Hello LaTorre, Wanna Hug Me?

544 162 783
                                    

"If you trust me, you will find the happy ending. I promise."

-----------

Beybel melempar semua barang yang berada di sekitarnya ke segala arah. Ia bahkan tidak memedulikan tangan beserta kakinya yang sudah berlumur darah akibat pecahan guci.

"Kenapa harus Papa gue yang kena penyakit ini?! kenapa nggak orang lain aja?!" Maki Beybel sembari mengentak-entakkan kakinya dengan keras ke lantai marmer.

Tubuhnya merosot ke lantai. Hatinya kian rapuh, tapi ia berusaha untuk menyeka air matanya yang semakin deras membanjiri pipi tirusnya.

Tamparan sang Papa tidak membuat Beybel rapuh, ia hanya sedikit sakit hati karena tamparannya bukan hanya membekas di pipi, tapi juga di hati.

Setelah lama menangis, Beybel bangkit menuju sebuah meja kecil yang berada di samping tempat tidur berukuran King Size miliknya. Ia mengambil ponsel dan menekan kontak secara acak untuk ia hubungi.

Dan pilihannya jatuh kepada Ari. Lelaki yang selalu menemani dan menjaganya dari tingkat menengah pertama.

Panggilan terhubung. Beybel langsung menempelkan ponsel di telinga kanannya.

"Ari, aku mau nginep di rumah kamu ya? Papa kambuh lagi, aku takut, Ri." ujar Beybel mengawali pembicaraan. Namun Ari tidak kunjung menjawab dari seberang telpon.

"Ari, boleh-"

"Lo salah sambung,"

Mata Beybel membulat sempurna, tangannya dengan cepat menarik kembali ponsel miliknya dan melihat siapa nomor yang sedang ia hubungi.

'Aren umpan baruku'

Beybel menepuk dahinya, ia lupa kalau kemarin malam, setelah acara nongkrongnya bersama Glorina, Ari, dan Daren, ia memberikan nomor ponsel barunya kepada Daren.

Dan ia baru saja menghubungi kontak terbawah tanpa melihat siapa yang ia hubungi.

"Maaf, salah nelpon." Beybel merebahkan diri di atas tempat tidur dengan kaki yang ia naikkan ke kepala ranjang.

"Hm,"

"Yaudah, gue tutup ya?"

"Mau gue jemput?"

Beybel mengernyitkan dahinya.

"Emang mau ngapain?" tanya Beybel yang kini sudah kembali ke posisi duduk dengan kaki yang ia biarkan melayang-layang di udara.

"Mau bawa lo ke pelaminan, ya mau bawa lo ke rumah gue lah."

"Mau ngapain ke rumah lo?" selidik Beybel.

"Kata lo mau nginep?"

Kini Beybel sudah mengambil ancang-ancang untuk menjedotkan kepalanya ke tembok ketika sebuah suara menghentikan aksinya.

"Kirim lokasi lo, gue jemput sekarang."

Dan sambungan terputus sepihak.

Hello LaTorreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang