-Berkali kali kamu datang lagi.
Memangnya ragamu itu terbelah menjadi berapa?
Kok banyak sekali?-°○°
Seperti malam-malam sebelumnya, setelah mengadakan makan malam bersama. Dinda membantu Bunda membereskan semuanya.
"Bun, sini aku aja yang cuci piringnya." Dinda mengambil alih piring ditangan Bunda.
"Iya cantik, dengan senang hati. Nih sekalian ya." Bunda tersenyum Dinda pun membalas dengan senyum manisnya.
"Iya Bunda ku yang terlebih cantik. Hehe."
"Ah, bisa aja kamu. Yasudah Bunda tinggal dulu ya sayang."
Dinda pun mengacungkan jempolnya ke langit.
Lalu seorang lelaki turun membawa kuas beserta peralatan lainnya. Kuas? Abas mau bikin kue? BIG NO!
"Yaelahhh ... poles aja terus tuh muka. Ampe kulit lo tembus pandang sekalian. Bwahahah," ledek Dinda pada Abas
"Sembarangan! Serem dong?"
"Ya nggak lah. Keren bang, lo bisa jadi atm berjalan di hari-hari berikutnya. Hahahah."
"Maksud lo?!"
"Tuh-tuh kann … emosi mulu dasar lo! SOK TUA! Ups emang sih ya. Hahahah. Babay Benthai!!!"
"Heh!!! Sini lo bocil! Biar gue amplas tuh mulut!"
"Eh btw, Benthai apaan ya? Ah bodo amat gak boleh suudzon sama adek sendiri. Mungkin itu panggilan sayang buat gue. Secara kan gue Abang yang ganteng terus penyayang pula."
Ting!
Ting!
AyAy Captain❤
Jangan geer dulu lo! Benthai itu…
BANCI THAILAND! HAHAHAH! MAKAN TUH MASKER! MAKAN TUH SEKIN KERR!!! HAHAHAHAHAHAHAHAHA!Elus dada … tarik nafas … istigfar yang banyak.
°°°
Kembali lagi ke tempat yang bernuansa langit. Gadis kecil terlihat membaca novelnya dengan serius, sesekali terlihat cekikikan lalu muram, lalu air mata merembes keluar. Gadis kecil? Sorry ralat. Hanya tubuhnya yang kecil.
Hingga terdengar lah suatu getaran di bawah sana.
Drrtt drrtt drrtt drrtt
"Iya-iya sabar kenapa sih. Mana sih handphone gue. Hellooo ma sistahh ... dimana engkau beradah?"
"Nah ini dia."
Bip
"Hallo? Dengan siapa dimana? Jangan lupa passwordnyah?"
"Lahh ... helloowww ... sepedahhh?"
"Ehem!" suara lelaki berdeham di seberang sana.
"Hoy! Siapa nih? Sorry ya gue sibuk ada jadwal pemotretan. Hatters tolong hempas dulu aja deh dari hidup gue. Lo terlalu nggak penting."
"Apasih."
"LAH?! Lo tuh yang APA?! Gile lo tengah malem ganggu primadona yang sedang bergelut dengan romansa nya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abray (Slow Update)
Teen FictionTuhan telah menggariskan takdir bagi tiap insan. Hidup penuh luka bukan lah suatu pilihan. Tak hanya lahiriah kian dihujani pilu. Tapi jiwa pun tat kala membiru. Hatimu, berikut nalarku. Membaur di dalam semu. Abraham Prambayu Wibisono dan Aidinda P...