My Expression

231 19 2
                                    

Title : My Expression

Pairing : NejifemGaara, a little bit SasufemNaru

Disclaimer : Naruto belong to Masashi Kishimoto-sensei

Warning : Un-betaed, Typos, GS, OOC, AU

Summary : Walau aku tak memiliki ekspresi, dia mau menerimaku apa adanya.

( 。・_・。)(。・_・。 )

Gaara P.O.V

Setiap hal terkecil yang ada pada orang yang kau cintai pasti menjadi bagian terpenting untukmu. Itulah yang aku rasakan sekarang. Hal-hal kecil dari seorang Hyuuga Neji merupakan harta karunku. 

Seperti kebiasaannya yang merapikan rambut hanya dengan jari tangan, atau saat matanya yang menyipit agar bisa melihat tulisan di papan tulis karena minus dimatanya namun terlalu gengsi untuk memakai kacamata.

Semua hal kecil yang terkadang luput dari pengelihatan orang lain, justru menjadi fokus utamaku. Aku ingin tahu lebih banyak tentang Hyuuga Neji, aku ingin mengenalnya lebih dari sekedar teman sekelas. Aku ingin dia melihatku sebagaimana aku melihatnya. 

Dan untuk bisa mendapatkan itu semua, aku harus membereskan diriku dulu. Bagaimana aku bisa memikat seorang Hyuuga Neji jika aku tidak bisa mengekspresikan diriku dengan baik dan lagi aku tidak berani untuk menyatakan perasaanku padanya.

"Jangan dilihat saja Gaa-chan. Sana, hampiri dia, selagi tidak ada fans yang mengelilinginya." Aku berbalik dan menemukan sahabat baikku, Namikaze Naruto, sedang memberikan senyuman penuh arti kepadaku. Aku hanya menatapnya tanpa ekspresi, padahal dalam hatiku aku malu setengah mati karena ketahuan sedang memperhatikan Neji. 

Namun sayangnya kelebihan seorang sahabat pastilah bisa membaca setiap gesture yang aku buat karena Naruto sepertinya sudah tahu bahwa aku sebenarnya sangat malu. Atau mungkin lebih tepatnya hanya Naruto yang bisa membacaku dengan baik.

Oh, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Sabaku Gaara. Gadis pendiam tanpa ekspresi. Itulah yang sering dikatakan orang lain kepadaku. Aku memang pendiam, aku memang jarang bersosialisasi dengan orang lain. 

Terkadang orang lain salah paham dengan ekspresiku yang datar-datar saja bahkan terkadang dingin. Mereka selalu bilang bahwa aku acuh dan menganggap orang lain dibawahku.

Aku tidak begitu. Aku hanya panik dan malu jika ada orang lain mendekatiku. Tapi karena wajahku yang tidak bisa berubah sesuai dengan perasaanku, maka jadilah aku disebut seperti itu.

Karena kesulitanku berinteraksi dengan orang lain, akhirnya aku tidak mempunyai teman. Satu-satunya temanku disekolah ini hanya adik kelas slash sahabatku Naruto. Itu pun karena aku tidak sengaja menemukan dompet kodok yang dia beri nama Gamabunta, miliknya pada saat aku melintas dikelasnya yang kosong. Dompet kodok itu tergeletak begitu saja di salah satu meja kelas.

Merasa bahwa pasti ada orang lain yang akan mencarinya dan takut jika dompet tersebut hilang, maka aku mengambil dan menyimpannya sampai aku tahu siapa pemiliknya. Aku beruntung karena dibelakang dompet hijau itu terdapat stikter dengan nama si empunya. 

Aku langsung mencari si pemilik dan memberikannya. Aku tidak mengira jika ketidaksengajaanku menemukan benda itu membuatku menjadi sahabat dari salah satu gadis terpopuler di sekolah.

Kami menjadi dekat karena selain Naruto merasa berhutang budi karena telah menemukan 'pacar' kecilnya itu, kami berdua juga menyukai hal yang sama, yaitu menyanyi. Aku suka menyanyi. Aku dan Naruto bergabung dalam klub menyanyi di sekolah kami. Selain menyanyi, aku juga suka melukis dan memasak. Tak ada yang lebih aku sukai dari ketiga hobiku itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

And Then...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang