33 |Di kedai es krim

687 36 0
                                    

Ketika rasa sakit sudah tidak bisa ditopang, dari situlah air mata keluar.

🎶🎶

Lelaki itu masih menatap Terra, lalu menyerahkan sapu tangannya pada dia. Terra pun mengambilnya, dan menghapus air matanya, ia tak sadar jika dirinya menangis.

"Lo kok, bisa di sini Nail?" Tanya Terra, tidak menyangka jika di pertemukan di kedai es krim.

"Lagi pengen makan es krim. Dan gak sengaja liat perempuan ngelamun sambil nangis," jawabnnya, membuat Terra menjadi kikuk.

"Jangan nangis lagi ya. Perempuan itu harus kuat," ujar Anailza, tersenyum. Terra  menatapnya sambil berkaca-kaca, Anailza yang melihat itu langsung mendekatkan dirinya ke Terra, lalu mengelus punggung Terra. Menarik kepala Terra untuk menyenderkan kepalanya di bahunya. Terra memang sedang membutuhkan sadaran, dan Anailza tahu itu.

"Gue gak tahu lo nangis karena apa. Tapi gue mohon, lo jangan nangis lagi ya. Gue gak mau liat perempuan cantik kaya lo, nangis kaya gini," tutur Anailza, Terra menangis deras di bahu Anailza.

"Gue cape... Harus bersikap baik-baik aja, tapi gue sendiri yang ngalamin sakit itu. Dia pergi Nail... "

"Lo nangis karena cowok?" Tebak Anailza. Terra diam, membuat Anailza mengambil kesimpulan, jika yang ia ucapkan benar.

"Kalau dia di rebut. Ya lo rebut balik lagi lah Ra, kebanyakan cewek yang gue lihat kaya gitu," timpal Anailza.

Terra menatap Anailza dengan matanya sembab."Gue gak mau berjuang sendirian, sedangkan yang gue perjuangin milih orang lain. Dan gue gak mau jatuhin harga diri gue buat lelaki kaya dia," jawab Terra, dengan suara terputus-putus.

"Dan mungkin Tuhan nyadarin gue. Kalau dia memang manusia biasa, yang bisa kapan aja nyakitin gue, dan gue bisa tahu kalau dia kaya gitu," tutur Terra. Anailza menghadapa ke arah Terra, lalu menangkup wajah Terra, dan mengusap air matanya dengan ibu jarinya.

"Udah ya jangan nangis lagi, cuma buat lelaki yang gak baik kaya dia. Dia bego udah ninggalin perempuan hebat kaya lo," ujar Anailza, sambil menatap mata Terra. Terra menatap Anailza, terenyuh dengan kata-katanya.

"Lo perempuan kuat, Ra. Gue yakin itu. Karena pertama kali gue kenal sama lo itu, udah bisa lihat diri lo kaya gimana. Dia lelaki yang akan rugi ninggalin perempuan kaya lo, sekarang lo harus kuat untuk bisa lupaiin dia. Dan gue akan siap jadi sandaran lo, kapanpun itu," sambungnya, dengan wajah serius. Terra terdiam dan tersenyum tipis.

"Lo emang bener-bener malaikat baik yang Allah kasih ke gue. Makasih banyak buat lo, yang selalu ada buat gue, gue gak tahu, apa ini rencananya Allah. Kita selalu pertemukan di saat gue membutuhkan seseorang. Makasih Anailza... " jawab Terra, lalu memeluk Anailza. Dia tersenyum mendengar penuturan Terra, dirinya juga tidak menduga akan hal itu, tetapi ia akan selalu menikmati alur yang akan Allah berikan padanya dengan Terra.

🎶🎶

Ke esokannya, kabar putusnya Terra dengan Mathar tersebar ke satu sekolah. Terra yang mengetahui itupun tidak tahu, siapa yang telah menyebarkannya. Sedangkan Renata tidak percaya saat ia mengetahui hal itu.

"Ra... Lo putus sama Mathar?" Tanya Renata dengan takut, semoga saja apa yang di bicarakan para siswa dan siswi itu tidak benar.

Terra yang mendengar pertanyaan Renata pun menoleh, lalu mengembuskan nafas kasarnya ia tersenyum ke arah Renata. Dia yang tahu senyuman Terra pun, menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, lalu memeluk Terra.

BADGIRL MY GIRLFRIEND [Completed✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang