Part 10

69 25 7
                                    

Drrrt... Drrtt
Dering telfon dari Echa menyadarkan lamunan ku tentang Arka dan Farel.

"KARAAAA!!!, LO KEMANA SIH? GUE CARIIN DARI TADI GAK NEMU-NEMU!! LO KEMANA?" sergah Echa yang membuatku spontan menjauhkan speaker handphone yang berisi suara cempreng nya Echa.

"Astaagaa, lo bisa gak sih, kalo ngomong volume nya di kecilin dikit, sakit telinga gue tau gak!"

"Ya maaf... suara gue mah emang gini dari onohnya, eh, lagian lu sih, udah hilang aja pagi- pagi buta, lo kemana emang?" tanya Echa.

"Gue di Rumah Sakit" jawabku datar.

"Whatt, di Rumah Sakit? Lo ngapain di sana Karaa? Eh, jangan bilang lo nyakitin diri lo karna Farel iyakan?" sambungnya.

"Ngawur lo, gue gak segitunya juga kali, gue mah masih waras"

"Trus lo ngapain di Rumah Sakit?" tanya nya.

"Mama masuk Rumah Sakit Cha" terangku.

"Oh My God, seriosly? Ya udah gue otw kesana ya! Lo Share location aja yaa" balasnya.

"Ok, bawain baju gue ya, baju mama juga!" pintaku.

"Ashiapp"

                         *****
Ku tutup telfon dari sahabatku itu, dan melanjutkan sarapan pagi ku.

"Siapa?" tanya Arka.

"Echa" jawabku.

"Oh, dia mau kesini?" tanya nya lagi.

"Iyaa, eh, btw gue makan nya sendiri aja, gue bisa kok" pintaku, sambil mengambil piring yang berisi nasi uduk.

"Tapi abisin ya!" perintah Arka sambil menjauhkan bungkusan nasi itu dari tanganku sebelum ku jawab iya atas perintahnya.

"Iyaa, tenang aja" jawabku, sebelum nasi uduk itu berpindah ke tanganku.

"Eh, ngomong-ngomong lo udah semester berapa?" tanyaku sambil mengunyah makanan yang ada di mulut ku.

"Gue udah semester terakhir" jawab nya setelah menelan sarapan pagi nya itu.

"Berarti lo, lagi sibuknya ngurus skripsi dong?" Tanyaku.

"Iyaa"

"Trus kenapa lo lebih memilih, bantuin gue, daripada ngurus skripsi lo?" tanyaku.

"Skripsi gue udah mau selesai" jelasnya.

"Oh gitu" aku mengangguk.

Sungguh percakapan yang sangat tidak jelas, yaa tidak jelas! Sebab diriku sendiri pun tak tau mengapa aku bertanya seperti itu kepada Arka.
Dan setelah sekian waktu berbincang tentang kehidupan Arka di Surabaya, sambil sedikit demi sedikit, sesendok dua sendok nasi uduk sudah masuk di lambung ku, tak lama setelah aku menghabiskan sarapan pagi ku, di sambung pula dengan Arka yang dia pun sudah selesai menghabiskan sarapan nya begitu juga dengan Revan, hanya saja dia tak ikut serta dalam perbincangan kami.

"Gue mau ke toilet dulu! Tolong liatin mama sebentar ya Ka" pintaku.

"Iyaa siapp"

Setelah beberapa menit berlalu menghabiskan waktu ku di kamar mandi Rumah Sakit, dengan mencuci muka dan merapikan rambutku, ku dapati Arka yang sedang sibuk membaca komik milik Revan adiknya, dan aku kembali duduk di samping tempat tidur mama, aku kembali berbincang kepada mama, yaa, walaupun aku tau tak akan ada jawaban dari mama, aku terus bertanya "kapan mama akan bangun?" kapan mama akan membuka matanya?" ya, tentu saja dengan air mata yang kali ini mengalir deras hingga tetesan-tetesan nya mengenai celana piyamaku.

Arkara [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang