[10]

3.4K 297 2
                                    

***

"Jadi.. apa yang kalian kejar? Chloe tak akan mencari serigala ketika lawannya hanya seekor domba."

Chloe terkekeh pelan. Ia menatap Thomas dengan senyum tipis. Chloe memutar rekaman percakapan dari perekam suara yang sedari tadi ia pegang. Thomas mendengarnya dan setelah rekaman itu berhenti, raut wajah Thomas berubah drastis.

"Anderson Dengker? Pantas saja kau menacriku. Aku sebagai mantan teman seperjuanganmu saja masih mempunyai sedikit dendam padanya."

Thomas tertawa kecil. Chloe yang sedari tadi melihat tingkah laku Thomas hanya menunduk dan menggeleng pelan. Tawa Thomas terhenti karena Isax dan Hailee yang menatapnya aneh.

"Ku ingin membantu kalian."

"benarkah?" tanya Isax.

"Yep."

Hailee dan Isax saling menatap lalu tersenyum lebar. Chloe yang melihat ekspresi mereka pun turut tersenyum. Thomas menepuk bahu Chloe perlahan. "Ada satu hal yang harus aku selesaikan terlebih dahulu." Ucap Thomas lalu berlalu dan mendekati mobilnya, setelah itu mobil Thomas perlahan menjauh dari Chloe, Isax, dan Hailee.

"Chloe. Thomas akan pergi?"

"Ya."

Suasana kembali hening. Isax memutuskan untuk mendekati Mobil pemberian Thomas untuk melihat-lihat interior dalam mobil. Sedangkan Hailee masih berdiri di samping Chloe yang sedang melamun.

"Jadi,apa rencana kita?" Tanya Hailee membuka percakapan.

"Bersembunyi dan menunggu Thomas datang kembali."

***

"Evangeline! Kau gila?! Mengapa kau malah menculik Miranda?"

"Anderson. Percaya padaku, bawahannya akan mencari Miranda."

"Jika rencana kau kali ini gagal aku akan membunuhmu!"

***

12.00pm.

Isax dan Hailee menyerah. Mereka tidak mau menunggu Thomas lagi. Akhirnya mereka terlelap di dalam mobil mereka masing-masing. Sedangkan Chloe masih setia menunggu Thomas yang sampai saat ini tak kunjung datang.

Malam yang sedikit dingin dan hembusan angin yang cukup pelan membuat Chloe mengingat memori-memori lama. Karena ia tau, kehadiran Thomas akan membawa pula memori-memori lama yang sudah lama ia pendam.

Namun ada satu memori yang kini terlintas di pikirn Chloe, seperti sebuah film documenter yang rusak, berulang-ulang terputar di pikirannya.

Tak terasa, butiran bening berhasil lolos dari kedua mata Chloe. Ia membenamkan wajahnya di kedua tangan yang ia tekuk di atas kedua lututnya. Terisak perlahan, dan mencoba tak mengeluarkan suara.

"Isabelle! Austin! Kalian berdua kelantai bagian atas sedangkan aku dan Thomas akan menerusuri lorong di bawah bangunan ini!"

Hasilnya nihil. Tangisan Chloe semakin lama semakin deras, isakkan tangis yang ia tahan mulai terdengar keras.

Austin. Nama itu mengganggu pikirannya. Pria yang sudah menemaninya sejak kecil dan dialah satu-satunya orang yang mau menemani Chloe saat tak ada seorang pun yang mau. Sempat ada rasa untuknya, namun Chloe pendam dikarenakan Austin telah memiliki kekasih yang lain tak lain adalah Isax.. patner kerjanya sekarang.

Derap langkah terdengar. Namun Chloe memilih untuk tetap menunduk. Sampai ada tangan yang menepuk pundaknya perlahan, mau tak mau Chloe mendongkak.

"Jika kau tetap menempatkan masa lalu mu di masa sekarang, kau tidak akan bebas." Chloe menghiraukan Thomas, ia mengusap wajahnya kasar.

"Tidak. Mengapa butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan urusanmu itu?" Thomas yang duduk di samping Chloe hanya terdiam.

"Tidak usah dipikirkan. Besok kita harus segera mencari Miranda."

Chloe mengangguk pelan lalu menatap keatas. Langit yang dipenuhi bintang membuat Chloe tersenyum.

"Mereka berdua tenang di atas sana. Di tempat yang dipenuhi cahaya. Mereka akan aman." Perkataan Thomas yang membuat Chloe sedikit tenang.

"Oke, oke.." Chloe terkekeh. "-..Sekarang, apa rencanamu?"

"Mari kita cari tempat yang tidak bisa Anderson jangkau."

"Roma?"

***

THE G-TEAM (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang