Kembali

1.2K 50 0
                                    

"Diriku kembali namun sepertinya kehadiranku tidak berati bagimu"
-Zara

Setelah seminggu berlalu saat zara berbohong untuk menemui kakeknya serta mengikuti acara di bandung,kampung halamannya.

Kini zara sudah bisa pulang dari rumah sakit,namun obat obatannya,pola makannya serta istirahat yg cukup perlu zara terapi dan juga kemo setiap bulannya.

Zara lelah dengan itu namun hanya itu yg bisa membuatnya sembuh dan masih bisa menatap wajah orang²yg di sayangi,tanpa harus meninggalkan mereka untuk selamanya.

Zara hanya pasrah,jika dirinya suatu saat harus pergi namun dirinya tak bisa terus terusan berfikiran seperti itu,dia harus kuat bagaimana pun caranya!.

"Zara kamu yakin mau sekolah hari ini,baru kemarin kamu pulang dari rumah sakit sayang,bunda khawatir"ucap dania.

"Yakin bunda,zara bisa jaga diri kok"ucap zara yakin.

"Tapi kalau seumpamanya kamu pusing atau mimisan lagi kamu langsung ijin pulang ya"perintah dania.

"Siap bunda laksanakan"ucap zara dengan gerakan hormat membuat dania tersenyum kecil atas kelakuan anaknya ini.

"Sekarang sidang ayah bukan bunda?"tanya zara sambil memasukan beberapa obat obatannya ke dalam tas nya.

"Iya,bunda mau kesana sekarang,dan bunda yakin ayah gak bersalah"ucap dania.

"Zara juga bunda,semoga"ucap zara dan setalah itu zara mendekati bundanya dan bersalaman pamit.

"Zara pamit bunda"ucap zara.

"Tunggu sayang sesuai perjanjian kemarin"ucap dania mengigatkan bahwa zara tidak boleh lagi menaiki sepeda melainkan diantar langsung oleh pak joko kemanapun itu.

"Iya bundaa zara ingat"ucap zara sebenarnya dirinya tak menyukai itu apalagi sekarang humor²buruk tentang dirinya sudah semakin menyebar maka itu sebenarnya zara lebih memilih menaiki sepeda daripada mobil satu satunya yg mereka miliki sekarang.

Sebab rumah zara yg dulu sudah disita oleh bank,dari dulu mereka pindah ke rumah ini kini hanya tersisa mobilnya saja karna ayahnya masih dalam masa proses jika ayahnya memang benar benar bersalah maka mobilnya juga akan ditarik oleh pihak bank,mungkin.

"Hati hati sayang"ucap dania mencoba untuk tersenyum,dirinya mengkhwatirkan kondisi putrinya itu,tapi zara tetap kekeh untuk bersekolah hari ini.

"Semoga tidak terjadi hal hal yg buruk tuhan,lindungilah putriku" batin dania sambil menatap punggung zara yg mulai menjauh.

Beberapa menit kemudian mobil zara sudah sampai di depan gerbang sekolahnya dengan ragu zara turun dari mobilnya itu.

Dan benar banyak sekali siswi yg memandangnya sinis serta berbisik bisik bahkan satu kalimat yg mereka katakan membuat hati zara sakit dan telinganya panas.

"Itu tuh hasil ngerebut harta sahabat sendiri,dasar gak tau malu ya"

Zara hanya menghembuskan nafas kasarnya mendengarkan semua ucapan dari mereka lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya hingga dirinya tak sengaja menabrak seseorang.

"Lo gak punya mata?!"sentak orang yg tak sengaja zara tabrak.

"Zara" batin arga orang yg tak sengaja zara tabrak.

"Ga maaf aku gak sengaja"ucap zara.

"Gue lihat tadi lo turun dari mobil ya,selamat menikmati harta gue"ucap arga sambil tersenyum sinis.

"Gaa bukan ayah aku yg korupsi di perusahaan kamu tapi teman ayah ku,aku mohon kamu percaya ga"ucap zara.

"Gue percaya?,gak akan pernah!"sentak arga.

"Hari ini pengadilan ayah,jika ayah memang benar benar bersalah kamu bisa membenci dan menjauhi ku sesuka hati ku tapi jika ayah ku tidak bersalah sama sekali terima kasih untuk luka mu:)" ucap zara setelah itu melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.

"Diriku kembali untukmu tapi aku rasa kehadiranku sama sekali tidak berati bagimu"

"Ahh tak papa,aku bahagia jika dia bahagia" batin zara,hatinya sebenarnya sakit atas ucapan arga yg selalu menuduh ayahnya melakukan hal keji yg ayahnya tak pernah lakukan sama sekali.

"Aku harap ayahmu tak bersalah ra,tapi jika itu benar apakah kamu yg akan menjauhiku?" Batin arga.

Zara mengatur nafasnya lalu memasuki kelasnya dan melihat gadis yg sedang duduk dengan earphone di telinganya sambil memainkan ponselnya.

"Dari dulu selalu begitu" batin zara sambil sedikit terkekeh,memang itulah rutinitas sahabatnya sebelum bel masuk apalagi kalau bukan memainkan ponselnya.

Zara mendekati kesya dan menarik satu earphone yg ada di telinganya,dan benar cara itu berhasil membuat sang pemilik earphone tergangu.

"Gangu banget sih!"ucap kesya setelah itu dirinya mengalihkan pandangannya ke orang jail itu.

"Zaraaaa,ahh zaraaa gue kangennn"teriak kesya tanpa malu sama sekali dengan suara yg berhasil membuat seluruh penghuni kelas menatap ke arah mereka.

"Sssttt,sya"ucap zara malu,mulut sahabatnya ini dari dulu memang tidak bisa di rem kalau ngomong.

"Ehh maap maap semuanya"ucap kesya yg sadar sambil cengar cengir.

"Gue kengen sama lo!"ucap kesya sambil memeluk tubuh zara dengan erat.

"Gue juga kangen sama lo,tapi ini longgarin dikit sesek gue"ucap zara.

"Ahh lu merusak momen"ucap kesya sambil melepaskan pelukannya.

Plakk.

"Lo bisa gak sih kalau mau ke bandung kabarin dulu bikin orang panik tau enggak!,mana janjinya setelah itu mau kabarin gue ehh tau taunya malah ngilang seminggu! Lo sahabat gue bukan sih"ucap kesya sambil menabok kepala zara.

"Aduhh"ringis zara.

"Kan gue udah bilang bebbb,kalau disana masih ada acara,dan sibuk banget makanya gak bisa ngabarin lo"ucap zara.

"Ahh itu gak penting,yg penting lo udah kembali gue kangen banget sumpahh!"ucap kesya sambil memeluk zara lagi.

I am FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang