Part 12

8 1 0
                                    

Jungkook Pov

Malam ini aku benar benar tak bisa tidur. Pikiranku terus kepada boneka pink di kamar Hyera dengan bingkai foto yang terbalik. Pikiranku seolah diserbu beribu ribu pertanyaan yang tak bisa ku jawab.

Mata ku memandang tv yang menyala, namun tidak dengan pikiranku.

Hyera sudah pergi ke kamarnya sejak 20 menit yang lalu. Sebenarnya aku ingin bertanya perihal itu kepada Hyera. Tapi menurutku itu sedikit tidak sopan karena mengikutcampuri masalah pribadinya.

Ada banyak kejadian yang menunjukkan bahwa Hyera adalah sahabatku.

Pertama, dia bilang bahwa sahabatnya memiliki gigi kelinci sepertiku. Kedua, tingkah laku nya mirip sekali dengan Senjaku. Ketiga, boneka itu, boneka yang kuberi saat dipanti.

Itu semua tidak menutup kemungkinan bahwa Hyera adalah Senjaku.

Tapi aku masih tak yakin karena aku belum memiliki bukti yang kuat. Otakku masih menolak itu semua, tapi hatiku seolah meyakinkan bahwa Hyera adalah Senjaku. Entahlah, ini terlalu rumit.

"Jungkook?" Aku menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Hyera dengan piyama nya dan membawa botol minum.

"Kau belum tidur?" Aku menegakkan badanku spontan.

Hyera duduk disebelahku, "Perilaku mu aneh sekali setelah pergi ke kamarku tadi. Apa ada masalah?"

Mulutku gatal sekali ingin menanyakan hal itu. Tapi aku tak boleh gegabah, aku takut jika Hyera mencurigaiku.

"Jungkook?" Hyera menyadarkanku yang sedang melamun.

"Ah-ah Tidak! Tidak terjadi apapun dikamarmu" aku tersenyum kikuk padanya.

"Kau belum tidur?" aku mencoba mengalihkan obrolan itu.

"Aku sudah tidur. Tapi tiba tiba tenggorokanku kering, jadi aku memutuskan untuk mengambil minum" jelasnya.

Aku mengangguk seolah baru sadar bahwa dia menunjukkan botol minumnya sekarang.

"Kau—

"Aku baru saja mau tidur dan akan mematikan tv nya" Aku tau apa yang akan Hyera tanyakan, jadi aku memotongnya untuk menjawabnya.

Hyera mengangguk dan berdiri, "Baiklah kalau begitu, selamat malam"

"Selamat malam"

Apa aku perlu bertanya?

Aku sungguh penasaran. Bisa bisa aku mati penasaran jika seperti ini terus.

"Hye-hyera" ucapanku menghentikan Hyera yang sudah berada di dekat tangga.

Hyera menoleh kepadaku, "Hm?"

Aku berdiri.

Sungguh, aku masih ragu.

Aku menelan saliva karena merasa gugup.

Aku memang ingin berucap, namun pikiranku terus saja berdebat ingin berucap atau tidak. Membuatku dilema sekarang.

"Ada yang ingin kau tanyakan?" Sepertinya Hyera cukup peka akan gerak gerik ku.

"Ti-tidak! tidak jadi" Aku tersenyum kikuk.

Sepertinya ini bukan waktu yang tepat.

Hyera menghela nafasnya, "Baiklah, tidurlah besok kita akan bekerja"

Aku mengangguk. Hyera pun menaiki anak tangga.

Aku kembali duduk, "Semoga kau bukan Senja ku, Hyera"

SENJA - JJK• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang