“Shit!”
Lea terdiam. Dia menatap penuh tanda tanya pada dua buah mobil sedan warna hitam yang berhenti tepat di depan mobil ferrari Gary. Spontan, wanita itu memperhatikan wajah pias milik Gary. Seketika wajahnya pucat, keringat bercucuran dari kening. Ia terdengar mengumpat kuat sambil mencengkeram kuat kemudi mobil.
“Itu mereka.” Lea ingin bertanya mereka siapa. Tapi memandang wajah pucat Gary seperti memberi tanda pada Lea untuk tidak bertanya. Pria itu memundurkan mobilnya dan bergerak menjauh. Dan benar, sedan hitam itu mengikuti mereka.
Gary pening, dia menuruti perintah Jimin untuk tidak membawa siapapun. Dan dirinya yang terkena imbasnya, musuh bisa datang kapan saja. Tanpa waktu yang bisa dipastikan.
Pria di balik kemudi itu menghela napas panjang. Semuanya kacau, sosok itu pasti sudah tahu jika Lea ia bawa pergi secara sembunyi-sembunyi. Selincah apapun cacing, pasti akan tertangkap juga.
Lea memekik kencang saat letupan senjata api menabrak bagian belakang. Jantungnya berdetak tak beraturan seperti lari maraton. Gary yang menyadari itu memacu mobil semakin kencang membelah jalanan yang sepi. Entah keberuntungan dari mana, mobil tak banyak berlalu lalang. Lalu lintas terasa lebih sepi dari sebelumnya.
Dor
Wanita itu membekap mulutnya sendiri. Tak ingin terdengar lemah yang mana bisa membuat Gary merasa tertekan. Bibirnya tak berhenti meramal doa, berharap agar semua baik-baik saja. Dia memekik lagi saat Gary tak sengaja menabrak pembatas jalan hingga penyok. Tapi, dia masih bisa melajukan mobil dengan benar.
“Hubungi Tuan Park!” perintah Gary sambil menyerahkan ponsel ke arah Lea. Entah kapan pria itu mengambil ponsel, Lea tak terlalu memperhatikan semua itu.
Menghubungi Park Jimin? Lea rindu suara berat pria itu. Khas dengan kemanisan yang tiada tara. Senyumnya, semua tentangnya Lea rindu. Menahan detak jantung yang berdetak tak karuan, Lea mencari-cari nama milik prianya. Tuhan.. Lea ketakutan setengah mati. Entah siapa yang sedang menyerang mereka kali ini.
Tapi dia jelas tahu satu nama yang ingin membuatnya tiada.
Wanita itu gemetar takut. Kepalanya terbayang dengan tak bisa lagi berkumpul dengan Jimin atau bermain dengan dunianya, Hyun. Bagaimana hidup bocah itu jika Lea tiada?
Tak sadar panggilan sudah tersambung, Lea terkejut hingga menjatuhkan ponsel. Menahan tangis akibat kecerobohan, dia berhati-hati mengambil ponsel itu. Tapi naas, semua sudah diatur dengan begitu apik oleh pembuat skenario. Truk bermuatan tinggi menabrak mobil itu. Brak
Bukan lagi hancur, mobil itu bahkan melewati pembatas jalan dan berguling-guling hingga berakhir di kubangan sungai yang konon terkenal oleh buaya yang ganas.
Mobil itu hancur. Dia menyaksikan semuanya, sudah dipastikan Choi Lea tak dapat diselamatkan lagi. Insan yang menonton kejadian itu tersenyum. Dia psikopat perencana ini semua, orang sama yang membuat Lea tertidur. Tentu, wanita itu orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Focus On Me; PJM✔
Фанфик[Mature] [Complete] [Disarankan untuk follow author dahulu] [FANFICTION BTS BOOK 5] Pertemuan Park Jimin dengan Choi Lea bisa dikatakan gila. Pria yang ingin mengunjungi kawan lamanya harus mendapat sial usai menabrak mahasiswi secerewet Choi Lea...