Zara

1.4K 60 0
                                    

"Aku akan selamanya 'baik baik saja' walaupun sebenarnya diriku 'tidak baik baik saja' karna itu semua demi kalian:)"
-Zara

-Happy Reading-

Detik berikutnya denis bangkit dari tempat duduknya,diikuti oleh Dania.

"Tante katanya mau ketemu ayahnya Zara kan,tante pergi aja biar Denis yg jagain Zara disini sama Kesya"ucap Denis sambil berjalan menuju ruang rawat Zara diikuti Dania disampingnya.

"Tante gak mau merepotkan kamu Denis"tolak Dania secara halus.

"Gak papa tan,Denis gak merasa direpotkan sama sekali"ucap Denis sambil tersenyum.

"Yaudah kalau begitu,tante titip Zara ya kalau ada apa apa langsung hubungin tante,tante janji gak akan lama"ucap Dania.

"Iya tan,tante tenang aja"ucap Denis sambil tersenyum.

"Yaudah kalau begitu,tante pergi dulu kamu langsung ke kamar rawatnya Zara aja kasian Kesya sendirian"ucap Dania.

"Siap tan"ucap Denis setelah itu jalur Dania dan Denis terpisah.

************************

"Sya"ucap Denis saat melihat Kesya terlelap dalam alam mimpinya walaupun dalam kondisi duduk,'Dasar kebo emang'.

"Hmmm"Kesya mulai membuka matanya dan meregangkan otot ototnya yg terasa pegal.

"Lo pelor benget sih"sindir Denis lalu dirinya duduk di kursi sebelah kesya.

"Heh!,lo itu kemana aja sih denis! Capek gue nungguin lo katanya cuma ngabarin teman lah ini hampir 30 menit lo ngilang!"ucap Kesya sambil menatap pria disampingnya itu.

"Hmm.it..itu tadi gue ke...kantin ya! Ke kantin,laper"ucap denis sambil cengegesan berharap gadis ini tak curiga kepadanya.

"Bagus! Gue nungguin lo sampai mata gue ngantuk terus perut gue laper,terus badan gue pegel dan lo?! Tau taunya lo enak enakan makan di kantin? Bagus!?"ucap Kesya.

"Ya maap perut gue lapar soalnya,yaudah sekarang kalau lo mau makan silahkan biar gue yg jagain Zara"ucap Denis lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu ruangan Zara dirawat.

"Yaudah Bye! Awas aja sahabat gue kenapa napa,gue bunuh lo detik itu juga!"ucap Kesya setelah itu melangkah menjauh dari tempat itu.

"Dasar manusia jadi jadian,heran gue Zara kalau ngadepin makhluk kayak tadi ilmunya berapa lama ya?" Batin Denis sambil menatap punggung Kesya yg mulai menjauh.

"Raa"ucap Denis saat dirinya sudah membuka pintu ruangan rawat Zara dan menampakan tubuh gadis itu yg masih lemah dan masih menutup kedua mata indahnya.

"Heyy,kamu kenapa menutupi ini?"tanya Denis sambil tersenyum kecut dan berjalan ke arah Zara dan duduk di kursi samping tempat tidur Zara.

"Kamu harus kuat ya demi aku,Kesya,Bunda kamu dan tentunya Ayah kamu pastinya"ucap Denis sambil memegang tangan kiri gadis itu.

"Aku punya berita gembira loh,Ayah kamu terbukti gak bersalah dan semua tuduhan itu gak benar"ucap Denis sambil tersenyum namun diikuti juga dengan matanya yg mulai memerah menahan sesuatu untuk keluar.

"Ya tuhan pindahkan saja sakit yg Zara derita ke Denis tuhan,Denis gak mau lihat Zara terus terusan seperti ini sembuhkan lah dia tuhan buat dia ceria seperti dulu dengan senyuman yg menghiasai bibirnya tanpa ada sakit yg dirasakannya,cukup hanya sekarang jangan siksa dia lagi,Denis mohon" batin Denis sambil memengang erat tangan Zara.

"Raa bangun dong,jangan tiduran mulu ih nanti belekan"ucap Denis sambil tertawa hambar.

"Aku gak suka lihat kamu kayak gini,aku pastikan gak ada yg buat kamu hancur lagi gak akan aku biarkan hal itu"ucap Denis.

"Aku mohon buka mata kamu,nanti Kesya nanya yg aneh aneh aku harus jawab apa?"ucap Denis

"Raa aku sayang sama kamu buka mata kamu ya,nanti kalau kamu udah sembuh kita ke panti lagi pasti sekarang Ara nungguin kamu datang kesana"ucap Denis.

"Kenapa ra? Kenapa kamu dan Ara harus sama sama berjuang melawan penyakit ini? Segitu sakitnya ya? Kalau boleh pindahkan aja separuh ke aku biar aku juga ngerasain rasa sakit yg kalian berdua rasakan"Lirih Denis dengan air mata yg mulai berjatuhan dari mata hitam lekat miliknya.

"Raa"lirih Denis sambil menaruh kepalanya di atas tangan Zara,biarkan saja air matanya tumpah membasahi tangan Zara.

"Den"

Seketika Denis membangunkan kepalanya menatap orang yg daritadi dirinya ajak bicara,orang yg dia harapkan untuk membuka matanya dan kini kedua mata indah itu telah terbuka,terima kasih tuhan.

"Zaraa"ucap Denis sambil tersenyum.

"Aku panggilkan dokter dulu ya"ucap Denis hendak bengun dan beranjak dari tempat duduknya namun ditahan oleh Zara disertai gelengan kecil darinya.

"Gak usah"lirih Zara.

"Kamu nangis?"tanya Zara yg melihat mata Denis merah begitu pula hidungnya,terlihat lucu dan polos jika wajahnya seperti ini.

"Gak tadi cuma kelilipan"ucap Denis berbohong.

"Bohong,tuh buktinya hidung kamu merah kayak tomat dasar"ucap Zara lemah namun sebisanya dia tertawa dan tersenyum kecil.

"Kamu kenapa sembunyiin ini?"tanya Denis membuat dahi Zara mengkerut.

"Sembunyiin apa?"tanya Zara bingung.

"Kamu gak usah pura pura lagi,kamu mengidap penyakit leukimia kan? Kenapa kamu gak cerita dari awal?"tanya Denis.

Deg

Pria ini mengetahuinya?
Dari mana denis tau?

Zara hanya diam,enggan membuka suaranya lagi dengan pandangannya yg dia alihkan ke sisi lain.

"Kenapa?"lirih Denis dengan suara yg mulai melemah dari yg sebelumnya.

"Karena cukup aku saja yg tau dan merasakan rasa sakit ini tanpa harus membaginya kepada siapa pun"ucap Zara.

"Tapi..."ucap Denis.

"I am fine,selagi aku kuat buat ngelewatinnya sendirian,kalian juga harus kuat"potong Zara dengan cepat.





Happy readingggggg
Jangan lupa Vote & Comment
TBC.

Tungguin part selanjutnyaa

I am FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang