[3]

8.4K 546 6
                                    

***

Pagi-pagi buta, disaat burung mulai bercicit dan terbang menjelajahi langit, disaat keadaan jalan masih benar-benar sepi. Chloe tengah terduduk di sofa depan televisi dengan segelas cokelat panas yang ia pegang erat. Hailee dan Isax sedang membuat pancake untuk sarapan sebelun mereka pergi ke kampus untuk bimbingan tugas akhir.

"Yyak! Chloe! Bantu kami membawa piring ini."

Suara nyaring Isax seketika membuat Chloe bangkit, berjalan menuju dapur dan membantu dua orang itu membawa piring berisi pasta.

"Ini melelahkan, berada di semester akhir di umur yang baru menginjak delapan belas tahun."

Hailee mengeluh lagi, di balas dengan angukkan persetujuan dari dua orang yang duduk di sebelahnya sembari memakan dengan lahap pasta buatan Hailee itu.

Kringg.. kringg

Telefon rumah berdering, menggema ke seluruh penjuru sudut ruangan. Lalu seperti aba-aba, tanpa mengangkat telefon, mereka bertiga segera bersiap-siap untuk pergi ke kantor IMAC.

***

Setelah sampai, seperti biasa tanpa mengetuk atau memencet bel pintu. Chloe terlebih dahulu masuk ke ruangan Miranda. Chloe tersenyum manis lalu berbasa-basi sedikit ke wanita paruh baya itu.

"Kukira kalian tidak akan datang."

Miranda tidak menatap ketiga mata-mata kesayangannya itu, ia malah sibuk mengelus kucing putih gempalnya juga dengan sekuat tenaga menghisap daun bakau di dalam cerutu mahalnya.

"Aku ingin kalian menyelusup ke dalam rumah kediaman Dengker. Mencari beberapa file di dalam ruang kerja Anderson Dengker. Aku ingin menganalisa berkas-berkas kemarin tetapi ada missing link, aku pun sadar bahwa berkas-berkas itu sedikit dicampur tangani oleh perusahaan Dengker."

"Maaf. Tapi keamanan rumah itu sangat-sangat luar biasa ketat. Bagaimana caranya kita bisa masuk kesana?"

Miranda menyeringai. "Pertanyaan bagus Isabelle," Miranda melemparkan sebuah file keatas meja. "Kodi Dengker, anak semata wayang Anderson Dengker yang sangat suka clubbing. Jadi cobalah untuk menggodanya jika kalian mau masuk ke rumah megah itu dengan selamat."



***

Liqour menyengat itu membuat Isax sedikit mual. Ditambah dentuman keras musik EDM yang menggelegar semakin membuat Isax membenci tempat ini. Akhirnya Isax hanya mampu duduk di bar sesekali memperhatikan gerak gerik seorang pria tinggi yang kini hampir terjatuh ke lantai dansa karena sangat mabuk.

Isax mendecih. "Jatuh juga dia."

Bangkit dan berlari kecil menuju kerumunan orang di lantai dansa. Seluruh orang yang tadinya bergerak dengan bebas kini terdiam dan memperhatikan seorang lelaki tak sadarkan diri.

Isax meraih lengan kanan Kodi dan berusaha memanggulnya. "Ugh-.. kenny? Kaukah itu?" Isax menghela nafas. Sebenarnya ia tidak kuat mendengar celotehan orang mabuk. Apalagi ketika Isax berhasil mendudukkan Kodi di kursi penumpang mobil mustang birunya, celotehan Kodi semakin menjadi-jadi.

Isax menstater mobil kesayangannya itu, menoleh setelahnya menatap Kodi malas. "Bisa kau tunjukkan rumahmu?" Kodi tertawa dan akhirnya mengangguk lemah.

THE G-TEAM (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang