Panik

1.4K 52 0
                                    

"Zaraa"ucap kesya panik sedangkan zara dan denis menoleh ke sumber suara secara bersama.

"Sstt,ini uks pintar"ucap denis,sebab kalian taulah suara kesya itu seperti apa.

"Mana yg sakit,pipi lo atau kepala lo yg pusing?"tanya kesya lalu berjalan ke arah zara tanpa menghiraukan ucapan denis.

"Tenang aja,udah diobatin tadi kok sama denis"ucap zara sambil tersenyum.

"Gue gak akan pernah biaran si brengsek itu deketin lo lagi zar,cukup hari ini lo dibuat hancur"lirih kesya.

"Gue gak suka liat lo selalu direndahkan"sambung kesya dengan setetes cairan bening yg keluar dari matanya.

"Ehh kok kesya nangis sihh,udah²gue gak papa"ucap zara sambil tersenyum namun tiba tiba rasa sakit dari kepalanya menyerangnya kembali.

"Shitt" batin zara sambil berusaha menahan rasa sakit itu,membuat denis yg melihatnya bingung.

"Ya tuhan kenapa sakit sekali" batin zara.

Dirinya mulai melemah,tubuhnya lemas,kepalanya sakit serta pusing akibat kelakuan bella tadi dan pipinya perih.

Hingga tak disadarinya darah itu datang kembali,keluar dari hidung zara membuat kesya dan denis seketika panik.

"Zarr hidung lo"ucap kesya sedangkan zara mengecek hidungnya dengan tangannya dan benar saja,darah.

"Kenapa harus sekarang sih,ayo zara kamu pasti kuat" batin zara.

"Nih ra"ucap denis memberikannya tissu untuk membersihkan darahnya namun sepertinya darah itu tidak mau berhenti mengalir membuat tubuh zara semakin melemah.

"Kita kerumah sakit aja ya"ucap denis yg diangguki setuju oleh kesya.

"Enggak usah,gue ketoilet sebentar bersihin ini"ucap zara mulai bangkit lalu dengan sigap denis membantunya.

"Gue anterin ya"ucap kesya.

"Gak usah toilet cuma lima langkah dari sini"ucap zara sambil mencoba untuk tersenyum.

Perlahan lahan zara berjalan menuju toilet namun saat di langkah terakhir kepalanya tiba tiba sangat pusing,pandangannya mulai kabur.

"Zar"

"Raa"ucap denis dan kesya secara bersamaan lalu berjalan mendekati zara namun...

Brukk

Tubuh zara ambruk seketika.

"Zara"pekik kesya lalu mendekati zara.

"Sini gue angkat,kita kerumah sakit sekarang,lo minta izin ke kelas lo dan ambil tas zara"ucap denis lalu mengangkat tubuh zara dan menggendongnya.

"Gue bawa mobil hari ini,gue tunggu lo di mobil gue dan tolong cepat"ucap denis lalu keluar dari ruangan uks sedangkan kesya berlarian ke arah kelasnya.

"Permisi buk"ucap kesya yg melihat bu desi mapel bhs indonesia di klsnya sudah duduk di meja guru yg tersedia di klsnya.

"Kesya,kenapa?"tanya bu desi yg melihat kesya lari larian masuk ke dalam kelas.

"Maaf buk saya lancang,tapi saya mau minta izin buat nganterin teman saya kerumah sakit sekarang buk"ucap kesya sambil mengambil tasnya dan tas zara.

"Siapa yg sakit?"tanya bu desi.

"Zara buk dia pingsan,saya permisi dulu"ucap kesya lalu menyalami tangan bu desi dan pamit dari kelasnya sambil berlari.

"Kamu kenapa zara" batin arga..

Sementara keadaan denis dan zara sudah berada di depan mobil milik denis,dirinya berusaha membuka pintu mobilnya sambil menggendong zara.

Denis tak memperdulikan seragamnya yg kotor berisikan darah zara,dirinya hanya mengkhwatirkan keadaan gadis itu.

"Deniss"teriak kesya sambil berlarian ke arahnya dengan nafas yg ngos ngosan.

"Ayo"ucap denis setelah dirinya meletakkan zara di kursi penumpang.

"Zar lo kenapa? Jangan bikin gue panik kayak gini" batin kesya.

15 menit berlalu akhirnya denis,kesya dan zara sudah sampai di rumah sakit dengan cekatan denis mengambil alih zara yg dari tadi bersandar di pundak kesya lalu menggendongnya masuk.

"Den"panggil kesya namun denis hanya menoleh,tersirat dari mimik wajahnya dia sedang sangat panik dan takut sekarang.

"Gue ngabarin nyokapnya zara dulu,lo duluan aja"ucap kesya setelah itu denis menganguk dan langsung memasuki rumah sakit.

"Suss,suster tolongin teman saya sus"ucap denis,suster itu hanya menganguk lalu denis membaringkan zara di atas brankar.

Hampir 20 menit berlalu masih belum ada tanda tanda dokter yg memeriksa zara keluar dari ICU hingga kedatangan dania dan kesya.

"Tante"lirih denis.

"Tante maafin denis tan,denis gak bisa jaga zara"ucap denis sambil menundukan kepalanya.

"Heyy kamu gak boleh menyalahkan dirimu sendiri,zara mungkin cuma down aja kita berdoa ya"ucap dania yg mencoba untuk tenang hingga dokter farhan keluar dari ICU.

"Dok gimana keadaan teman saya?"ucap kesya dan denis berbarengan sementara dania mencoba untuk memberi kode agar dokter farhan tidak mengatakan hal yg sebenarnya.

"Tenang saja,teman kalian tidak papa dia hanya mengalami pusing yg cukup kuat sehingga terjadinya mimisan"jelas dokter farhan sambil memandang dania,mencoba untuk memberi dania isyarat bahwa dania harus keruangannya sekarang dan untungnya dania mengangkap isyarat itu.

"Untuk pasien nanti setelah dipindahkan ke ruang rawat,kalian bisa jenguk tapi jangan ribut"jelas dokter farhan

"Kalau begitu saya permisi ke ruangan saya dulu"ucap dokter farhan.

"Tante boleh minta tolong kalian jagain zara sebentar,tante mau ke toilet sebentar saja"ucap dania.

"Boleh kok tan"ucap kesya setelah itu dania menganggukkan kepalanya lalu berjalan menjauh.

"Sya"panggil denis.

"Kenapa?"tanya kesya.

"Ini sinyalnya jelek banget disini,gue belum kabarin teman teman gue kalau gue di rumah sakit sekarang,gue keluar sebentar ya"ucap denis.

"Yaudah sana"ucap kesya lalu mendudukan dirinya di salah satu kursi.

"Lo jangan kemana mana"ucap denis.

"Iya bawal ih"ucap kesya setelah itu denis melangkah pergi.

I am FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang