membeli minuman yang kujual waktu itu. Dan terimakasih juga meberikanku makan hari ini. Kamu sangat baik Zayn, dan kamu sangat menyayangi Aize. Semoga kamu bahagia"

TROUVEZ-MOI DANS VOTRE MÉMOIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang