Hello LaTorre, You Got Me!

449 116 730
                                    

"Can you give me your love? Even this is just pretense."

-----------

Hari mulai sore, langit yang tadinya secerah bunga asoka kini berubah menjadi warna jingga dengan kilatan awan mendung, membuat manusia-manusia yang tidak menggunakan kendaraan pribadi buru-buru mencari tempat berteduh sebelum langit mengguyur jalanan aspal.

Daren mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan guna mencari seseorang yang sedang ia cari. Tapi nihil, yang ia cari tidak dapat ditemukan. Daren merogoh saku celana, tapi benda yang ia cari juga tidak ada.

Sial, ponsel cowok itu tertinggal di meja rumah Reynald. Daren hendak keluar dari café namun terhenti ketika mendapati seseorang yang ia cari tengah masuk dan berjalan menuju seorang pria.

Beybel duduk di hadapan seorang pria yang masih menggunakan seragam sekolah. Sedangkan Beybel sendiri menggunakan dress merah muda tanpa lengan yang memiliki panjang 5 sentimeter di atas lutut, dipadukan dengan high heels putih yang menyangga kaki mulusnya tanpa dibalut kaos kaki.

Hanya satu kata yang dapat mendeskripsikan seorang Beybel pandana saat ini. Perfect.

Daren masih terdiam di pojok ruangan, tidak lupa dengan buku menu yang menutupi sebagian wajahnya. Ia masih menatap nyalang pasangan yang berada di tengah ruangan, tepatnya di bagian paling mecolok di café tersebut.

"Aku udah pesen minum buat kamu, caramel macchiato, kamu suka 'kan?"  raut wajah Beybel seperti menimang-nimang sebelum mengangguk lalu tersenyum.

"Lo nunggu udah lama?" Adrian menggeleng mendapati pertanyaan Beybel, sedikit berbohong mungkin dapat membawa hubungan mereka ke tahap yang lebih tinggi.

Kalau sebelumnya Beybel selalu ditemani Glorina, kali ini ia benar-benar sendiri. Beberapa waktu lalu, tepatnya 2 jam yang lalu, Glorina bilang bahwa ia tidak bisa menemani Beybel bertemu dengan umpan lainnya. Dan di sini lah Beybel sekarang, café Laveto.

"Jadi, lo punya apa untuk bayar kencan ini?" Adrian tampak berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Kartu ATM? Isinya lumayan, mungkin sekitar 120 juta?" ucap Adrian yang kini sudah mendaratkan tangannya di atas tangan Beybel. Mengusapnya lalu membawa tangan mungil itu semakin mendekat dan mengecupnya berulang kali.

Beybel mengagguk, terlihat sumringah. Sedikit lagi ia akan membuat pria di hadapannya ini bertekuk lutut dan memohon-mohon agar mengembalikan kartu ATM-nya. Atau mungkin malah memberikan cacian juga makian yang pastinya akan membuat Beybel semakin bahagia.

Pesanan yang dipesan Adrian datang. Pelayan menyajikan satu caramel macchiato, satu liberica coffee, dan dua hamburger dengan isi daging sapi yang dimasak langsung oleh chef terkenal di daerah Jakarta Selatan.

Walau hanya sepotong hamburger, mereka harus membayar dengan harga yang cukup mahal. Sekitar seratus lima puluh ribu sepotongnya, membuat anak sekolahan yang berkunjung ke sana hanya bisa mencicipi sebuah kopi manis seharga dua puluh ribu.

Tangan Daren terkepal, matanya semakin memanas. Ia sudah tidak tahan melihat Beybel dan Adrian yang melakukan aksi suap-menyuap. Daren mulai berdiri, memperlihatkan wajah datarnya. Ia berjalan mendekati tempat Beybel dan langsung menariknya keluar dari café.

Hal itu membuat beberapa orang tertarik untuk melihat kelakuan barbar Daren. Tak sedikit yang memberikan tatapan iba kepada Adrian. Kini Adrian terlihat seperti seorang simpanan yang ditinggal oleh pujaan hatinya karena ditarik paksa oleh sang pacar.

Hello LaTorreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang