33 : Focus On Me

3.9K 547 99
                                    

“Mommy sadar Dad! Dia membuka mata!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mommy sadar Dad! Dia membuka mata!”

Jimin tersenyum kecil lalu meletakkan kopi pahitnya di atas meja. Kedua tangannya merentang, memberi makna jika dirinya menginginkan pelukan di pagi hari, bukan ocehan disertai teriakan yang memekakkan telinga. Entahlah seperti apa, tapi Jimin tak menduga akan separah ini. Anaknya terus menerornya dengan kalimat tentang kesadaran Lea.

Dad, Mommy membuka mata,” ucap Hyun lagi sambil memeluk erat Ayahnya. Sudah melupakan jika dirinya tengah merajuk. Hyun memang begitu, bocah itu akan berhenti merajuk selama kurang lebih dua jam. Bahkan hanya berkisar sepuluh menit jikalau Jimin bergerak mengatakan kalimat halus dan iming-iming hadiah.

“Baik, anggap Daddy percaya padamu, apa yang Mommy katakan?”

Hyun menengadah. Seperti berpikir keras tentang apa yang dikatakan oleh ibunya. “Umm... Daddy menyayangiku.”

What? Dunia tahu betapa Jimin menyayangi Hyun. Bahkan dia rela melakukan sesuatu hanya demi bocah kesayangannya itu. Meski harus mengorbankan pekerjaan bahkan jutaan lembar dollar.

Mommy bilang, Daddy marah karena Daddy menyayangiku. Hyun tidak menjadi anak baik,” sambung bocah itu sembari menunduk. Dia separuh minta maaf atas perbuatannya yang tak patut untuk dicontoh. Pikirnya, pasti Jimin akan marah jika dia tidak segera minta maaf.

Sedangkan Jimin merenung sejenak. Hyun memang seorang bocah yang masa khayalannya tinggi. Tapi soal Lea, Hyun jarang main-main. Dia berdehem, juga memijat pelipisnya lantaran tiba-tiba terasa pening. Jika Lea sempat sadar, kenapa tak ada tanda-tandanya sama sekali.

“Pergilah mandi dengan Nanny.”

Hyun berlari keluar kamar sambil menyambar handuknya. Meninggalkan sosok Park Jimin seorang diri di dalam keheningan kamar. Hanya tersisa suara penghangat ruangan yang menemani suasana.

Jimin mengambil ponselnya. Mengutak atik sejenak lalu ditempelkan pada kuping usai menemukan nama Gary. “Urus kepulangan Lea.”

Tapi beliau belum sadar sir. Pihak rumah sakit tentu melarang itu.”

“Aku tidak peduli!” suara Jimin penuh penekanan. Tak mau di tolak sama sekali. Apa yang diinginkan harus terjadi. “Bayar berapapun. Dan jangan sampai ada satupun yang tahu kemana Lea pergi. Periksa seluruh cctv rumah sakit, aku mau hasilnya sore nanti,” Jimin sendiri tahu permintaannya terlalu muluk-muluk, tapi ini demi kebaikannya. Demi kebaikan Hyun juga Lea.

Saya mengerti.”

Usai mendapat kesiapan dari tangan kanannya, Jimin langsung membuang tubuh lelahnya di atas ranjang. Meletakkan tangan di atas kening sambil mencoba menutup mata, merilekskan sejenak otot-ototnya yang beku.

“Aku harap semua akan baik-baik saja.”

Membuka kelopak matanya perlahan, yang Lea temukan saat pertama kali adalah keheningan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuka kelopak matanya perlahan, yang Lea temukan saat pertama kali adalah keheningan. Dia mengedarkan, tak ada siapapun dalam ruangan. Melirik sejenak pada jam dinding, waktu menunjukkan pukul sembilan, Jimin pasti ada di kantornya. Dan Hyun...

Wanita muda itu tersenyum simpul, betapa dirinya merindukan tawa khas menggelegar milik puteranya. Atau mungkin ocehan tak masuk akal yang dulu tidak semua orang pahami kini sudah mereka ketahui.

Yeah, dalam kurun waktu tiga puluh menit dari sekarang, si wanita ular itu akan datang dan menyuntikkan semacam cairan yang dapat membiusnya. Membuat tubuhnya lemah sekaligus mengantuk. Tak ada yang tahu jik dirinya sudah tersadar sejak lima bulan yang lalu.

Diam-diam dia tertawa. Hampir setengah tahun mempermainkan kehidupan Lea tak juga dapat mendapatkan Jimin. Semua orang tahu jika Jimin insan paling beku. Sangat sulit untuk di dekati. Gosh! Dirinya bahkan ingat saat masa lalu.

Ditabrak dan berakhir di rumah sakit. Lalu memberi tawaran untuk menjadi kekasih. Tuhan.. Lea tak pernah tahu kejadian itu merubah kehidupannya seratus delapan puluh derajat. Memiliki anak diusia muda apalagi di saat-saat menegangkan. Selalu bersembunyi agar tak ada yang dapat menemukan dirinya dan Beomgyu.

Beomgyu? Tuhan! Lea sampai lupa dengan bocah itu. Dia tak bisa mencuci sepatu dengan bersih, dia juga tak bisa memasak. Jimin tak terdengar pernah bercerita mengenai adik satu-satunya itu.

Ceklek.

Lea memejamkan matanya kembali. Pura-pura tidur meski Sihyun kerap menemukan dirinya berbohong. Tapi ketukan sepatu pantofel juga menyadarkan Lea jika yang datang bukan seorang wanita. Dia membuka kelopak matanya, lalu menemukan seorang pria khas Amerika menatapnya dengan mata melebar.

“—Miss” sapanya kemudian menunduk. “Saya Gary. Asisten pribadi Tuan Park.”

Lea ingin percaya, tapi dirinya sudah tak dapat lagi mempercayai orang setelah tahu Sihyun semena-mena dengan alat medis hanya demi kesenangannya sendiri.
Untuk mendapatkan Jimin.

“Tuan Park menyuruh saya menjemput anda.”

“Apa aku perlu mempercayaimu?”

Gary menunduk. “Saya tangan kanan tuan Park.”

Wanita muda itu menimang sejenak. Tapi langsung mengangguk dan coba turun dari ranjang. Hanya saja efek terlalu sering terlelap membuatnya hampir terjatuh.

“Tuan Park tak ingin ada yang mengetahui tentang anda, jadi gunakan pakaian ini. Saya akan keluar sebentar,” pamitnya sambil keluar kamar. Meninggalkan sang calon Nyonya Park berbenah diri. Setelah mendengar perintah untuk kembali masuk, dia masuk.

“Apa yang kau jamin jika berbohong?”

Gary terpukau. Tak menyangka jika istri tuannya begitu pandai. Susah mempercayai orang lain. Jaminan? Pria itu menunduk, membawa tangannya untuk memeriksa saku jas dan celana. Setelah ditemukan, dia memberikan benda itu pada Lea. “Anda bisa menembak kepalaku dengan ini. Bisakah kita pergi sekarang?”

Lea memperhatikan pistol dan Gary bergantian. Sebelum akhirnya menunduk dan setuju. Mengikuti langkah kaki Gary membawanya sembunyi-sembunyi keluar gedung.
Entah apa maksudnya, tapi dia lewat pintu belakang. Kakinya agak sulit untuk digerakkan. Mungkin efek terlalu lama berbaring di rumah sakit.

“Ayo. Tuan muda Hyun menunggu anda di rumah.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Focus On Me; PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang