1.1☄️

4.1K 463 174
                                    


Sudah ada hitungan seminggu Jisung berkerja disana, dan ternyata itu tidak semudah yang ia kira. Kekuatannya yang lebih lemah dibandingkan dengan para tamu disana membuat tubuhnya beberapa kali dengan mudahnya terbentur sesuatu ketika seorang lelaki mendorongnya karena ia menolak ajakan lelaki tersebut.

Bahkan ia pernah ditarik paksa ke dalam toilet dan di pukuli beberapa kali lantaran terus menolak tawaran lelaki disana. Jika saja Bangchan tidak ada, sudah dapat dipastikan dirinya akan terluka lebih parah daripada lebam di lengan dan pinggangnya ini. Oh ayolah, luka karena pecahan kaca saja belum sepenuhnya tertutup, tapi sekarang tubuhnya sudah dipenuhi luka lebam.

Persis seperti apa yang dikatakan oleh Felix, jika berani melawan maka lelaki disana akan meninggalkannya begitu saja. Namun, tidak dengan meninggalkannya tanpa sebuah luka.

Jisung menatap lebam kebiruan di pinggang, bahu, dan juga lengannya itu melalui kaca besar yang berada diruang ganti.

"Nyesel kerja disini?"

Jisung menoleh ke arah Felix yang baru saja datang lantas menggeleng pelan.

"Nggak kok, gajinya lumayan gede" jawabnya sembari memakai kaus hitam biasa.

Jisung sedikit tidak paham sebenarnya, para bartender disana di persilahkan untuk memakai celana hitam dengan atasan bebas sesukanya asalkan tidak berwarna cerah, dan Jisung selalu memakai pakaian berwarna hitam.

"Tapi badan lo jadi biru gitu"

"Lo juga"

Lantas keduanya terkekeh bersama seakan ada hal yang dapat ditertawakan.

"Yaudah yuk ke Counter"

Jisung menghembuskan nafasnya sesaat sebelum akhirnya mengangguk setuju dan berjalan mengikuti Felix menuju counter tempatnya bekerja.

Suasana Club yang masih cukup sepi membuat Jisung dapat bersantai-santai sejenak. Menatap Felix yang sedang memainkan ponselnya lantas teringat dengan Changbin yang pernah menunjukkan foto lelaki dihadapannya ini.

"Lix, gue boleh nanya?"

"Lo kenal Changbin?" Tanya Jisung begitu melihat anggukan dari Felix.

Felix mengedikkan bahunya acuh. "Gue nggak pernah tau nama tamu disini"

"B-bukan, kali aja lo ketemu dia dimana gitu"

Felix menatap Jisung lalu menggeleng dengan wajah yang meyakinkan bahwa dirinya memang tidak mengenali lelaki yang dibicarakan oleh si manis.

"Pagi sampe siang gue nemenin nyokap yang dirawat dirumah sakit, kalo malem ya gue kesini. Jadi, gue nggak ada waktu buat ketemu sama orang lain"

"Nyokap lo sakit?"

"Ya, dan ini alasan gue kerja disini"

Jisung mengangguk paham, ia mendekat ke arah Felix dan menepuk bahu lelaki tersebut beberapa kali guna menenangkannya.

"Semangat Felix! Gue juga akan semangat!!"

Felix terkekeh, ia menarik kedua pipi gembil si manis hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

"Pipi lo kok makin gede ya setelah kerja disini selama satu minggu."

Jisung memegangi kedua pipinya dengan bibir mengerucut lucu. "Emang iya?"

Felix terkekeh. "Udah yuk siap-siap, tamu VIP kita lumayan banyak lho hari ini"

Jisung menghembuskan nafas, ia berusaha tersenyum untuk menyemangati dirinya sendiri.

ATTEMPT [Minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang