MHC 15

1.4K 47 6
                                    

"Sepertinya aku tidak bisa berlama-lama di sini," ucap Fransisco seraya beranjak dari duduknya. Membuat Semuanya melakukan hal yang sama, kecuali Amarlic.

"Cepat sekali, Nak?" tanya Ameera. "Aku harus merapikan apartemen baruku, Mom," jawab Fransisco.

"Kau pindah?, sejak kapan, Frans?" tanya Erlina dengan wajah terkejutnya. "Yesterday, ayo main ke apartemenku, Erlina," ajak Fransisco.

Sialan kau, Frans, batin Steven.

"Hmm, lain kali saja. Aku ingin di sini menemani ibuku," tolak Erlina secara halus. Bagus, Erlina. Kau memang adik yang paling mengerti, batin Steven dengan seringaiannya.

"Oh, tidak masalah sayang, tetapi ... " Fransisco menggantung ucapannya, membuat semua penasaran. Ia mendekati Erlina yang ada di hadapannya.

Apa yang dilakukan Fransisco membuat Erlina menahan malunya. Damietta dan Suaminya hanya tersenyum. Ameera dan Jordan menggeleng-gelengkan kepalanya, dan sisanya menahan marah. What the hell!! Sisanya marah?

" ... jangan mengganggu malam pertama mereka, Erlina. Jika, kau ingin, aku bersedia melakukan itu denganmu nanti malam," lanjut Fransisco dengan bisikkan yang membuat Erlina merinding.

Cup

Fransisco lagi-lagi mengecup pipi Erlina, Steven yang melihat itu sudah sangat terbakar. "Sabar, Nak. Jangan seperti itu, kau sangat terlihat jealous dengan Michell," bisik Ameera memperingati.

"Hufft ... " Steven pun hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Menelan amarahnya mentah-mentah. "Aku pergi dahulu," pamit Fransisco yang dibalas anggukkan, senyuman bahkan lambaian tangan.

🗽🗽🗽

"Steven, Michell, ayo turun, Nak. Kita sarapan!" Teriak Jordan yang sudah duduk di salah satu kursi makan. Steven pun turun dengan piyama tidurnya yang berwarna biru.

Tak lama pun Erlina juga turun. "Pagi, Bu, Kak Steven, Ayah," sapa Erlina seraya mencium pipi ayah dan ibu angkatnya itu. Lalu duduk di sebelah Steven yang berhadapan dengan Ameera.

"Kakak tidak dicium?" tanya Steven, dengan mengerucutkan bibirnya. "Tidak," jawab Erlina ketus. Erlina masih marah dengan Steven yang sedari kemarin Steven tak ada hentinya menggoda Erlina.


"Why?" tanya Steven seraya mengambil selembar roti. "Because ... i don't want," jawab Erlina dengan nada santainya. Setelah mengatakan itu pun, Erlina meneguk segelas susu yang sudah dibuatkan.


"Ishh ...," desis Steven. "Pfft... haha, kau jelek sekali, Kak. Haha ..." Erlina  tertawa dengan kedua tangannya yang menyentuh perutnya.


"Dasar, kau adik nakal," ucap Steven seraya menarik hidung mancung Erlina.

Sedangkan Jordan dan Ameera hanya menggeleng geleng kepala dan kadang ikut tertawa melihat tingkah kedua anaknya yang bertingkah seperti anak-anak.


"Astaga, kalian masih sempat-sempatnya saja bertengkar. Ingat, ini di meja makan," ucap Ameera memperingati ketika  sarapannya sudah selesai.

"Kak Steven, Bu. Sangat teramat menyebalkan," sarkas Erlina. Lalu mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai blueberry.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang