#6 Break

32 7 0
                                    

"Lo tau ga, kenapa gue tiba-tiba gangguin lo sama Arvi?" tanya Elya dengan hebohnya. Memang, anak itu selalu heboh tentang urusan apapun.

"Emangnya kenapa?" Tanya Jeje penasaran.

"Tadi gue liat ka Adgana berangkat ke sekolah sendiri tau, Je!" serunya, bersemangat sekali anak itu.

Jeje memberikan tatapan bingung kepadanya, "lah, emangnya kenapa kalo ka Adgana berangkat ke sekolah sendiri?"

"Menurut gosip yang gue denger, katanya dia lagi break sama pacarnya itu." Elya tersenyum lebar.

Jeje menoel kepala Elya, "Elo, seneng banget berbahagia di atas penderitaan orang lain."

Elya mengusap kepalanya dengan kesal, "ya nggak gitu!" serunya, "terkecuali ini sih." Ia kembali tersenyum lebar, hingga memperlihatkan giginya.

"Nggak boleh gitu, coba bayangin kalo lo yang ada di posisi ceweknya ka Adgana. Pasti lo—"

"Seneng banget!" Potong elya, wajahnya terlihat seperti sedang membayangkan jika ia yang menjadi pacar seorang Adryan Erlangga Wicaksana. Bahagianya...

Pletak...

Jitakan di kepalanya kembali membawa Elya pada situasi saat ini. Ia segera merengut pada Jeje, "ganggu orang bahagia aja, lo!"

"Yeuh, malah ngebayangin jadi pacarnya aja lo!"

"Kan lo yang bilang tadi, bayangin kalo gue yang ada di posisi ceweknya ka Adgana. Gimana sih." cerocosnya, jelas tak mau kalah. Bukankah memang hal itu yang dikatakan oleh Jeje tadi?

"Gue nyuruh lo ngebayangin, kalo hubungan lo lagi ada di posisi break. Terus banyak orang yang malah bahagia dan berusaha merebut pacar lo itu. Gimana rasanya?"

"Ya nggak mau!"

"Yaudah."

"Tapi gue mau, kalo gantiin posisinya sebagai pacar ka Adgana." Ucap Elya, dengan nada yang amat mendamba.

Gue juga mau. Ucap Jeje dalam hati.

"Nggak boleh gitu!" tapi justru kalimat itulah yang keluar dari mulut Jeje.

Tepat setelah jeje menyelesaikan kalimatnya, mereka melihat Adgana yang baru saja masuk ke dalam kelasnya. Benar, laki-laki itu berjalan sendirian tanpa didampingi oleh kekasihnya.

Namun, jika dilihat dari wajahnya, ia kelihatan seperti baik-baik saja. Tanpa ada masalah yang cukup berarti.

"Tuhkan, bener kata gue Je!" ucap Elya, matanya mengisyaratkan ke arah kelas Adgana.

Bukankah kemarin mereka baru saja menonton film bersama? Perasaan, kemarin terlihat baik-baik saja. Ada apa dengannya? Batin Jeje.

"Ada peluang Je!" seru Elya dengan bahagianya.

"Lo nggak tau apa yang sebenarnya terjadi, bisa aja gosip itu nggak bener." sahut Jeje, berjalan mendahului Elya untuk menuju ke kelasnya.

Elya setengah berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Jeje, "buktinya dia berangkat ke sekolah sendiri, nggak sama pacarnya, kan?"

"Mungkin pacarnya di anter ke sekolah sama Ayahnya atau bareng sama temennya."

"Ah, lo mah nggak ngedukung gue!" Seru Elya dengan kesalnya.

"Nggak bakal gue dukung buat masalah yang satu ini."

Elya mengerucutkan bibirnya dengan kesal, "bilang aja lo juga suka sama dia, kan?"

"Nggak, gausah buat gosip."

"Gue bilangin Arvi, loh!" ancam Elya, dengan wajah yang dibuat seserius mungkin.

AKSARA TAK BERTEPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang