10|| misunderstanding

886 76 4
                                    

To be honest I feel jealous, I don't know why this happened but this is all because I'm afraid of losing you ... am I starting to love you? will I lose to our agreement from the start? let time answer all that.
.
.
.
"

Aku ... aku bisa mati jika terus seperti ini! Oh, ayolah~ jantungku ... Aku yakin kau bisa diajak kompromi. Belum cukup satu minggu aku mengenal Suga, mana mungkin aku bisa jatuh cinta padanya secepat itu, bukan?" Yeoreum bertanya kepada dirinya sendiri, membuatnya merasa sangat konyol. Ia menolak untuk jatuh cinta, tapi setelah dipikir-pikir ... Apa gunanya menolak? Mereka kan suami-istri, bukankah itu hal yang bagus jika Yeoreum jatuh cinta kepada Suga?
.

.

.

"Terima kasih banyak atas kedatangan kalian semua. Semoga resep untuk hari ini bisa kalian kreasikan di rumah masing-masing." Saemi tersenyum manis saat kelas memasak untuk hari ini sudah selesai. Para ibu-ibu sudah mulai pulang dijemput oleh suami masing-masing, adapula yang berjalan kaki beriringan. Namun, Yeoreum masih tetap terdiam di tempatnya layaknya sebuah patung yang tidak bergerak sedikitpun, terus berdiam diri seraya menundukkan kepalanya memandangi keramik.

Saemi sudah mendengar apa yang sedang terjadi dengan wanita tersebut, dan dia ikut merasa sedih mendengarnya. "Yeoreum-shi, kelas sudah bubar, apa kau tidak akan pulang?" ucapnya secara lembut.

Yeoreum tersentak kaget karena melamun, dengan cepat ia memasang senyum manis meski terpaksa pada Saemi. "Ah, baiklah. Aku akan pulang."

Saemi tersenyum "Apa ... Suga tidak menjemputmu?"

Wanita itu kembali menunduk dan tersenyum miris, "A-a ... Mungkin tidak, dia sedang sibuk. Mungkin."

"Hmm ... Baiklah, aku akan menyuruh Soobin untuk mengantarmu."

"Eoh! Tidak usah, aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi." tolak Yeoreum cepat. Namun, Saemi tetap bersikeras.

"Berbahaya jika kau pulang sendirian. Tunggu sebentar, akan aku panggilkan Soobin."

Saemi masuk ke dalam dan saat keluar dia sudah membawa Soobin di sampingnya. Yeoreum tahu bahwa pemilik les memasaknya itu adalah orang yang sangat keras kepala. Semakin keras Yeoreum menolaknya, maka akan semakin besar pula Saemi menyuguhi.

"Mau naik motor atau jalan kaki?" tanya Soobin.

Yeoreum tersenyum dan menjawab, "Jalan kaki. Aku lebih suka jalan kaki."

Mereka pun berjalan dalam diam, berkecamuk dalam pikiran masing-masing. Jalan yang mereka lewati adalah jalan yang biasanya Yeoreum dan Suga lewati bersama, dengan sebuah pertengkaran kecil atau hanya sekedar bergenggaman tangan. Suga memang aneh. Kadang pemuda itu bisa bersikap begitu lembut namun, kadang juga menyebalkan. Walaupun begitu, sikap pria itu mempertegas statusnya sebagai suami Yeoreum.

"Yeoreum, ada apa?" Soobin bertanya khawatir saat melihat perubahan ekspresi pada wajah Yeoreum. Yeoreum segera tersadar dan tersenyum paksa.

"Tidak, tidak ada apa-apa," tukasnya.

"Aku heran. Baru kali ini Suga tidak menemanimu." Soobin kembali berbicara. "Apa ... Hubungan kalian baik-baik saja?"

"Ya, seperti itu."

"Hmm ..." Soobin tampak berpikir saat mendengar perkataan dari Yeoreum. "Apakah kau sudah pernah mencoba untuk mendekatinya lagi?"

Yeoreum menatap Soobin dan menggelengkan kepala sebagai respond.

"Itu masalahnya, Yeoreum. Kalian hanya terus saling mengejek diri tanpa ada niat untuk saling mendekat satu sama lain. Hmm ... Bagaimana kalau kau yang memulai duluan?" usul Soobin dengan sebuah senyuman yang tercetak di wajahnya. "Kau bersikaplah seperti biasanya, maka Suga perlahan-lahan akan mengikutimu."

Secret || Min yoongi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang