Part 1

265 54 55
                                    


Drrrtt....drrrtt

"Kar, kita ketemu di taman hari ini, ya. Ada yang mau aku omongin!" Pesan singkat dari Farel yang ingin mengajakku ke taman.

"Kamu jemput aku?"

"Kamu naik ojek online aja, ya. Soalnya aku langsung mau jemput mama"

"Oh, oke"

"Ada apa dengan Farel belakangan ini, ya? Farel tak seperti biasanya... Karna kemana pun kami, dia selalu menjemput ku, dia tak pernah mengizinkan ku untuk pergi sendiri, tapi sekarang kenapa berbeda?" gumamku.

Ah, sudahlah. Lebih baik aku segera bersiap siap untuk menemuinya.

Aku segera memesan ojek online dan langsung menemui Farel di taman. Tempat dimana biasa aku dan Farel menghabiskan waktu luang bersama-sama.

"Rel," sapa ku pada Farel yang sedang memainkan telepon selulernya.

"Eh, Kara!" balas Farel.

"Kamu mau ngomong apa?" tanyaku datar.

"Kamu duduk dulu!" tawarnya sambil menggeserkan tubuhnya untuk memberi sisi untuk ku duduki.

"Kamu udah makan?"

"Udah tadi," jawabku kesal karna Farel yang ku lihat sekarang ini tak seperti yang dulu.

"Maaf ya, aku gak bisa jemput kamu."

"Emang kenapa gak bisa? Biasanya mau kemana pun kita pergi, kamu selalu jemput aku? yaudah lupain aja, kamu mau ngomong apa?"

"Kar, kamu sayang gak sama aku?" tanya Farel dengan nada serius.

"Aataga Farel, kalo aku gak sayang sama kamu, bagaimana bisa aku bertahan sama kamu selama tiga tahun ini?" jawabku dengan sedikit tertawa getir mendengar pertanyaan nya yang menurutku cukup konyol.

"Kara, aku harap setelah ini kamu akan faham yaa maksud aku," ucapnya lagi.

Rasa penasaranku semakin meninggi dan menjadi-jadi.

"Iyaa, kamu mau ngomong apa, Farel?" tanya ku untuk yang ke tiga kali nya.

"Ra, kita break dulu ya."

"Hah? maksud kamu?"

"Kara, coba kamu mengerti lah, ini kemauan mama aku. Mama aku mau kita break dulu kamu tau kan, Kar, selama kita pacaran mama aku gak pernah ngerestuin hubungan kita, tapi katanya kamu sayang sama aku? please Kar, mungkin dengan menuruti kemauan mama aku, mama bakalan ngerestuin hubungan kita," mohon nya.

Aku hanya diam tak bersuara,mendengar permintaan itu, tak ada yang dapat ku lakukan lagi selain menuruti permintaan farel dan mamanya. Ya, untuk kebaikan hubungan ku kedepannya. Karna jelas mama Farel tak suka dengan ku, entah sampai kapan keputusan Farel untuk mengistirahat kan hubungannya.

Selama 3 tahun aku dan Farel menjalin hubungan ini, dan selama 3 tahun itu pula, aku tak pernah menyentuh tangan calon ibu mertuaku.
Atau karna aku hanyalah wanita sederhana, atau karna aku di lahirkan di keluarga yang kurang berada? Sungguh berbeda jauh dengan Farel yang seorang anak Direktur Utama.

"Tapi Rel, apa aku bisa menjalani hari tanpa kabarmu, apa aku sanggup melewati hari tanpa kamu?"

Farel memelukku dengan lembut, membuat ku tak ingin melepaskan pelukannya itu.
"Kamu bisa kara," jawabnya sambil memelukku dan menggenggam tangan ku.

"Rel, aku hanya bisa berdo'a semoga setelah ini hubungan kita tidak akan serumit ini lagi," kataku pasrah.

"Kara dengarlah, aku sayang banget sama kamu dan bukan hanya kamu, aku juga harus siap ngejalanin hubungan break kita. Ini semua aku lakukan untuk kebaikan hubungan kita kedepannya," katanya sambil menghapus air mata yang mulai membasahi seluruh pipiku.

Aku menghela nafas ku lembut, mulai mengerti dan menerima semuanya.

"Aku siap Rel, Insya Allah aku siap menjalankan perintah mama kamu. Tapi sebelum ini, berjanjilah dengan ku, Rel kamu gak akan nge-akhirin hubungan kita. Kamu akan perjuangkan hubungan yang udah kita bangun dari nol, ku mohon berjanjilah, Rel!" pintaku dengan hati yang sangat berat untuk menerima semua nya dan dengan nada yg terisak-isak.

Farel menghela nafas nya lembut dan tersenyum padaku. "Iya Kara, aku janji. Yaudah kamu jangan nangis lagi dong," balas nya dan lagi-lagi memelukku. membuatku semakin tak ingin melepaskan dekapannya.

Tapi pelukan ini harus aku lepaskan dan aku relakan demi kebaikan hubungan ku yang sudah ku pertahankan hingga sekarang. So kalian pasti faham rasanya jadi aku saat ini.
Sungguh rasanya aku ingin menjerit, aku ingin berteriak, aku ingin menangis sejadi-jadinya dan mengungkapkan ke Farel bahwa aku tak sepenuhnya siap menjalani cobaan ini.

Tapi ku tahan semua itu, aku gak boleh selemah ini. Di depan Farel, aku gak boleh jadi wanita lemah demi Farel dan hubungan ku aku harus kuat.

"Yaudah aku pamit ya! Aku gak bisa lama-lama, aku harus jemput mama." pamitnya.

Tak bisa ku keluarkan sepatah kata pun, aku hanya bisa terdiam dan mengangguk tanda mengizin kan ia pergi. Dan Farel pun meninggalkan ku, aku hanya bisa melihat punggung nya yang mulai menjauh dari hadapan ku. Saat itu yang kurasakan gelap, tak ada cahaya sedikitpun. Hati ku di penuhi dengan pertanyaan akankah Farel menepati janjinya? Apakah kami akan bertemu lagi?.

Farel ku mohon jangan pergi
Aku sudah mencintai mu sedalam dalamnya

Hayy hayyy
Ketemu lagi readersku👋
Ini cerita kedua aku😁aku masih sangat amatir
masih sangat mengharapkan saran dari kalian readersku
💕🙏
Jangan lupa vote dan comment nya😊
Biar aku makin semangat up part selanjutnya😁

See u next part mentemen❤
Lophyupull😁😚

Arkara [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang