Di jurusan ini, mereka diharuskan membuat 'jurnal mingguan' yang sebenarnya adalah resume singkat atau jawaban atas pertanyaan arahan yang ditanyakan oleh dosen di silabus mata kuliah. Untuk menjawabnya, mahasiswa harus membaca reading material rujukan. Nilai mahasiswa bergantung banyak di jurnal mingguan, sehingga ̶b̶e̶l̶u̶m̶ tidak ada yang berani meremehkannya.
Selepas makan bersama di kantin Fakultas Ilmu Budaya, geng kemlu langsung menuju Dunkin Donuts sesuai ajakan Theo. Beberapa hari kemarin mereka mendapat paper clinic atau pelatihan kecil dari para asisten dosen dan tim jurnal tentang bagaimana mengerjakan jurnal yang baik. Tetapi karena ini pertama kali, geng kemlu memutuskan untuk ikut kerja bersama di DD bersama teman-teman yang lain.
Karena kalau mereka berempat saja, bisa jadi jurnal tidak akan selesai.
Sesampainya di DD, mereka sudah ditunggu teman-teman lain di kursi dan meja panjang dekat pintu masuk. Jeffrey terlihat meliuk-liukkan badan mencari sesuatu di bawah meja, membuat Dimas risih melihatnya
"Cari apa se?" tanya Dimas. Jeff mendongak ke arah Dimas, "Deketmu ada cop-copan (stop kontak) nggak? Batere leptopku abis"
Dimas mengangguk, "Ada,"
"Kun tadi cari tempat yang banyak cop-copannya"
Kun terlihat bangga, "HI Survival Kit Rule #1: Cop-copan" kemudian memuji-muji dirinya sendiri
Setelah semuanya duduk manis membuka laptop masing-masing, mereka serentak membuka reading material yang harus dibaca demi memahami topik minggu depan.
15 menit membaca, sudah mulai ada yang menyambat,
"Rek...Aku nggak mudeng.." (gaes, aku nggak ngerti..)
Kaila sedih karena setelah 15 menit membaca buku Introduction to IR milik Jackson & Sorensen, dia masih belum memahami topik minggu ini juga. "Dim..jelasin dong...kan kamu udah mo selesai" pinta Kaila pada Dimas yang terlihat merapikan daftar pustaka jurnalnya.
"Apanya yang nggak ngerti?"
30 menit kedepannya Dimas mulai menjelaskan inti dari reading material minggu depan. Beberapa tampak memperhatikan Dimas, yang kini terlihat seperti jelmaan malaikat maha mengerti dan baik hati di mata mereka. Beberapa yang lain masih bercengkrama membicarakan entah apa. Sementara di meja lain banyak orang-orang yang berbicara keras-keras.
Ah, Sonia tidak bisa fokus.
"Win, aku ke depan ya. Biar fokus" pamit Sonia kepada Winwin yang sedang memperhatikan Dimas. Winwin mengerti, Sonia tidak bisa fokus di tempat ramai. Sehingga dia memilih duduk di kursi bagian luar Dunkin Donuts, setidaknya ramainya jalan menjadi white noise bagi Sonia untuk bisa fokus.
15 menit berlalu. Sonia semakin fokus membaca. "Lain kali aku ngejurnal sendiri di rumah aja" batinnya.
Namun tak lama, seseorang datang dan duduk di kursi depannya. Meletakkan laptop-nya di meja Sonia, dan membaca reading material pula. Sonia melirik dengan mata bertanya, "ngapain?"
"Rame banget di dalem" Johnny duduk sambil menyeruput kopinya, "Gue ga bisa fokus"
"Oh.. Iya sama"
***
Sudah 2 jam Sonia berkutat dengan Microsoft Word, berusaha mencapai jumlah minimal 700 kata. Di sisi lain, Johnny juga fokus mengedit dan membaca ulang jurnalnya. Mereka berdua bekerja dalam hening, yang terdengar hanyalah klakson kendaraan yang kadang-kadang muncul, dan keramaian sekitar Dunkin Donuts. Dari tadi Sonia ingin bertanya soal teknis jurnal kepada teman barunya ini, tapi Johnny terlalu fokus pada layar laptopnya.
Sungkan, batin Sonia.
"Son" panggil Johnny tiba-tiba,
Sonia tersentak kecil, "Ya?"
"Ini dikirim ke mana ya jurnalnya?"
"Oh, ada e-mail asdos di grup facebook"
"Oke"
Suasana kembali hening, tetapi tidak bagi pikiran Sonia; ah, berarti Johnny sudah menyelesaikan jurnalnya dan aku bisa bertanya.
"John"
"Ya?"
"Perang dunia II tuh... P sama D nya kapital kan ya?"
"Iya"
"Oke"
Suasana kembali hening untuk kesekian kalinya, tetapi Johnny kali ini memasang headset di telinganya. Membuat Sonia semakin sungkan untuk kembali melayangkan pertanyaan.
"John.. Sori..." lagi-lagi pertanyaan Sonia memecahkan suasana, sambil mengetuk bagian meja yang digunakan Johnny
"Apa?"
"Buat daftar referensi, nama depan dan belakang dibalik kan ya?"
"Iya"
"Kalo Uni Eropa dibalik jadi Eropa, Uni?"
Johnny memandang Sonia dalam diam beberapa detik. Sebelum akhirnya tertawa kecil dan melepas headsetnya
"Son... Hahahah.. Itu ga berlaku buat nama lembaga atau institusi kayak Uni Eropa"
"Ooh.. Hehehe" Sonia membalas tawa kecil Johnny dengan tawa kecilnya pula. Setelah memperbaiki daftar referensinya, dikirimnya jurnal ke e-mail asisten dosen dan...
"Aaah!! Akhirnya selesai juga jurnal pertama" Sonia merenggangkan badannya. Johnny yang dari tadi di depannya tidak melakukan apa-apa, hanya memandang laptopnya dengan headset di telinganya seakan-akan sedang menonton sesuatu. Sementara teman-teman Sonia di dalam ternyata satu per satu sudah mulai kembali pulang karena sudah selesai mengerjakan jurnal.
"Aneh.." pikir Sonia, kemudian membatin dalam hati
Kalau Johnny selesai dari tadi, kenapa dia nggak pulang aja?
Sonia memutuskan untuk memanggil Johnny,
"John"
Johnny sontak melepas satu pasang headsetnya dan melihat ke arah Sonia, "Apa?"
"Kamu nggak pulang ta?"
"Oh. Tadi lagi nonton film dikit sih" jawab Johnny sambil menutup laptopnya, mengikuti Sonia yang juga bebersih dan bersiap pulang
"Film apa?"
"La Boum"
"La Boum?!" Sonia terlihat antusias dan tidak percaya,
"Kamu suka nonton film-film lama?""Iya. Banget."
"Serius? Wah aku juga!"
"La Boum tuh lagunya memorable banget""True" Johnny tersenyum, dan tiba-tiba menyanyikan bait dari soundtrack La Boum,
"dreams are my reality... hahahah""Wah nggak nyangka banget John kamu suka film-film lama"
"Lagi ngapain?!" Suara lantang Kai datang dari kejauhan, nampaknya Kai sudah selesai mengerjakan jurnalnya juga. Dia sudah bersiap pulang. Winwin di belakangnya terlihat pusing tujuh keliling lelah mengerjakan jurnal.
"Sonia ayo pulang" kata Kai, "Nanti dimarahin ibuk...ini udah jam 9 lebih"
"Iya Kai ini juga mau pulang" Sonia berdiri dan merapikan tempat duduk serta membuang sampah-sampah yang dibuatnya selama mendekam berjam-jam
"Duluan ya, John" pamit Sonia, diikuti oleh senyuman Johnny sambil melambaikan tangannya,
"Bye Sonia"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Westphalia | Johnny
Teen Fiction。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆ W E S T P H A L I A 。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆ "Well....Westphalian treaty cleared the thirty years of war.... Shouldn't we clear up our relationship too?" AU ini dibuat dengan latar belakang dunia perkuliahan HI (Hubungan Internasional) d...