12 : Focus On Me

5.2K 544 8
                                    

Focus On Me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Focus On Me

Aisshh...”

Lea mendengus sebal pada sebuah noda bekas maskara yang tertinggal di sudut kelopak matanya. Ia menyiramkan sedikit air pada selembar tisu lalu menggosokkan pada noda tersebut. Bibirnya membentuk lengkungan senyum tipis saat melihat wajahnya sudah sempurna. Sebentar lagi penutupan dan ia sudah siap untuk berdansa lalu menjadi queen malam ini.

Ia lagi-lagi memuji gaun manis yang membalut tubuhnya. Tidak buruk juga. Gaun ini membuat dirinya menjadi tampak lebih muda dan manis di saat bersamaan.

“Jimin-ah, bagaimana jika kita memulainya dari awal?”

Sedetik kemudian gadis itu terbahak melihat ekspresinya. Ia seperti baru saja meminta uang kepada Ayahnya dan pria itu tidak mau memberi. Lea lalu mencoba kalimat itu lagi dengan nada dan mimik wajah yang  berbeda.  Hingga beberapa pasang mata menatap dirinya dengan tatapan aneh. Oh.. Mungkin tidak. Mereka sudah hapal betul tabiat Choi Lea yang terkenal agak sinting itu.

Drtt..

Gadis itu menghentikan kegiatan konyolnya lalu meraih ponsel yang bersembunyi di dalam tas. Alisnya mengkerut bingung saat melihat nomor asing menghubunginya. Mungkin saja Ayahnya.. Yeah, Lea hapal keteledoran pria itu. Jika iya, maka ini sudah kelima belas kalinya sang Ayah berganti nomor ponsel dalam satu tahun.

Hello~” sapa Lea selembut mungkin. Benda pipih itu diapit antara rahang dan pundaknya sedangkan tangannya yang bebas mulai membereskan beberapa alat kosmetik. Selama beberapa detik hanya keheningan yang melanda, tidak ada apapun. “Hei..jika tidak memiliki keperluan aku tu—”

Nuna..”

Deg..

Jantung Lea rasanya mencelos begitu telinganya mendengar suara lembut penuh rasa takut dari ujung sana. Ia begitu rindu sosok itu, wajahnya yang manis dan segala hal tentangnya.

Tolong aku..” lirih sosok itu sambil terisak pelan.

Lea kalap. Rasa takutnya menyebar di setiap pembuluh darah hingga jantungnya terasa mencelos nyeri. “Kau dimana? Aku jemput sekarang.”

Setelah menemukan titik lokasi si penelepon tadi, Lea langsung berlari tergesa keluar dari kamar mandi. Air mata sudah luruh dan membasahi pipinya. Jujur dirinya begitu takut, adiknya kukuh untuk pergi. Lea bahkan tidak tahu alasan jelas adiknya itu pergi, kecuali Ayahnya. Pria paruh baya itu tahu anak laki-lakinya pergi kemana dan melakukan apa. Hanya saja pria itu tidak pernah mau menceritakan padanya.

Shit!

Bergegas Lea memasuki taxi yang sudah ia hentikan. Persetan dengan acara tahunan kampusnya.

Deg..

Jimin? Lea menggigit bibir bawahnya bingung. Tangannya berniat untuk menghubungi Jimin namun urung. Biarlah pria itu marah, dirinya lebih mementingkan adiknya dari pada orang lain untuk sekarang ini.

Mobil yang Lea tumpangi berhenti di daerah sesuai interupsi adik laki-lakinya—Choi Beomgyu. Gadis itu menyerahkan beberapa lembar uang kepada sang supir taxi dan bergegas turun. Anak mata gadis itu bisa melihat raut cemas Beomgyu. Ia segera berlari menuju ke arah adik laki-lakinya dan memeluk pria itu erat.

Nuna—” suara itu tercekat. Tertahan oleh air mata yang memenuhi matanya. Laki-laki itu memeluk Lea begitu erat. Meluapkan segala rasa takut.

Lea melepaskan pelukannya lalu menatap bola mata adiknya itu dengan sendu. Tangannya menangkup dua pipi yang nampak lebih tirus dari dua tahun lalu. Sungguh..sudut bibir yang mengeluarkan darah dan lebam dibeberapa bagian seakan menampar Lea jika adiknya sedang tidak baik-baik saja.

“Ayo pergi hiks, mereka mengejarku.”

Lea mengangguk cepat sambil mencari taxi lagi. Sial! Seharusnya ia menyuruh taxi tadi untuk menunggu.

“Kumohon cepat nuna..”

Jantung Lea berdetak cepat. Ia segera membantu Beomgyu untuk masuk kedalam taxi yang berhenti. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Namun, sesuatu yang besar telah terjadi.

Harabeoji mengurungku.”

Si tua itu! Lea benar-benar ingin segera membunuhnya. Entah mengapa kakeknya selalu ingin menyakiti keluarganya. Selalu seperti itu.

“Jungkook hyung sudah menikah dengan temanku.”

Lea tertawa dalam hati. Pria sinting itu sudah menikah? Ah.. Jangan salahkan Lea yang tidak tahu menahu tentang keluarga Ibunya. Mereka yang membuat Lea begitu enggan menampakkan diri bahkan terkesan tidak peduli. Dan apa kata Beomgyu tadi? Temannya? Lea tak pernah tahu jika selera kakak sepupunya itu adalah bocah kecil. Wait! Jangan bilang dia Lee Ahra? Mengingat terakhir kali dirinya bertemu dengan Jungkook juga saat bertemu Ahra. Oh dunia memang sempit.

“Kau tahu yang menarik Nuna?”

Lea memilih bungkam. Ia sejujurnya tidak tertarik dengan cerita adiknya. Tapi itu terserah adiknya mau menceritakan apa. Gadis itu menggeleng pelan sebagai respon.

“Lee Ahra anak Paman Lee. Mantan kekasih Ibu.”

Deg..

Fuck that! Dunia benar-benar sempit.

“Maksudmu?” oh.. Lea mulai tertarik sekarang.

“Sebelumnya Ibu pernah menjalin hubungan dengan paman Lee dan memiliki anak bukan?”

Lea mengangguk. Ia tahu soal itu. Bahkan Ibunya menceritakan terang-terangan tentang masa lalunya dulu. Bahkan Ibunya mengatakan tidak akan pernah sudi menemui kakeknya lagi. Lea tak menampik jika dirinya cukup sedih mengetahui mungkin saja dirinya memiliki seorang kakak. Tapi, kejadian puluhan tahun lalu tidak terjadi apapun atau dalam artian baik, Ibunya tidak mungkin menikah dengan Ayahnya dan dirinya tidak akan lahir bukan?

“Lee Ahra anak paman Lee. Harabeoji masih menyisakan dendam. Setelah menghabisi Paman Lee dan istrinya, ia juga ingin menghabisi Ahra. Ceritanya panjang, aku akan menceritakan lain waktu. ”

Dasar kakek sinting! Gila! Tidak waras! Bagaimana mungkin membunuh satu keluarga dengan keji. Entah umpatan macam apa lagi yang terlontar dari bibir Lea. Tapi gadis itu tak akan mengumpati keluarganya sendiri.

“Tapi...mereka mencariku dan berniat menghabisiku karena membantu Jungkook hyung.” Ucapan Beomgyu terkesan begitu takut dan rapuh.

Deg..

Lea spontan menoleh kearah Beomgyu. Ia membuka pelukannya lalu membawa tubuh pria itu kedalam pelukannya. Mengecup keningnya sebagai tanda sayang yang tak akan pernah pudar. Lea tahu, adiknya akan melakukan apa yang menurutnya benar. Entah kemana dan apa yang dilakukan adiknya. Tapi.. Lea tahu pasti jika laki-laki itu ingin yang terbaik untuk keluarganya yang kacau.

“Kita pergi. Pergi jauh sampai mereka tidak akan menemukan dirimu. Aku akan melindungimu. Nuna janji.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Focus On Me; PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang