Bagian 4

918 105 7
                                    

Suasana hening dan mencekam sangat terasa didalam kelas 12 IPA 3. Bukan karena mereka di marahin oleh guru yang sangat killer tidak bukan itu melainkan mereka tengah mengerjakan soal Ulangan matematika yang di berikan oleh gurunya tadi secara mendadak yang membuat semua murid kesal di buatnya.

Mereka kesal bukan karena belum belajar tapi mereka kesal karena belum sempat membuat contekan. Bagi mereka belajar tidaklah sangat penting di saat sedang ulangan melainkan contekan lah yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka semua melainkan hanyalah ada suara helaan nafas di setiap detik nya. Entah mereka tidak mau berpikir ataupun mereka tidak mengerti sama sekali. Terbukti kertas ulangan yang mereka dapatkan harusnya di isi oleh jawaban dari soal soal tersebut nyatanya mereka hanya menulis ulang soal tersebut untuk terlihat bahwa mereka mengisi nya.

Mungkin itulah tradisi turun temurun Anak sekolah menulis ulang soal lebih gampang dari pada harus menulis jawaban yang mengharuskan mereka berpikir berjuta" kali untuk menemukan jawabanya.

Tidak terasa Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi itu tandanya mereka sudah terbebas dari pelajaran yang sangat mereka ingin musnahkan itu. Guru yang mengajar sudah keluar dari kelas mereka .

Semua murid yang ada di dalam kelas akhirnya bisa bernafas lega. Terdengar dengan jelas suara mereka yang sedang menghujat gurunya tadi dengan berbagai umpatan kekesalan yang mereka lontarkan tidak peduli jika harus terdengar oleh kelas sebelah.

Berbicara tentang Shafira Gadis itu dari pertama masuk kelas tidak mengeluarkan sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.
Teman teman kelasnya terutama Daffa dibuat bingung oleh sikap Shafira yang menurut mereka tidak biasanya.

Banyak sekali pertanyaan yang keluar dari temen temennya hanya untuk menanyakan dirinya kenapa tapi hanya di balas dengan gelengan dan anggukan saja oleh gadis itu.

Bukan karena Shafira marah kepada teman temanya hanya saja ada sedikit luka yang sudah tergores di hatinya kemarin malam.

Untuk masalah semalam, Shafira masih mengingat jelas bagaimana orang yang di cintainya mencintai orang lain.
Yang lebih sakit adalah Shafira mendengar langsung dari bibir orang yang di cintai nya. Mungkin jika orang lain yang bilang kepadanya Shafira mungkin tidak akan percaya tapi ini jelas berbeda orang yang di cintainya lah yang bilang secara gampang kepadanya.

Di sisi lain terlihat bahwa Daffa sedang memperhatikan gerak gerik sahabatnya itu
dari awal masuk kelas. Daffa sangat bingung melihat perubahan sikap Shafira kepadanya ahh tidak bukan kepadanya saja melainkan kesemua penghuni kelas.

Karena merasa khawatir kepada sahabat nya Daffa memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Shafira yang sedang melihat kearah jendela dengan tatapan yang kosong.

Tentu saja pergerakan Daffa tidak terlepas dari penglihatan teman teman kelas nya itu. Menurut mereka ada sesuatu yang terjadi di antara dua sahabat yang kini terlihat sedang tidak akur .

Dengan perlahan Daffa duduk di samping Shafira tidak ada pergerakan dari sahabatnya itu Shafira hanya terus diam melihat ke luar jendela tanpa memperdulikan kehadirannya.

Dengan sedikit ragu Daffa memberanikan diri untuk bertanya kepada Sahabatnya " Fa Lo kenapa, kok gua perhatiin dari awal masuk kelas Lo gak ngomong sepatah katapun. Lo sakit fa? "

Secara tidak sadar Lo udah buat gua sakit daf

Dengan perlahan Shafira mulai memalingkan tatapannya ke arah seseorang yang sedang berbicara di sampingnya itu.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Daffa Shafira berdiri dari tempat duduknya tapi sebelum kakinya melangkah tangannya sudah di tahan oleh Daffa dengan sedikit kencang yang membuat Shafira menahan rasa sakit untuk kedua kalinya.

" Lo kenapa sih di tanya tuh jawab fa jangan kayak anak kecil ada masalah Lo malah diam kek orang bisu! "  Ucapan yang keluar dari bibir Daffa membuat semua teman teman kelas nya Kaget tidak menyangka jika daffa bisa semarah itu.

Shafira hanya menghela nafas pelan sebelum mengeluarkan suaranya " gua gapapa, Lo gak perlu khawatir gua bukan anak kecil yang seperti Lo bilang barusan " setelah mengatakan itu Shafira menarik tangannya yang di pegang oleh Daffa lalu melangkahkan kakinya pergi keluar kelas.
Tujuan Shafira saat ini adalah rooptop.

Lagi dan lagi semua penghuni kelas termasuk Daffa di buat melongo dengan perubahan sikap shafira. Banyak pertanyaan di otak mereka kenapa shafira terlihat sangat dingin kepada sahabatnya sendiri yaitu Daffa.

Daffa sadar bahwa dirinya sudah membentak Shafira. Bagaimana bisa dirinya membentak sahabatnya itu untuk pertama  kalinya hanya gara-gara masalah yang belum ia ketahui sebabnya.

Bego Lo daf kenapa lo harus bentak Shafira sih arghhhh  Batin Daffa frustasi .

Dengan nafas yang memburu Daffa keluar dari kelas nya hanya untuk mencari dimana  Shafira . Dia harus menemukan Shafira lalu meminta maaf kepadanya iya harus.








Hai guys aku update nih. Maaf banget jarang update soalnya bingung mau nulis gimana wkwk.
Tapi Alhamdulillah aku dapet ide dan langsung nulis cerita lagi biar kalian gak cape nunggu:)

Oh iya jangan lupa klik bintangnya yah biar aku tambah semangat nulis 😊bye-bye guys 👋

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang