2.4 Paper Conference: The Train

115 21 0
                                    

Why can't we talk it over?
Oh it seems to me
That sorry seems to be the hardest word
Elton John - Sorry Seems to Be the Hardest Word

Delegasi paper conference Bangkok sebenarnya berangkat dua hari lebih awal dari hari konferensi dilakukan. Kata Kaila, jika mereka berangkat sehari sebelum hari konferensi, akan ada banyak kemungkinan yang tidak dapat diprediksi terjadi - mulai dari pesawat yang delay, atau bisa saja kecapekan karena baru menjalani perjalanan yang cukup jauh. Seluruh delegasi setuju dengan saran Kaila. Walau sebenarnya terdapat maksud tersembunyi dari idenya: jalan-jalan sebentar berkeliling Bangkok sebelum konferensi. 

Jadilah sehari setelah mereka sampai di Bangkok saat petang kemarin, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di Siam Paragon, salah satu mall utama kehidupan per-mall-an di Bangkok. Memang dasar mental kapitalis; di mana pun, kapan pun, kalau bingung hendak ke mana, mending ke mall aja.

Setelah melancong berjam-jam di Siam Paragon, mereka berempat akhirnya memutuskan kembali ke hotel di jam yang paling tidak strategis; jam pulang kantor. Karena posisi hotel tempat mereka tinggal berada di kawasan Bang Kapi alias pinggiran Bangkok, mereka terpaksa naik kendaraan umum untuk kembali. Dari sekian banyak opsi kendaraan umum di Bangkok, pilihan mereka jatuh kepada BTS alias skytrain.

Tapi kembali lagi, pulang di jam tidak strategis membuat mereka terpaksa berdempetan dengan penumpang lainnya di kereta. Bagaimana tidak, Bangkok punya kepadatan penduduk yang tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Johnny dan Kaila yang masuk kereta duluan saja sekarang berada di sisi yang berbeda dengan Theo dan Sonia yang terhimpit di dekat pintu masuk kereta. Sonia terlihat kesulitan membawa barang bawaannya, hingga akhirnya Theo berinisiatif untuk membawakan tas Sonia.

"Sini mana tas lo" kata Theo sambil langsung menyangklong tas Sonia ke pundaknya. Beberapa menit perjalanan, kereta pun sampai di stasiun pemberhentian pertama. Karena banyak orang yang hendak keluar, Theo menerobos rombongan yang hendak keluar kereta agar ia tak ikut arus keluar. Dia pikir Sonia mengikutinya menerobos rombongan.

tapi ternyata-

Sonia memilih keluar kereta sebentar, mengalah dengan rombongan sebelum nantinya kembali ke dalam kereta. Theo menggeleng tidak percaya

"Sonia anjir lo jangan keluar bego nanti lo ketinggalan" teriak Theo dari dalam kereta

Sonia yang kini beberapa langkah jauh dari pintu masuk kereta tetapi masih berada di tengah kerumunan padat berusaha menerobos rombongan. Tetapi tiba-tiba....

BRUKK

"Oh my God! Sorry-sorry!" kata seorang laki-laki yang tidak sengaja menabrak Sonia. Sementara Sonia mengambil handphone-nya yang terjatuh dan kini telah retak. 

"It's okay. Really" Sonia membungkukkan badannya seakan meyakinkan orang itu bahwa tak apa. Orang itu masih berbicara dengan bahasa Thailand, nampaknya mencoba menjelaskan ke Sonia. Kini kepala Sonia berkonflik antara: 1) kereta akan berangkat, 2) hape yang rusak, 3) ini orang kapan berhenti ngomongnya sih

Yang jelas, setelah meyakinkan orang itu bahwa tak apa-apa dan tidak, Sonia tak meminta ganti rugi, ia segera kembali ke kereta

Namun ternyata ia kurang beruntung.

"Sonia!!!!!!!!!!!!" teriak Theo dari dalam. Pintu kereta telah tertutup dan mulai berjalan pelan, lalu cepat. Meninggalkan Sonia dalam padatnya stasiun. 

Dan di sinilah Sonia sekarang. Stasiun Ratchathewi. Tanpa dompet, paspor dan tasnya, membawa barang belanja, tetapi setidaknya membawa handphone yang retak dan tanpa koneksi internet dari wifi travel yang dibawa Kaila

Westphalia | JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang