A | 1

368 161 48
                                    

BANTU TEMUKAN TYPO :)
*

"MOS cuma tiga hari, tapi aku dapet hukuman lebih dari tiga kali," adu Atalaric.

Kali ini aku dan Atalaric sedang duduk di halte. Adikku ini dari tadi mengeluh, padahal kalau diambil hikmahnya MOS itu banyak kegiatan positifnya.

"Hari ini aku udah muterin lapangan basket lima kali, dikerjain juga tadi sama kakak OSIS cewek, untung cantik."

"Ya sudah, kan udah selesai MOS-nya."

Atalaric menatapku. "Aku berasa kaya dijadiin target mereka menyalurkan emosinya."

"Perasaanmu saja," kataku, menenangkan.

"Nah itu, itu dia," kata Atalaric, menunjuk-nunjuk pemuda tegap berjalan menuju arah warnet depan.

Aku menepis tangannya. "Jangan ditunjuk-tujuk." Aku memperhatikan pemuda itu lamat-lamat, sepertinya aku pernah bertemu dengannya. "Ah, oh."

"Apa?" tanya Atalaric mengernyit.

"Bukannya dia yang waktu itu?"

Atalaric mengangguk mengiyakan. "Iya dia yang waktu itu." Atalaric mendekat ke arahku. "Dia temennya ketua OSIS," bisiknya.

"Terus?"

"Galak, kaya singa."

Aku tertawa, memukul pelan lengan Atalaric. "Hus! Jangan ngaco!"

"Zaheen."

Aku menoleh, mencari sumber suara yang memanggilku.

Lyra, teman kelasku mendekat. "Tiga hari gue nggak masuk, di kelas bahas apa aja?" tanyanya.

"Biasalah, masih pengenalan materi."

Lyra mengangguk mengerti. "Bagi jadwal ya nanti."

"Ok."

"Cowok di samping lo cakep, ajak kenalan gih. Nanti kalau udah dapet nomernya, bagi ke gue," bisiknya di telinga kiriku.

Aku terkikik geli, "kamu aja yang minta," kataku. Lagipula aku udah punya nomernya, woiii.

"Hahaha," Lyra tertawa. Cewek itu menepuk pelan punggung tangan kiriku. "Aku duluan ya, mau nyusul Bima, bisa ngamuk dia kalau aku kelamaan," pamitnya.

"Jangan lupa, jadwal kirim whatsApp ya, Heen!" teriak Lyra, ekor matanya melirik adikku yang duduk tenang menghadap lurus ke depan.

Aku mengacungkan jempol. "Siap!"

Lagaknya Lyra tertarik dengan Atalaric, dari tadi curi-curi pandang terus.

"Dia anak OSIS, kamu kenal nggak?" tanyaku basa-basi.

Atalaric melirik ke arahku. "Anak OSIS itu banyak, aku nggak sempat ngafalin mukanya satu-satu."

Aku sengaja menyenggol siku kirinya. "Siapa tahu kamu suka sama dia, kakak bisa bantu," kataku menggodanya.








__

Bumi, 17 April 2020

ABIMANYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang