Part 3

101 48 33
                                    

Pagi ini aku dan mama akan ke Surabaya. tak lupa pula ku sertakan sahabat Sma ku itu- Echa.

Mama ada tugas di Surabaya selama seminggu dan selama seminggu itu pula aku akan sedikit melupakan hal sedih tentang hubunganku dan Farel di Jakarta. Yahh, mungkin saja dengan ikut serta dalam setiap kesibukan mama, aku tidak akan terlalu larut memikirkan Farel.

"Echa mana, Kar? kok belum dateng?" tanya mama padaku sambil menyusun barang-barang di kopernya.

"Lagi di jalan mungkin, Maa, biasalah di Jakarta tiada hari tanpa macet," jawabku sambil menghabiskan roti selai ku.

"Barang kamu udah selesai semua?" tanya mama lagi.

"Udah, Maa."

Setelah ku habiskan sarapan pagi ku itu dan mama pun selesai mengemas barang-barangnya akhir nya Echa datang.

"Hay hay hay tante Nova and goodmorning Karamel ku," sapa Echa dengan suara cempreng nya, langsung memeluk mama dan tak lupa pula dengan ku.

"Mana nih Tante, oleh-oleh dari Yogyakarta nya," kata Echa dengan nada sedikit menyindir ke mama.

"Ituu, Tante bawain gantungan kunci asli Yogyakarta buat kamu," jawab mama.

"Ah, iya? mana, Tan?" balas Echa.

"Di meja makan, Cha," jawab mama sambil menunjuk ke arah meja makan.

"Wah baguss banget, makasih banyak tante Nova yang cantik," ucap Echa sembari memeluk dan memuji mama.

"Kamu baru tau, Cha. Tante mah udah cantik dari dulu," kata mama memuji dirinya sendiri.

"Ihh, Mama kepedean banget, gini nih kalo mama udah di puji," sindirku sambil tertawa lembut.

"Yeee, syirik aja kamu," gerutu mama.

"Yaudah, masukin kopernya ke taxi dulu, biar gak repot nanti," perintah mama kepadaku.

Saat itu mama sudah lebih dulu memesan taxi, agar tidak repot nantinya.

"Siapp Bundahara," jawabku sembari memberi hormat layak nya upacara bendera.

Mobilku sudah ku titip kan lebih dulu di rumah Echa, karna saat itu bibi sedang pulang kampung. Jadi selama kami di Surabaya, rumah kami kosong. Tapi, sudah di titipkan ke tetangga ku.Tetangga aku dan mama maksudnya.

"Chaa, bantuin dong! Koper lu berat amat? lu bawa bom ya?" tanyaku sambil mencoba mendorong kopernya Echa.

"Enak aja lo, gue sekalian mau liburan di Surabaya, abis gue bosen dirumah aja," gerutu Echa.

Mama hanya tersenyum melihat tingkah kami berdua.

Aku dan Echa sudah lama bersahabat. Yaa, kurang lebih 4 tahun, mulai sejak aku masuk SMA. Echa udah kayak kakak kandung aku sendiri, secara kan aku anak tunggal. So, aku juga pengen ngerasain punya kakak. Lagian Echa umurnya lebih tua dari aku.

Setelah semua persiapan selesai, aku, mama dan Echa pun berangkat.
Saat di perjalanan menuju bandara di Jakarta, tiba-tiba hatiku kembali teringat akan Farel yang entah bagaimana kabarnya kini. Ketika menyebut nama bandara, fikiran ku akan Farel semakin menjadi-jadi, teringat ketika dia ikut mengantar mama ke Yogyakarta, dan teringat akan ke akrab- an nya dengan mama.

Farel, apa kabarmu sekarang?...
Udah makan? ....
Apa kamu sama seperti aku?
Aku yang merindukan kita yang dulu?

"Hei, Kara!" kejut Echa menyadarkan lamunanku.

"Ihh, Echaa.. apaan sih, lo," jawabku dengan rasa panik karna kaget.

"Lo ngelamunin Farel, yaa?" Echa menebak.

"Engg- enggakk, siapa juga yang mikirin Farel?"

"Halah-halah Natalia Karamel, gak ada yang bisa lo sembunyiin dari gue dan tante Nova," kata Echa yang saling bertatapan dengan mama, sembari menghabiskan makanan ringan yang dibawanya dari rumah ku.

"Kara sayang, Always positif thingking yes, Farel pasti akan balik ke kamu, yakinkan aja, Farel akan mempertahan kan hubungan kalian," kata mama menyemangatiku.

"Dengar tuh, tiap hari ngebucin aja lo," sindir Echa.

"Berisik lo ah, mana makanannya minta gue," pintaku sambil melihat sekeliling Echa.

"Tuh, tas nya ada di samping lo," balasnya sambil menunjuk ke tas hitam besar yang ada di samping ku.

"What, gila ni anak, lo ambil semua makanan gue?" tanyaku ketika melihat isi tas hitam tersebut penuh dengan makanan yang di bawanya dari kulkas di rumahku

"Biasa aja dong, gue juga udah izin tante Nova kok, iya gak, Tan?" balas Echa dan bertanya kepada mama.

"Dasarr Echa tukang makan," ejekku.

"Ehhh dasar juga, Karamel bucin paripurna ha ha," ucapnya membalas ejekanku.

Yaaaa begitulah persahabatan aku dan Echa. Seru dan menyenangkan

--------

"Udah abis barang barangnya, Cha?" tanya mama kepada Echa setelah kami tiba di bandara.

"Satu lagi, Tan. Eh, Natalia Karamel koper lo berat amat, lo bawa batu ya?" tanya echa sambil mencoba mengeluarkan koper tersebut dari bagasi taxi.

"Eh bukannya itu koper lo?" tanyaku balik.

"Ah iyaa, coba gue liat dulu," jawab nya sambil menunduk dan memperhatikan koper tersebut.

"Wah... iyaa ternyata ha ha. " Echa tertawa, aku juga.

"Yaudahh, yuk, " ajak mama setelah membayar ongkos taxi.

Pesawat kami akan berangkat jam 12.45 Kami harus segera  bergegas untuk melakukan semua pengecekan, dan lagi-lagi aku teringat akan Farel.

Entah kenapa dia selalu menghantui fikiranku, selalu memenuhi isi otakku.

Holla readers👋👋
Maap ya baru up,soalnya aku kurang fit,gws ya buat aku😷
Jangan lupa vote dan comment yaa😊
See u next part😚😚

Arkara [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang