04. pelaku

100 7 3
                                    

"apabila benar kamu matahariku, haruskah aku betul-betul selalu mengikuti kemanapun arahmu layaknya apa yang dilakukan oleh bunga matahari?"

~arkan pratama.

----

Arkan POV -on-

'hm, udah 1 tahun gue mendam perasaan gue ke lo sil. Lu udah kelas XI dan sedangkan gue? udah kelas XII. Sisa 1 tahun gua di sekolah ini dan gua gatau sebelum gua lulus bisakah gua punya kesempatan nyatain blak-blakan perasaan ini ke lo atau setelah lulus punya kesempatan bisa satu sekolah (kampus) yang sama lagi atu nggak sama lo. But it's time for me to try that. GUE ARKAN PRATAMA BERJANJI DARI SEKARANG BUAT COBA NGUNGKAPIN RASA YANG UDAH KESIMPEN LAMA INI DENGAN CARA GUE SENDIRI.'

itulah batin arkan yang berjanji ingin mengungkapkan perasaannya itu pada sosok sheela untuk kesekian klinya.
Haa? kesekian kali? Hmm yaa sebenernya uda dri beberapa bulan setelah dia sadar dia suka dengan sheela ia selalu saja membatin seperti itu ketika sedang mambayangkan sheela, tapi tidak pernah berani ia lakukan. Tapi ternyata sekarang ia betul-betul memulainya.

Dan dia memulai rencana itu di akhir pekan saat sekolah sedang libur dan ternyata arkan telah memesan bunga matahari yang jumlahnya tidak bisa dikatakan sedikit.setelah diantar oleh tukang tanaman tersebut ia langsung meminta tolong kepada tukang kebun sekolah yang sudah ia kenal ya itu pak Rudi untuk membantu tukang kebun tersebut diarahkan ke taman depan kelas sheela.

"Pak minta tolong anter Abang ini ke taman depan kelas XI-IPS 2 yaa." ucap arkan pada pak Rudi dan di anggukan oleh pak Rudi sendiri.
"Oiya ini langsung tanam aja di taman yang nanti udah diarahin sama pak Rudi ya bang." lanjut arkan berbicara pada tukang kebun itu.
"Siap mas." Jawab salah satu tukang kebun tersebut. Setelah menurut arkan sudah selesai yang harus ia katakan ia pun berjalan keluar berniat langsung pulang. Tetapi ada yang ia lupa katakan kepada pak Rudi.

"PAK RUDIII ! INI LUPA KASIH. NOTES NYA NIIIII." teriak arkan karena jarak ia dgn pak Rudi sudah lumayan jauh. Dan pak Rudi pun langsung menghampiri arkan dan menerima selembar sticky notes tersebut.

"Yakyak sip mas. Oiya mau ditempel dimana ini nanti?" Tanya pak Rudi

"Emmm besok pagi aja nempel itunya biar masih nempel besok. Takutnya kalo sekarang keburu kebawa angin dah tu annti malem kalo kaga di gondol kucing duluan. Eh tapi pagi nya pagi banget ya pakk." Jawab arkan dengan diselingi tawa ringan.

"Asiappp mas arkan pratamaa" sahut pak Rudi dengan kata yang berniat sebagai candaan, dan di balas tawa oleh arkan.

"Saa ae pak rudii. Oiya arkan langsung balik ya pakk makasih udah mau bantuin! Weiyaa sama ini buat anak pak Rudi yaa buat beli mainan kalo gak makan." Ucap arkan sambil memberikan amplop berisi uang disana. Sebelumnya sempat ditolak pak Rudi karena tidak enak pada arkan, tetapi arkan berhasil membujuknya yang beralasan ia memberinya untuk anaknya pak Rudi. Dan pak Rudi pun berterimakasih pada arkan.

--esok harinya--

"aku mau mandi tak tun tuangg tak tun tuangg, biar bisa wangi di dekat sheela tak tun tuang tak tun tuangg~ njir lahh berbakat juga gue nyanyi haha." Bangganya sambil tertawa cringe.

Setelah siap semuanya ia rasa siap. Arkan pun langsung sarapan dan berangkat ke sekolah menggunakan mobilnya seperti biasa.

sunflower🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang