Di hari weekend begini lebih enak adalah tidur.
Pokoknya kasur adalah penyelamat bagi Tiara kalau udah menuju weekend.
Capek fisik dan hayati selama kegiatan di sekolah.
Tetapi kegiatan rutin tersebut diundur karena di rumahnya sudah kedatangan 4 temannya.
Tiara heran dengan keempat temannya.
Sudah 3 minggu sejak dirinya punya teman yang 'agak' istimewa. Dia udah terbiasa dengan mereka berempat.
"Kalian ke sini ngapain jam segini? Pagi-pagi banget." Ujar Tiara sambil mengecek jam lewat hpnya.
Jam 7.30 batin Tiara sambil geleng-geleng.
"Ya main lah. Masa ngepel di rumah lo. " Ujar Denise yang sibuk ngemil kue-kue kering.
"Ngemil aja lo. Katanya diet." Ucap Febby.
"Sekali-kali lah. Masa dietnya seminggu full. Urusin dulu pipi lo. Makin bengkak tau."
"Eh gini-gini gue imut ya."
Dan mulai pertengakaran adu mulut antar Denise dan Febby.
Sementara Lala dan Annisa lagi terpaku dengan layar TV yang menampilkan kartun-kartun di siaran yang paling ok.
"Wih... Dek bawa teman." Ucap kakak Tiara tiba-tiba.
Cewek-cewek menoleh ke arah suara.
"Iya nih, mas. Maaf ya mas ngenggangu Mas Rangga. "
"Gak papa kok, dek. Eh dek."
Raka memanggil adiknya, sehingga Tiara menghampiri kakak satu-satunya.
"Tanyain tuh teman-temanmu udah makan belum kalau belum mas masak nasi goreng. "
"Ya ampun mas. Gak usah repot-repotin. Nanti kita pesan lewat GoFood aja."
"Udah gak papa. Kata bunda yang ngomong ke mas."
Orang tua mereka sedang pergi ke Palembang karena kakak sepupunya sedang nikah.
Tiara udah ijin ke bundanya kalau teman-temannya mau kerumahnya.
"Beneran?"
Rangga mengangguk, " Udah sana ke teman-temanmu. Nanti mas manggil."
Tiara akhirnya kembali ke teman-temannya yang masih sibuk dengan dunianya.
"Kakak lo ganteng banget. Kenalin dong." Ucap Denise.
"Emangnya kakaknya Tiara mau sama lo." Ujar Annisa tiba-tiba.
"Yeee... Lo ini. Jangan ragukan gue dong. "
"Gue gini banyak yang ditaksir-"
"Ya banyak yang naksir, tapi banyak yang mundur soalnya lo suka tawuran." Ucap Lala.
Sontak mereka betiga tertawa.
Emang Denise yang berparas imut, cantik, dan feminim ini pasti akan kaget kalau dia sering ikutan tawuran sama cowok-cowok lain termasuk Lala dan Febby.
Denise cemburut.
"Ngomong-ngomong..." Keempat gadis itu menoleh ke arah Lala.
"Kakak lo udah punya pacar?"
Mereka berempat langsung diam seketika. Hanya suara tv yang kedengeran sampai ke dapur hingga Raka mengecek ke arah ruang tengah saking heningnya.
"L-La, k-kok..."
"Emang kenapa? Gak boleh?"
"Y-ya... Aku gak tau sedalam itu tentang Mas Rangga. " Ucap Tiara gelapan.
Lala mengangguk kemudian dia melanjutkan tontonanya.
Tiara menepuk pundak ke Annisa yang tak jauh dari dia.
"Kok Lala tau sama kakak lo?" Tanya Annisa duluan saat cewek berambut panjang bertanya juga.
" Kemarin-kemarin dia kesini. Ngerjain tugas bareng. Eh dia ketemu Masku deh."
"Kayaknya dia tertarik sama kakak lo."
Tiara kaget ada Febby dan Denise yang juga menguping mereka berdua.
"Hah?"
"Selama 16 tahun, dia tidak tertarik sama cowok. Kita bertiga khawatir kalau dia lesbi. "
Febby melirik ke cewek tomboy itu. Memastikan dia tidak mendengar ucapannya.
"Kemarin dia juga nanya ke aku nama masku. Ya kujawab aja." Ujar Tiara.
"Deekk... Panggil temanmu buat makan." Ucap Rangga dari dapur.
Kini mereka berenam sarapan bersama, termasuk Rangga.
"Gimana, enak tidak?"
"Enak kok kak. Beneran deh." Jawab Febby sambil melahap nasi gorengnya.
Jujur aja, masakan Mas Rangga memang enak makanya mereka berempat melahap hingga habis.
"Kak."
"Iya kenapa, dek?"
"Kakak udah punya pacar?" Ucap Denise tiba-tiba.
Lala yang baru minum langsung keselak hingga batuk-batuk.
Febby berhenti aktivitas makanannya.
Annisa yang sudah selesai sambil beresin pringnya kiga terdiam.
Tiara pun mengelus dada, heran.
"Kenapa tiba-tiba nanya begituan, dek?"
"Gak papa kok, kak. Kalau kakak jomblo, boleh lah dekat-dekat sama kakak?"
Lala yang disebelah Denise mencubit lengan cewek centil itu hingga meringis kesakitan.
Kapan-kapan gak usah bawa kesini lagi deh batin Tiara merasa kapok.
'Hahaha.... Ada-ada aja kamu. Ra, temanmu lucu banget sih."
Dan berakhirlah tidak satupun yang tau bahwa Rangga itu udah taken atau masih jomblo.
Akhirnya sekitar jam 3-an mereka berempat pulang masing-masing.
"Tir, kita pulang dulu, ya. Oh ya titip salam sama kakak lo."
Tiara mengangguk sambil tersenyum meringis.
"Jangan lupa loh Tir. Besok Senin." Teriak Febby sambil mengendarai sepeda motor meninggalkan rumah Tiara.
Setelah mereka udah pada pergi, Tiara masuk ke dalam rumah.
Dia tidak masuk kedalam kamarnya, melainkan merapihkan sisa-sisa makanan yang mereka pesan lewat gofood.
"Temanmu udah pulang, dek?"
Tiara menoleh ke arah suaranya dan mengangguk.
"Maaf ya, mas. Mas gak bisa ngerjain tugas gara-gara ada teman-teman Tiara."
"Aduh, dek. Udah mas kasih tau gak papa kok. Lagian mas senang banget ada teman adek main ke sini. "
"Oh ya dek..."
"Kenapa mas?"
"Temanmu yang diam aja terus namanya siapa?"
Dahi Tiara seketika berkerut.
Tumben bamget masnya nomong begituan.
Setau Tiara, yang paling diam itu Lala.
Dari pagi sampai sore pun dia masih diam aja. Di sekolah dia ngomong paling banya 10 kata.
"Oh.... Itu. Si Lala, mas?"
"Emang kenapa?"
"Gak kok, dek. Mas masuk ke dalam dulu, ya."
Dan seketika juga firasat aneh pun mulai bermunculan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Me
Teen FictionTiara, anak pindahan dari Surabaya menemukan kehidupan baru yang tidak dia dapatkan di tempat asalnya