Pagi ini adalah hari di mana para delegasi bersiap untuk pergi konferensi.
Tetapi, sudah dua menit Theo dan Kaila terheran-heran dengan apa yang dilihat mereka berdua. Sup hangat dari buffet sarapan hotel yang ada di depan keduanya mulai dingin, karena terlalu sibuk mencerna apa yang terjadi sekarang; pemandangan di mana Johnny bertanya pada Sonia "Mau jus apel? Gue ambilin ya?" dan dibalas oleh senyuman manis Sonia bersama anggukan saja karena sibuk mengunyah roti selai. Johnny kemudian pergi mengambil jus apel, dan Sonia melanjutkan memakan roti selainya.
Seakan-akan perang dingin semalam hanyalah fana belaka.
"Gue tahu sih semalem tuh mereka udah baikan" kata Theo berbisik ke Kaila. "Tapi bisa langsung akrab gini, ya?"
Kaila membisikkan jawabannya ke Theo, "Lha iyo"
"Ini kayak liat orang lagi cmemew-an, tapi kok Joni sik nggawe gggue lau"
"Anjir, spesies kayak lo gak pantes ngomong 'gue-lo'. G nya tebel banget. Kayak bedak lo"
Kaila menginjak kaki Theo di bawah meja makan, menciptakan keributan karena Theo segera membalas injakan kakinya. Keributan mereka berdua buyar ketika Johnny datang membawa jus apel. Atmosfir kembali menjadi awkward-akward manja karena Kaila dan Theo menjadi seperti nyamuk.
"Nyet" panggil Theo kepada Johnny yang sedang menengguk jus apelnya.
"Apa?"
"Kok lo gak bawain gue jus juga"
"Males"
"Tega lo"
Sementara Kaila mencoba menggoda Sonia yang juga menengguk jusnya
"Rasa apa Son, jusnya? Manis? Semanis yang bawain ngga?"
Sonia tersedak, jus apelnya nyaris menyembur, "Kurang ajar" bisiknya kepada Kaila.
***
"Lo satu chamber sama gue" Johnny memberi tahu Sonia yang sedari tadi terlihat mencari namanya di papan pengumuman konferensi. Chamber adalah ruangan yang dibagi ketika paper conference. Biasanya ruangan ini dibagi berdasarkan topik bahasan masing-masing delegasinya. Johnny dan Sonia sama-sama menulis mengenai ekonomi ASEAN, mungkin karena itulah mereka berada di satu chamber yang sama. Kaila dan Theo yang sama-sama membahas culture berada di chamber yang sama pula.
"Siapa dulu yang maju presentasi? Aku atau kamu?" tanya Sonia memastikan urutan presentasi. Dia tidak bisa melihat namanya karena kertas pengumuman urutan chamber-nya terlalu tinggi. Sekarang saja ia berjinjit untuk mencari namanya. Ingin rasanya Sonia protes karena font pengumuman ini terlalu kecil.
Johnny menunjuk namanya, "Gue dapet urutan terakhir"
"Terus, aku?"
"Ini...." Johnny menunjuk nama Sonia yang berada di atas sendiri, "Pertama" katanya
"Mampus"
"Kenapa?"
"Grogi, John"
"Presentasinya sambil liat gue, Son"
Tambah grogi, bangke.
"Ini kalo tuker urutan, nggak boleh ya?"
"Nggak bisa, harusnya" kata Johnny. Jelas tidak bisa, urutan presentasi ini ternyata sudah diurutkan dari topik-topik yang berkaitan satu sama lain. Di chamber mereka, Sonia dan beberapa delegasi lain membahas topik yang serupa; ekonomi ASEAN dan digital revolution. Sekitar dua sampai tiga delegasi yang presentasi setelah Sonia mempresentasikan topik tersebut. Setelah topik ini, barulah topik lain yang berkaitan dengan ekonomi ASEAN dan integrasi kawasan dibahas. Topik inilah yang menjadi bahasan paper Johnny, yang mana ia diletakkan di urutan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Westphalia | Johnny
Teen Fiction。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆ W E S T P H A L I A 。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆ "Well....Westphalian treaty cleared the thirty years of war.... Shouldn't we clear up our relationship too?" AU ini dibuat dengan latar belakang dunia perkuliahan HI (Hubungan Internasional) d...