Prolog

50 5 0
                                    

Gadis berusia sekitar 5 tahun ini sedang menatap langit sore menjelang malam di taman panti, duduk di tembok pembatas antara pagar panti yang tinggi nya hanya se pinggang gadis itu. memperhatikan dengan seksama bagaimana matahari meninggalkan dunia nya. Gadis itu sangat menyukai senja. Baginya, walaupun sementara, tapi ia sangat indah.

Gadis dengan pemikiran seperti itu bisa dikatakan gadis cerdas. Namun sayangnya, gadis itu merasa kesepian. Seolah dunia hanya ada dirinya, tidak ada siapapun.

Dia tak bisa merasakan dekapan seorang ibu, kelembutan tangan ayah, kasih sayang keduanya. Dia tak bisa merasakan itu. Bahkan, dia tak mengenal atau tak mengetahui dimana keberadaan orang tuanya.

"Nak! Langit sudah mulai gelap. Ayok kita masuk!" teriak ibu panti kepada anak anak yang masih berkeliaran diluar panti.

Gadis itu hendak pergi, namun terhenti karena melihat seorang pria yang sedang duduk tepat ditempatnya, namun agak berjauhan. Dia tengah menatap langit yang mulai menggelap juga.

Gadis itu pun menghampiri pria dengan gigi kelinci itu.

"Kau tak mau masuk?" tanya gadis itu saat sudah berada dihadapannya.

Awalnya pria itu tak menghiraukan nya dan masih menatap langit yang menggelap. Namun detik berikutnya, pria itu menoleh ke gadis manis yang berada di hadapannya.

"Aku belum terbiasa,"

Gadis itu menyergit, "Maksudmu?"

"Kau baru berada disini?" akhirnya gadis itu duduk disamping nya dan mulai mengamati pria gemas ini.

Pria itu mengangguk, "Kedua orang tua ku baru saja meninggal. Dan aku dititipkan disini oleh pamanku, dia tak bisa merawatku karena keekonomiannya"

Gadis disamping nya sempat tersentak karena dengan sangat santai nya dia menceritakan masalahnya dengan orang yang tak di kenalnya.

Tapi dia tak menghiraukan itu, mungkin memang ini yang pria itu butuhkan, mencurahkan isi hatinya.

Gadis itu menghela nafasnya, lalu tersenyum manis "Kau mau berteman?"

08-04-2020

SENJA - JJK• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang