2.5 Paper Conference: The Beginning

72 20 13
                                    

[gaes bgm buat chapter ini so swit banget,, coba dengerin deh]

I want to move closer to you
I want to get to know you since I met you
My heart pounds when I hear your voice
Since the day we first met, I've been absently daydreaming
As soon as I got introduced, I wanted to say hello
But as soon as I lost you, my heart became mixed up
You dissapeared, I'm worried to death
Will you be okay? Do you have someone to take care of you over there? I don't know


[Bedroom Audio - Mai Bok Teur / Not Telling You] 

Sebagai teman yang baik, Theo menyarankan Johnny untuk segera meminta maaf pada Sonia. Akan sangat tidak seru apabila mereka berempat harus melanjutkan hari-hari di Bangkok dengan suasana perang dingin. Tetapi sifat keras kepala Johnny mengatakan dia tak seharusnya meminta maaf begitu saja. Apalagi setelah mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari Sonia di lobby hotel tadi. 

Sudah dua jam para delegasi ini tidak berencana untuk makan di luar karena perang dingin. Theo yang sedari tadi ingin menikmati Pad Thai mulai tidak sabar dan stres sendiri. Sementara Kaila yang masih penasaran dengan rasa rujak Thailand alias Som Tam juga mulai tidak sabar. 

Baik Kaila dan Theo sama-sama berusaha untuk mengakhiri dinginnya suasana. Kaila berbicara dengan Sonia di kamar mereka berdua, dan Theo dengan Johnny. Namun baik Johnny maupun Sonia memiliki template jawaban yang sama: 

"Ga ada yang marah kok"

Terus kenapa kalian diem-dieman, bambanggg???? pikir Theo. 

Theo, dengan bayang-bayang enaknya Pad Thai di kepalanya, akhirnya memutuskan menyelesaikan permasalahan ini dengan hak veto via grup delegasi

Theo
Kai, udah lo ikut gue cari makan, laper gue. Johnny, Sonia, lo ga boleh ikut. 

Kaila
Yuk, tak tunggu di lobi hotel ya

Johnny
Ikut. Gue juga laper

Sonia
Kailaaaa kan aku yo gurung maem :( 

Jadilah Johnny dan Sonia ditinggalkan temannya di kamar masing-masing bersama lapar. 

***

Johnny berbaring menghadap langit-langit kamar hotel sambil memainkan ponselnya. Satu, dua, tiga puluh menit terlewati semenjak Theo meninggalkannya sendiri bersama lapar. Ada banyak yang ia pikirkan sekarang;

Theo sama Kaila makan di mana ya?

Itu Theo ntar bawain gue makanan ga ya?

Ini hotel nyaman juga

Apa gue tidur aja ya?

.

.

.

.

Sonia udah makan belum ya?

Sesaat Johnny memikirkan Sonia yang mungkin saat ini berada di posisi yang sama sepertinya: sendirian dan lapar. Dari sekian banyak pikiran Johnny, yang satu ini benar-benar tidak bisa diabaikannya. Segera ia membuka ruang chat Sonia, hanya sekedar menyapa untuk memastikan kondisi Sonia sekarang. Tetapi satu pesan mencuri waktu lebih dahulu untuk memasuki notifikasinya

John

Son

Hahahah, kamu duluan

Lo duluan

Lah

Oke gue dulu

Westphalia | JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang