-018-

877 42 0
                                    

"Aku tahu Michelle Erlina Baldquin, kau sudah mengatakan itu berulang kali padaku, 'kan? Apa kau tak bosan mengatakan itu terus menerus?" tanya seseorang dari belakang.


"A---amarlic ...,"lirih Erlina. Ia pun membalikkan tubuhnya.

"Kak Steven, kukira Am ... " Erlina menggantung ucapannya. "Kau kira siapa hmm?" tanya Steven seraya menghampiri Erlina.

"Ah ti---tidak," jawab Erlina seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hmm, lalu kamu mengatakan cinta untuk siapa tadi?" tanya Steven penasaran. Ia menyelipkan helaian rambut Erlina ke belakang telinga.

"Ah, i---itu untuk ... " Erlina membalikkan tubuhnya lagi untuk melihat langit, " ... untuk mamah dan papah ku yang sedang memperhatikan kita di atas sana, Kak." Erlina menunjuk langit yang sudah mulai gelap.

"Seperti itu, ya," gumam Steven, menggeser posisinya menjadi berada di samping Erlina. "Oh, iya, Kak. Kapan kita ke pantainya?" tanya Erlina menoleh ke Steven.

"Kau maunya kapan?" Bukannya menjawab, Steven malah bertanya balik. "Hmm, jika malam saja bagaimana, Kak?"

"Sesuai keinginanmu, Nona Michell," jawab Steven seraya mengusap rambut Erlina.

"Hehe ... " Erlina pun terkekeh. Ia memeluk Steven dari samping seraya memandangi langit. Steven pun membalas perlakuan Erlina dengan merangkul bahunya erat.


🗽🗽🗽


"Amarlic, siapa dia?" tanya Damietta ketika melihat Amarlic duduk di sofa dengan seorang perempuan. "Mi, kenalkan ini kekasihku," jawab Amarlic. Ia bangkit dari duduknya yang diikuti perempuan di sampingnya.

"Perkenalkan, nama saya Karina, Tante," ucap karina seraya mengulurkan tangannya dan dibalas hal serupa dengan Damietta.

"Oke, silahkan duduk, Karina." Damietta, Amarlic, dan Karina pun duduk. Posisinya, Amarlic duduk bersebelahan dengan Karina dan berhadapan dengan Damietta.

"Alexsa!!" Panggil Damietta kepada pelayan termuda di mansionnya.

"Ada apa, Nyonya?" tanya Alexsa "Ambilkan minum untuk Karina, Amarlic kau mau?" tawar Damietta. Amarlic hanya menggelengkan  kepalanya.

"Sudah sana ambilkan!" Titah Damietta. "Baik, Nyonya," balas Alexsa, lalu melenggang pergi ke dapur untuk membuatkan minum.

"Ekhem, siapa itu, Amarlic?" tanya Christian yang baru saja datang dengan Rebecca dan Jonathan yang ditatih oleh pengasuhnya.

Christian memang rutin membawa kedua orang tuanya untuk periksa kesehatan setiap bulannya. Usia yang lanjut membuat mereka rentan terkena penyakit.

"Kekasihnya Amarlic, Pih," jawab Damietta, ketika Christian sudah berada di samping istrinya. Karina pun berdiri, sedangkan Amarlic hanya duduk menyandar di sofa.

"What is your name, Nak?" tanya Christian "Karina, Om," jawab Karina seraya tersenyum.

Rebecca---nenek Amarlic menyuruh Karina untuk duduk kembali dan meminum teh hangat yang sudah dibuatkan pelayan muda tadi. Karina pun meminumnya, tidak lama Damietta memulai pembicaraan.

"Berapa usianya, Amarlic?" tanya Damietta ketika baru menyadari wajah Karina lebih dewasa dari Amarlic.

"Satu tahun di atasku. Mengapa mami tidak menanyakan langsung pada Karinanya saja?" celetuk Amarlic. Ia menatap Damietta dengan tatapan tak suka. "Jawabannya sangatlah mudah, karena mami tidak ingin bertanya pada Karina," ketus Damietta.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang