Rasanya sakit, saat di tuduh melakukan hal yang tidak di lakukannya.
🎶🎶
Bel istirahat pun sudah berbunyi, membuat penghuni kelas kecuali Terra dkk masih berada di dalam kelas karena menunggu Amaya yang masih sibuk menulis. Kejadian semalam tak mungkin ia ceritakan kepada sahabatnya, Terra akan pendam saja masalah ini, karena baginya merepotkan orang lain itu rasanya tidak enak.
"May udah selesai nulis belum? Lama bener lo," tanya Renata yang sudah bosan menunggu, karena dirinya sudah sangat lapar.
"Iya ya Rena ini udah kok. Sabar dong," jawab Amaya, sambil membereskan alat tulisnya.
"Yaudah ayo kita cus ke kantin," ajak Renata saat melihat Amaya yang sudah selesai membereskan alat tulisnya.
Mereka yang baru saja ingin berjalan keluar. Tiba-tiba saja, sosok yang hari ini Terra hindari malah datang ke kelasnya. Ia menatap datar Mathar yang berjalan ke arahnya.
Teman-temannya yang tahu situasi pun memilih untuk pergi meninggalkan Terra bersama Mathar.
Terra menatap ke segala arah yang penting ia tidak menatap wajah Mathar yang sendu menatapnya. Ia melipatkan tangannya di depan dada.
"Ra... Maafin gue," lirih Mathar, sambil mengambil tangan Terra.
"Gue tahu, kalau gue salah Ra. Tolong maafin gue, gue bener-bener gak ingin nyakitin lo Ra" timpalnya.
"Lo pernah mikir gak sebelum lo ngelakuiin ini semua? Pernah mikir gak perasaan gue, gimana kalau nanti tahu, lo kaya gitu di belakang gue. Lo mikirin gak?" Seru Terra emosi menatap Mathar, untung saja kelas Terra sepi, sehingga tidak ada yang memperhatikan perdebatan mereka.
Terra menatap Mathar yang hanya diam sambil menuduk kepalanya."Lo gak mikirin perasaan gue kan? Jadi buat apa gue maafin lo?" Tanya Terra, lalu pergi dengan perasaannya yang kacau.
"Ra! Tunggu... Gue minta maaf, maafin gue yang egois. Ra, tolong maafin gue," ujar Mathar, seraya berjalan di samping Terra. Ia tidak menggubris ucapan Mathar.
"Tolong Ra. Jangan bersikap kaya gini, gue gak mau kehilangan lo," tutur Mathar, membuat Terra berhenti dan menatap wajah Mathar.
"Terus... Apa bedanya sama lo Thar? Sikap lo yang kaya gini bikin gua benci sama lo, gue paling gak suka, di khianatin kaya gini!" desis Terra.
"Gue emang salah Ra, gue minta maaf sekali lagi," lirihnya. Terra membuang muka, ia tidak begitu mudah memaafkan seseorang yang sudah menyakiti hatinya.
"Gue sayang sama lo."
Terra masih saja diam. Ia sudah tidak berminat untuk menjawab ucapan Mathar. Sampai seseorang yang ia benci datang ke arahnya.
"Mathar, lo di panggil sama bu Ijah buat tes uji coba," ujarnya, membuat Mathar mendesah kesal. Sedangkan Terra malas menatap seseorang yang sudah merusak hubungannya.
Mathar melirik ke arah Terra yang diam saja."Maaf Ra, gue harus pergi. Semoga lo bisa maafin gue, gue sayang sama lo," tuturnya, Terra tidak menjawab. Mathar pun pergi bersama Felica. Air matanya menetes, ia pun menyekannya. Dan Terra berbelok kiri dan menaiki tangga menuju rooftof. Karena posisi Terra saat ini berada di persimpangan koridor.
Ia membuka pintu rooftof dan berjalan ke arah pembatas. Ia menangis sesegukan, ia sudah tidak kuat menahan rasa sakit dalam hatinya. Tubuh Terra pun runtuh ke bawah dengan bersimpuh, menjambak rambutnya frustasi.
Terra masih tidak percaya dengan kejadian yang telah ia alami, seolah ini mimpi baginya, namun ini benar-benar nyata.
🎶🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
BADGIRL MY GIRLFRIEND [Completed✅]
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] _ Peraturan dibuat untuk dilanggar. Kita hidup hanya sekali, sekali-kali kita ngelakuiin hal yang belum pernah dicoba. Jiwa penasaran anak muda wajib untuk kita ketahui, dari pada menyesal tidak pernah merasakan. B...