hari pertama

26 7 4
                                    

Author's

'Woi bangun woi sekolah wee'

Suara nyaring itu adalah alarm yang membangunkan Neva dari tidurnya.

"Neva siap-siap nak, ini sudah jam 6" Seru Metta dari ruang makan.

"Iya maa"

Tidak butuh waktu yang lama, dalam waktu 30 menit, Neva yang memakai almamater sekolah barunya itu, sudah keluar dari dan menuju ke meja makan.

"Aciee yang akhirnya uda sma" Goda Raffa--abangnya Neva.

"Apaan sih bang"

"Sudah-sudah, kalian jangan membuat kegaduhan di pagi hari. Lanjutkan saja makannya" Kata Setya--papanya Neva melerai keduanya.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7.

"Pa, ma, Raffa sama Neva berangkat dulu ya"

"Iya nak hati-hati dijalan ya" Ucap Metta.

"Assalamu'alaikum" Seru keduanya sembari menyalami tangan kedua orang tua mereka.

"Waalaikumsalam"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lo belajar yang bener biar sukses kaya gue" Kata Raffa sembari memberhentikan mobilnya di dekat sekolah Neva.

"Iya Pak Dokter yang terhormat. Gue sekolah dulu ya biar nanti lebih sukses dari lo"

Neva langsung keluar dari mobil dan masuk ke sekolah barunya.

'Akhirnya salah satu impian gue terwujud'

Tanpa berfikir panjang, Neva langsung melihat namanya di mading sekolah.

|Aneva Wyngard | kelas B |

'Semoga aja ada yang gue kenal dikelas mos nanti'

Tanpa sadar, Neva bertabrakan dengan seorang siswi yang ada disana.

"Eh, sori gue ga sengaja" Ucapnya.

"Lo Neva kan? " Tanya siswi tersebut.

"Loh, Hara? Lo masuk disini? Lo dikelas mana? "

"Iya, gue dikelas E"

"Yah, ga sekelas sama gue" Kata Neva dengan nada sendu.

"Gapapa, do'ain aja kita bakal sekelas nantinya" Hibur Hara.

"Aamiin"

"Perhatian, kepada seluruh siswa dan siswi kelas sepuluh, harap memasuki kelas yang telah disediakan. Sekian dan terima kasih"

Setelah pengumuman tersebut, Hara dan Neva berpisah dan menuju ke kelas mos mereka masing-masing.

Tapi sebelum itu, manik matanya melihat kearah laki-laki bertubuh tegap yang ada di dekat mading.

'Itu malaikat apa manusia? Ganteng banget sumpa' -Neva.

*****

Di sisi lain....

Setibanya di sekolah, Aldo langsung berjalan menuju mading. Semua mata menatap Aldo seperti melihat malaikat.

'Anjir gila, ganteng banget'
.
.
.

'Dia murid kelas sepuluh? '
.
.
.

'Baru pertama kali gue ngeliat cowo ganteng kaya dia'
.
.
.

Dan masih banyak lagi..

Tanpa mempedulikan ocehan tersebut, Aldo langsung melihat kearah mading.


| Aldo Wijaya | Kelas E |

"Iya, gue dikelas E"

Aldo langsung mencari sumber suara tersebut. Dan dia menemukan dia orang gadis yang tengah berbincang-bincang.

"Yah, ga sekelas sama gue"

"Gapapa, do'ain aja kita bakal sekelas nantinya"

Lebih tepatnya, ia sedang memperhatikan seorang gadis dengan tatapan sedih diwajahnya.

Entah mengapa sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

'Lucu juga'-Aldo.

Tiba-tiba Aldo merasa ada yang menepuk pundaknya.

"Cuy, kok bengong? Lagi liatin cecan yaa" Goda seorang siswa yang sekarang merangkul Aldo.

"Engga Bar, gue masi inget Kezia. Gue bukan satu jenis kaya lu. Ada yang bening langsung di-gas" Seru Aldo kepada Bara--temannya.

"Ehehehe, peace man" Kata Bara sambil menunjukan gigi kelincinya.

"Btw, lu kelas mana? "

"Kelas E, lo? "

"Sama kaya lo"

"Perhatian, kepada seluruh siswa dan siswi kelas sepuluh, harap memasuki kelas yang telah disediakan. Sekian dan terima kasih"

"Yauda, skuy"

Dan Bara jalan duluan sementara Aldo tetap berada disana. Dari ekor matanya, Aldo melihat gadis yang ia tatap tadi melihat kearahnya.

Yup, gadis itu adalah Neva.

"Do, ayo" Panggil Bara.

"Iya iya"

Dan mereka tidak pernah mengira bahwa hari tersebut akan menjadi awal dari kisah mereka.

$ To Be Continue $

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang