🐧Chapter06🐧

1.2K 88 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

||🐧Chapter06🐧||

Asli demi apapun Yaya pusing banget mendengar ocehan suaminya. Suaminya itu sangat naif, ia sungguh tak tahan dengan perlakukan mas David yang nyerocos terus menerus, karena Yaya dicap tak benar dalam merawat dan menyayangi bu Mala yang masih sehat wal'afiat.

"Kamu seharusnya tuh hormat sama ibu, Yank. Ibu itu orang tua aku dan juga kamu. Hargai dan sayangi beliaulah sebagai masih hidup." suruh mas David. Padahal jika di inget-inget, Yaya telah menyayangi dan hargai bu Mala sejak is masih berpacaran dengan mas David.

Yaya tersenyum paksa sambil mengangguk pelan.

"Jangan diulangi lagi ya Yank? Ikuti aja semua perkataan ibu. Itu juga demi kebaikan kita," ucap mas David lagi.

"Iya Mas." balas Yaya penuh penekanan.

"Istri kamu kalo nggak bisa jadi menantu yang baik buat Ibu, Ibu akan carikan menantu baru buat kamu, Dav!" sahut bu Mala dengan mulut penuh makanan dari ruang makan.

"Aku nggak ingin punya istri lagi, Yank. Patuhi ibu ya? Mas mohon." lirih mas David dengan tatapan memohon.

"Seterahlah Mas. Pagi ini aku ada janji sama seseorang buat pergi jalan sehat. Aku pergi dulu ya." pamit Yaya lalu melenggang pergi menuju kamarnya untuk ganti baju.

"Iya Bu!" balas mas David atas sahutan bu Mala tadi sambil melihat punggung istrinya yang semakian menjauh darinya. "Aku mencintaimu, Yank." lirihnya sebelum pergi ke ruang makan, karena perintah ibunya.

~~~

Di lapangan Merdeka, tepat diadakannya jalan sehat, Yaya tersenyum lebar sambil menggendong Olga.

"Akhirnya ... bisa cari angin juga, huh." ucapnya dengan sangat bahagia.

"Mbak Ya, kenapa Mbak Ya nggak minta cerai aja sama mas David terus memulai hidup baru?" tanya Neli, anak tetangga kompleksnya yang baru lulus SMA tahun kemarin.

"Kamu apaan sih kok malah ngomong kayak gitu? Mbak kan sayang keluarga suami Mbak, nggak mungkin Mbak tega misahin diri sama mereka. Kecuali sih, kalo mereka menginginkan Mbak pergi." jawab Yaya dengan suara lirih, karena sepertinya ia bad mood dengan pertanyaan Neli tadi.

Neli tertawa pelan sambil mengambil Olga dari ibunya. "Mbak kalo mau jalan sehat sana! Biar aku di sini main-main sama Olga. Lagian aku lagi mager ke mana-mana. Dan juga lagi pen makan yang pedes-pedes dulu." ucapnya yang membuat senyum Yaya terbit kembali.

"Makasih ya, Nel." balas Yaya lalu segera masuk ke barisan yang sedang di tata oleh panitia jalan sehat setelah mengecup pipi dan dahi Olga.

Neli mengangguk, lalu ia juga segera pergi ke tempat teduh, agar Olga tidak kepanasan.

~~~

Mala tengkurap di kamarnya sambil mencarikan wanita yang menurutnya cocok dengan mas David setelah ia selesai berbelanja baju secara online yang ingin ia pamerkan ke duda kaya yang rumahnya berada tepat di rumah menantunya.

"Kenapa nggak ada yang cantik sih? Ini pasti ciwi-ciwi cantiknya karena pada peke kamera B612. Dih, dasar nggak pernah bersyukur punya wajah natural, sampe harus menggoda pria lain pake photo muna." cibir bu Mala saat melihat-lihat photo banyak wanita dewasa di aplikasi pencarian jodoh.

Saat sedang mencibir wanita-wanita yang ada di hp nya, bu Mala mendengar mobil dari arah rumah pak Santoso. Ia Segera bangkit, lalu pergi untuk melihat apa yang sedang terjadi di rumah tetangganya itu.

"Wow! Ya ampun, pak Santoso beli mobil lagi, astaga. Kaya banget sih dia. Nggak dapat dia bisalah David gaet anaknya. Eum yaaaa kalo anaknya perempuan. Eh, anaknya ke mana dah? Kok selama aku tinggal di sini nggak pernah liat? Aneh." ucap bu Mala yang sok pusing sendiri.

~~~

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

Lelah √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang