🐧Chapter03🐧

1.5K 116 3
                                    

SELAMAT MEMBACA

||🐧Chapter03🐧||

Malam harinya perut Yaya terasa sangat sakit sebab kelaparan, lantaran makanan yang ia buat tadi sore malah ibu mertuanya habiskan tanpa tersisa sedikitpun untuknya. Mas David bahkan mengatakan jika ibunya wajar jika makan banyak, karena masih sakit. Tapi logika saja, orang bangsa manaaa yang sakit tapi malah makan banyak!?

Yaya yang tak bisa berbuat banyak pembelaan hanya bisa terdiam tanpa mau membuat masalah lagi dengan suami maupun ibu mertuanya. Biarakan saja dia merasakan sakit perut ini dalam diam tanpa diumbar ke siapapun. Yaya mengambil napas panjang sambil berjalan ke arah dapur untuk minum air sebagai pengganjal rasa laparnya.

"Yaya! Mau ke mana kamu!?" tanya bu Mala dengan nada yang sangat tak enak untuk di dengar pada saat Yaya melewatinya.

Yaya terdiam tak minat menjawab pertanyaan ibu mertuanya. Sakit hati sendiri nantinya jika ia mengeluarkan suara.

"Kalo orang nanya itu di jawab!" sentak bu Mala geram.

Yaya melirik ke arah bu Mala tanpa minat. "Ibu kan lagi sakit, nggak baik kalo marah-marah, struk nanti," balasnya ketika kesabarannya mulai menipis.

"Dasar menantu keturunan Jin! Malah doain keburukan untuk ibu mertuanya sendiri!" sentak bu Mala.

"Ada apa sih Bu kok teriak-teriak?" tanya mas David yang baru kembali dari salat isya di masjid.

Hiks ... hiks ... hiks ....

"David, istri kamu malah bentak-bentak Ibu, Nak. Gara-gara nggak nyisahin makanan tadi buat dia." jawab bu Mala sambil mengeluarkan air mata buaya saat menjawab pertanyaan anaknya. Sekarang bu Mala merasa sangat senang, karena berhasil berada di posisi yang selama ini ia ia inginkan dimana David melihatnya seperti sedang di siksa Yaya.

"Apa!? Kamu bentak Ibu, Yank!?" tanya mas David sembari berlari menghampiri bu Mala untuk menenangkan hati wanita jahat itu.

Sudah Yaya duga, suaminya itu akan percaya dengan ucapan bu Mala yang nyatanya tak bisa di buktikan kebenarannya.

"Kalo aku jawab jujur, Mas David akan percaya? Iya?" tanya Yaya putus asa.

"Tentu saja aku akan percaya, Yank. Cepat jawablah dengan jujur," jawab David sambil memeluk pundak ibunya.

"Aku eng-"

Hiks ... hiks ... hiks ....

"Jangan percaya dengan dia, David. Percayalah dengan Ibumu ini." potong bu Mala saat Yaya akan menyerukan jawabannya.

"Tolong diamlah, Ibu. Biarkan istriku menjawab pertanyaanku terlebih dahulu," sahut David walau ada sepercik rasa sedih saat ia mengatakan kalimat itu pada ibunya. "Katakan Sayang, apakah kamu tadi membentak Ibu?" lanjutanya dengan bertanya pada istrinya.

"Eng—,"

"Sudahlah, Ya. Ibu nggak papa kamu bentak. Ibu ikhlas, jangan besar-besar kan masalah ini," potong bu Mala yang hanya bisa Yaya balas dengan ekspresi datar sambil mengurungkan niatnya pergi ke dapur. Ia malah balik arah untuk pergi ke mamang penjual seblak yang bertahta diujung kompleks.

Bodo amat dengan omelan Ibu mertua dan suaminya nanti. Ia merasa kesal kali ini. Tidak ada yang pernah membelanya saat ibu mertuanya itu mulai menetap di bawah atap yang sama dengannya.

"Mau ke mana kamu, Yank?!" tanya mas David begitu bingung dengan posisinya saat ini. Ia bingung lantaran ia begitu menyayangi dan mencintai istrinya. Tapi disisi lain, ia juga begitu menyayangi ibunya sampai takut menjadi anak durhaka seperti Malin Kundang.

"Titip Olga, Mas. Aku mau pergi keluar bentar." jawab Yaya tanpa menoleh.

"Dia benar-benar betina yang nggak punya akhlak, Dav. Ibu mohon carilah wanita lain lagi, dia enggak bisa merawat Ibu, Nak. Hiks ...," ucap Mala dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Tenanglah Ibu, jangan pernah mempunyai pikirkan untuk mencari menantu lain lagi, kalo istri aku aja belum bisa Ibu sayangi dan cintai," balas mas David berusaha membuat pengertian kepada ibunya yang menginginkannya memadu Yaya.

Memadu Yaya sangatlah tidak gampang baginya, karena ia masih mencintai wanita itu, terlebih saat ini tempatnya dan ibunya berteduh masih menumpang di rumah milik Yaya.

"Kamu kok gitu sih Nak sama Ibu? Kamu kok mulai bantah sih sama Ibu? Kamu kenapa nggak hormat lagi sama Ibu? Apa salah Ibu, Nak?"

Hiks ... hiks ... hiks ....

Bu Mala mulai mengeluarkan air mata buaya lagi saat memberikan banyak pertanyaan itu pada anaknya.

Mas David menggeleng cepet. "Ma-maaf Bu, David nggak sengaja. David nggak tau kalo ucapan David itu akan melukai hati Ibu, Ibu maafkan David," pinta mas David penuh sesal sembari meraih tangan ibunya untuk ia salami berkali-kali. "Maafin David Ibu. David salah, Ibu nggak pernah salah sama David, David yang malah selalu salah sama Ibu, maaf." sambungnya.

"Apa-apaan kamu Nak? Kamu nggak pernah salah sama Ibu, Ibu juga nggak pernah salah sama kamu. Yang salah itu Yaya sama anak sialan wanita itu. Ibu sangat membenci mereka berdua. Benci sekali." balas bu Mala.

Sebernaya, perih mendengar ucapan ibunya itu. Tapi, daripada ia tambah berdosa, ia lebih baik diam tak membalasnya sama sekali.

"Nak! Apakah kamu mau menikah lagi? Jika mau Ibu janji akan carikan kamu pasangan yang lebih baik dari yang sekarang kamu miliki. Ibu janji, Nak. Janji!" ucap bu Mala.

"Ibu," panggil mas David pelan.

"Iya kenapa? Kamu mau, Nak? Kalo mau Ibu carikan ya? Soalnya tadi siang baru download aplikasi pencarian jodoh di playstore atas saran mbak Lala,"

"Ibu, Ibu kan tahu kalo mbak Lala itu bukan orang baik-baik, kenapa Ibu malah percaya sama dia? Tapi semantara itu, di saat ada orang yang bener-bener baiknya sama kita kayak Yaya, Ibu malah nggak suka dia. Ibu kenapa sih?" tanya mas David frustrasi. Ia di luar kendali lagi saat ini.

"Kamu kok gitu lagi sama Ibu?" tanya bu Mala dengan suara lirih sambil menunduk pura-pura sedih.

"Maaf," balas mas David lirih.

"Kamu semenjak sama Yaya berubah, Nak." ucap bu Mala penuh dari lubuk hati paling dalamnya.

Aku nggak pernah berubah Ibu. Hanya saja, cara pandang Ibu ke aku sudah tak sama lagi seperti dulu. Batin mas David sambil berdiri.

"Maaf Ibu. David pergi cari Yaya dulu ya? Titip Olga bentar. Assalamualaikum." pamit mas David lalu pergi dari hadapan ibunya.

"Wa'alaikumussalam." balas bu Mala sangat sedih. Ia ingin sekali menyadarkan anaknya jika Yaya yang selama ini pria itu kenal bukanlah perempuan baik-baik.

~~~

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA♡

FOLLOW WP SAMA IG KU YA?

azzindaah_ (@)kangindah

Jangan sider dong, hargai kenapa tulisan aku ini :(

06 April 2020
R: 28 Mei 2020

Lelah √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang