Bagian 14

561 46 5
                                    

Semenjak kejadian semalem, Daffa dan Shafira saling menjaga jarak satu sama lain. Tentunya Daffa lah yang pertama menjaga jarak dengan Shafira, dia tidak membenci Shafira melainkan ia tidak mau terus-terusan menyakiti Shafira. Walapun ini bukanlah kesalahan kedua nya, hanya saja takdir yang sangat kejam untuk mereka.

Sedangkan Shafira yang baru saja masuk kedalam kelas nya menatap bingung ke arah Daffa yang sedang duduk di meja paling depan bersama Rendi ketua kelas nya. Apa Daffa membenci dirinya sehingga harus berpindah tempat duduk? tidak mau ambil pusing dengan hal itu, Shafira memutuskan untuk duduk di tempat nya yang kini sudah ada Rara teman sekelasnya yang mulai saat ini menjadi teman sebangku nya yang baru.

" Fa, Lo lagi ada masalah yah sama Daffa? Sampai-sampai kalian harus pisah duduk kayak gini? " Tanya rara sambil memakan cemilan yang ia beli dari kantin sebelum masuk ke dalam kelas.

" Shafira! Ihhh gua lagi nanya sama Lo! "

Shafira menghembuskan nafas pelan " Ra, gua boleh nanya gak? "

" Kebiasaan banget sih Lo! Bukanya jawab pertanyaan gua, malah nanya balik "

" Ra, please Lo bisa gak sih, gak usah nyerocos dulu? "

" Iya-iya sorry, yaudah apaan? "

Shafira menghembuskan nafasnya sejenak " Lo, pernah jatuh cinta sama sahabat Lo sendiri gak? "

Rara memincingkan matanya, menatap Shafira curiga " Jangan bilang kalau Lo jatuh cinta sama Daffa? "

Shafira mengangguk mengiyakan pertanyaan yang di lontarkan oleh Rara. Sedangkan Rara sudah melongo di tempatnya dan menatap Shafira tidak percaya.

" L-lo serius? Gak bercanda kan? Tapi fa, bukannya Daffa suka sama yang namanya dinda itu kan? "

" Daffa menyukai Dinda Ra, Daffa sangat mencintai dinda lebih dari apapun. Gua gak mungkin ngerusak kebahagiaan sahabat gua sendiri " ucap Shafira pelan sambil menutup kedua matanya rapat-rapat. Karena tidak mau ada orang lain yang melihat air matanya jatuh.

Rara sangat paham perasaan Shafira sekarang. terjebak dalam cinta yang tidak mungkin terbalaskan bukanlah hal yang sangat mudah di jalani, apalagi orang itu adalah sahabat kita sendiri. Tapi kembali lagi, bahwa cinta datang tanpa memandang siapapun itu.

" Gua gak mungkin bisa memiliki Daffa ra, mustahil kalau Daffa bisa mencintai gua ra. Miris banget kan kisah gua ra hehe " ucap Shafira sambil tersenyum kecut.

Rara tertawa kecil " Fa, dengerin kata-kata gua yah. Mungkin sekarang Lo bisa bilang kalau Daffa gak bisa mencintai lo, tapi besok? Gak ada yang tau tentang perasaan seseorang fa "

Shafira menatap lekat kedua mata Rara, disana ia melihat ketulusan dan kehangatan dari sorotan mata yang sekarang menjadi teman nya. Tidak ada kebohongan didalamnya.

" Gua yakin Lo pasti bisa ngelewatin semua ini fa, Lo harus percaya sama diri Lo sendiri. Ingat kata gua fa, takdir gak ada yang tau kan? "

Shafira langsung memeluk Rara dengan sangat erat, seolah dirinya ingin menyalurkan rasa sakit nya itu.

" Semangat terus fa, gua akan selalu ada buat Lo " sebuah senyuman terukir jelas di bibir mereka masing-masing.

🍃🍃🍃

Shafira menidurkan kepalanya di atas meja kantin dengan tangan yang di lipat sebagai bantal. Matanya terus menatap tingkah konyol kedua sahabatnya di tambah lagi dengan Rara yang sekarang bergabung. Mereka bertiga sedang memperebutkan bakso yang tersisa satu di dalam mangkuk.

" Buat gua aja lah tuh bakso, dari pada kalian ribut kek gitu " ucap Shafira dan langsung merebut mangkuk yang berada di tangan Oliv dan memakan bakso yang menjadi rebutan ketiga sahabatnya itu.

" Anjirr bakso gua! " Teriak Oliv sambil memandang nanar kuah bakso yang sekarang sudah kosong .

" Salah kalian juga sih, bakso satu aja main di rebutin "

" Bukan masalah bakso nya fa, tapi perjuangan kita buat mendapatkan semangkuk bakso itu yang berarti hiks " ujar Rara sambil berekting menangis

" Lebay anjirr! "

Nayla berdehem " fa, Lo serius mau buang perasaan Lo itu? "

Shafira menganggukkan kepalanya " Mau gimana lagi? Jalan satu-satunya yah gua harus lupain Daffa nay "

" Tapi fa, Lo emang sanggup? "

" Lo ngeraguin gua liv? Tenang aja, gua pasti bakal bisa ngelupain Daffa kok. Percaya sama gua "

" Kita bakal dukung lo fa " sahut Oliv semangat.

Tatapan keempat nya langsung beralih ke arah tiga cowok yang baru saja masuk kedalam kantin. Disana ada Raihan, Adit dan juga Daffa.

Shafira menatap ke arah Daffa dan sialnya Daffa juga menatap ke arah Shafira. Pandangan mereka bertemu seolah ingin menyalurkan rasa yang sekarang sudah berbeda.

Shit!

Gimana gua bisa lupain Lo daf? Sedangkan kenangan yang kita buat terlalu banyak untuk di lupakan.

Shafira langsung mengalihkan pandangannya. Tidak mau berlama-lama memandang daffa., Entah kenapa jika setiap ia memandang daffa hatinya terasa sakit.

" Fa, Lo gapapa kan? " Tanya rara khawatir.

Shafira langsung menutup matanya, seolah tidak mau melihat muka Daffa di sini. Dan benar saja setelah shafira membuka matanya di sana sudah tidak ada Daffa.

" Kalau Lo gak bisa, gak usah di paksain fa. Inget sesuatu yang dasarnya karena terpaksa, gak akan berhasil sampe akhir fa " ucap Nayla.

Shafira terdiam mendengar ucapan nayla. Ada benarnya juga, tapi apalah daya jika hati dan pikirannya bertolak belakang.

" GUA CAPEK HARUS GINI TERUS! Gua pengen Daffa jadi milik gua. Gua pengen berjuang! " Ucap Shafira sambil menopang dagunya pake tangan.

" Ya berjuang lah! Ribet banget lo! "

" Tapi gua gak bisa Liv "

" Yaudah nyerah aja sih "

" OLIVIA! " teriak Shafira geram.

Sedangkan gadis yang bernama Olivia itu hanya bisa menyengir kuda " hehe sorry fa "

" Gua yakin kalau Lo gak mungkin bisa lupain Daffa " ujar rara sambil menatap bola mata Shafira.

" Lo kok bisa tau Ra? Ehh " ucap Shafira keceplosan dan langsung menutup mulut nya.

Gadis itu tersenyum lembut " keliatan dari cara Lo Mandang Daffa gimana ". Rara mengubah cara duduknya menjadi tegak seolah dirinya ingin mengatakan sesuatu yang sangat serius.

" Dengerin gua fa, kalau Lo mencintai Daffa yah Lo berjuang. Lo jangan nyerah gitu aja, Lo jangan biarin daffa menjadi milik orang lain " lanjut Rara. " Jangan paksain hati Lo buat lupain Daffa, gua tau gak mudah bagi Lo buat ngehapus semua kenangan indah Lo sama Daffa. Tapi gua cuman bisa bilang sama Lo, kalau Lo gak boleh nyerah. Lo juga pantas buat perjuangin cinta Lo fa. "

" Dan satu lagi, Tidak semua hal yang menyakitkan di hari ini, dapat terjadi esok hari . Intinya kita gak akan tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Karena itu semua sudah menjadi rahasia takdir. "

TBC guys:-)
Makasih yang udah baca cerita gaje buatan aku ini:( gak nyangka bisa sampe 1k huhu 😭 pokoknya buat kalian luvluv💙

Jangan lupa vote dan coment okey?💙🌹
Seeyou😚🍃

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang