"That's impossible to have you, but I did it. Cause you are my final destination."
------
Daren merebahkan dirinya di atas sebuah tempat tidur kecil yang berada di pojok ruangan. Tangannya ia biarkan menopang kepala bagian belakang, sedangkan matanya sibuk menatap langit-langit kamar yang begitu gelap.
Tubuh juga otaknya terlalu lelah karena memikirkan bagaimana cara memenangkan pertandingan final bulan depan. Kemenangan tadi malam membuatnya terpilih menjadi salah satu kandidat utama dalam sebuah final besar yang pastinya membutuhkan strategi unggulan. Dan sekarang ia pusing memikirkan strategi apa yang akan digunakan.
Kelopak mata Daren hampir saja tertutup jika ponsel di dalam saku celananya tidak bergetar. Cowok itu berdecak sebelum merogoh saku celana untuk mengambil benda pipih yang tertanam di dalam sana.
Dilihatnya layar ponsel yang menampakkan sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Sebelah alisnya terangkat, lantas ia mengusap layar ponselnya ke arah kanan untuk menerima panggilan tersebut.
"Hai Aren, gue udah berdoa sama Tuhan tentang kita. Dan semoga Tuhan ngabulin apa yang gue minta, yaitu ketemu lagi sama lo."
Baru saja Daren akan menjawab panggilan tersebut, namun panggilan sudah diputus sepihak.
Suaranya nggak asing.
***
Beybel menyelipkan sebatang rokok di antara bibir tebalnya, kemudian menyalakan pemantik menggunakan tangan kanannya. Ia mulai menghirup dan mengembuskannya lewat mulut, membiarkan kepulan asap melayang-layang di udara.
Sudah empat batang rokok ia habiskan, dengan alasan sebagai alat untuk membuat dirinya tenang. Hanya sesaat karena ketika rokoknya habis, ia akan kembali merasa gelisah.
Pikiran tentang beberapa waktu lalu berkecamuk di pikirannya. Tapi kini Beybel membiarkan pikirannya dikuasai oleh prasangka-prasangka buruk yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.
"Beeeeeyb. Jangan ngerokok mulu dong. Nanti bibir lo jadi rasa rokok."
Beybel menatap malas cewek di hadapannya.
"Glorina, lo tuh bisa nggak sih jangan ganggu gue kalo lagi ngerokok." ucap Beybel geram. Pasalnya Glorina selalu mengikutinya kemana pun seperti anak ayam, bahkan sekarang ketika ia berada di rooftop.
Glorina mengangkat bahunya acuh. Ia mulai menyelipkan sebatang rokok milik sahabatnya yang baru saja ia rampas.
"Kak Kenan tadi nyariin lo tuh,"
Beybel menoleh ke arah Glorina sekilas dan langsung menatap kembali bangunan-bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya.
"Ngapain?" tanya Beybel yang sama sekali tidak penasaran. Walaupun bisa dibilang Kenan itu tampan dan juga rupawan, apalagi ia adalah ketua tim basket yang menjadi andalan sekolah.
"Katanya nanti malem lo di suruh main ke rumahnya." jawab Glorina sembari menginjak-injak puntung rokok yang sudah memendek.
Beybel tampak berpikir sejenak, kemudian mengangguk sebagai tanda mengerti pada rencana yang telah tersusun rapi di dalam kepalanya.
"Lo harus ikut," perintah Beybel tanpa ingin ditolak.
Glorina mengembangkan senyum manisnya. Bukannya kesal, cewek itu justru malah memekik senang. Ia segera memeluk sahabatnya yang sudah memberikan peluang untuk bertemu para cowok ganteng yang pastinya ikut berkumpul di rumah Kenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello LaTorre
Jugendliteratur(Follow before read) 17+ for Youngadult Semuanya berawal pada hari itu, hari dimana Beybel bertemu dengan Arresta Abigail. Saya tanya, apa yang membuat seseorang selingkuh? Mungkin sebagian orang ada yang menjawab sudah tidak memcintai, mencari pela...