Terdengar derap langkah kaki berhenti di depan rumah Yeosang. Setelah ia membaringkan InMul tersebut di kasur lipat nya, ia kembali ke luar rumah dengan membawa tumbukan (?).
"Eoh? Ada apa warga sekalian di rumah saya?" Tanya Yeosang dengan sopan dan membungkuk kepada mereka. Para warga pun membungkuk.
"Permisi tabib, apakah anda melihat seorang InMul dengan rambut merah ke arah sini?" Tanya salah seorang dari mereka.
"Ah, seperti nya tadi aku mendengar suara gemerisik ke arah sana" ujar Yeosang sambil menunjuk ke arah hutan seberang sungai. Para warga pun berterima kasih dan pamit serta memperingatkan Yeosang untuk tidak keluar rumah dulu. Yeosang pun hanya mengangguk mendengar nya.
Setelah para warga pergi, Yeosang langsung menumbuk beberapa tanaman untuk obat InMul di dalam rumah nya. Setelah menumbuk kan obat tersebut. Ia kembali ke dalam rumah nya.
Ia membuka hanbok InMul tersebut. Lalu ia melihat beberapa luka dari tebasan pedang di tubuh nya. Ia pun memberikan racikan yang tadi ia buat ke atas luka tersebut.
Belum selesai ia mengobati semua luka nya, InMul tersebut bangun dari pingsan nya dan secara refleks mencakar lengan Yeosang.
"Akhs..." Ringis Yeosang sambil melihat ke arah InMul yang sekarang sedang menatap bengis ke arah Yeosang. "Anda tidak apa?" Tanya Yeosang sambil memegangi lengan kiri nya yang terluka. Untung nya luka tersebut tidak terlalu dalam , sehingga darah yang di keluarkan tidak terlalu banyak.
"Siapa kamu? Dan dimana aku?" Tanya nya, masih dengan cakar di depan wajah Yeosang.
"Ah, nama saya Yeosang, Kang Yeosang. Dan anda sekarang berada di rumah saya" ujar Yeosang. InMul itu pun hanya diam, dengan telinga yang bergerak kesana kemari serta ekor yang bergerak dengan tidak tenang, seperti melacak sesuatu. Yeosang pun tersadar apa yang dilakukan nya. "Orang -orang yang mengejar anda sudah tidak ada, saya sudah mengarahkan mereka ke hutan seberang" ujar Yeosang.
"Kenapa aku harus percaya?" Tanya Mingi dengan penuh menyelidiki. Yeosang pun mengehela nafas.
"Saya tadi melihat anda pingsan di depan rumah saya dengan segala luka yang ada, saya membawa anda masuk ke dalam, lalu saya melihat beberapa warga datang mencari anda, atau lebih tepat nya sedang memburu anda. Lalu saya bilang anda lari ke hutan seberang dan lalu saya kembali ke dalam untuk mengobati anda" jelas Yeosang. InMul tersebut masih menatap nya curiga. Yeosang pun mengambil racikan tadi dan berjalan perlahan ke arah InMul tersebut.
"Bagaimana jika kita buat kesepakatan? Biarkan saya mengobati anda dan anda bisa membunuh saya jika menurut anda saya membahayakan anda. Bagaimana?" Tanya Yeosang sambil menatap manik merah milik InMul tersebut dengan lembut.
InMul tersebut pun menurunkan tangan nya perlahan. Yeosang pun tersenyum dan menghampiri nya untuk kembali mengobati InMul tersebut.
InMul tersebut sedikit meringis saat Yeosang menyentuh luka nya.
"Maaf, tahan sebentar, tinggal satu lagi" ujar Yeosang. Ia pun mengobati luka di pipi InMul tersebut. Saat wajah mereka saling berdekatan, Yeosang dapat melihat tatapan berterima kasih dari Inmul tersebut. Ia pun tersenyum.
"Melihat dari tatapan berterima kasih anda, sepertinya saya tidak akan mati dalam waktu dekat" celetuk Yeosang. InMul tersebut pun mengalihkan pandangan nya. Yeosang pun hanya tersenyum dan menaruh lagi racikan nya, sebelum sebuah tangan menghentikan nya.
"Lukamu blm di obati, boleh aku..." Ujar InMul tersebut. Yeosang pun tersenyum dan memberikan racikan nya. InMul itu pun mengoleskan nya ke luka yang ada di lengan kiri Yeosang secara hati-hati. Beberapa kali Yeosang meringis saat luka nya di sentuh. "Maaf" gumam Inmul tersebut setelah selesai mengobati Yeosang.
KAMU SEDANG MEMBACA
InMul (Ateez) [√]
FanfictionYAOI AREA⚠⚠⚠ Ateez Couple : √Minsang √JoongHwa √Woosan √2Ho No spoiler :) Start : 11 april 2020 Finish : 6 September 2020