"Forget your past, let her go. And remember your future, you have to give a chance with them."
------------
Sudah lima menit Daren berada di bilik kamar mandi pojok yang berada di bioskop, selama itu juga ia sedang menunggu balasan di ponselnya. Matanya menatap dalam ponsel yang menampilkan kontak Reynald.
Ting!
Reynald : Pulang gece! Mama Leza balik dari Spanyol!
Matanya terpejam sesaat, kemudian tangannya kembali mengetikkan sesuatu di layar ponsel. Pikirannya dipaksa menerima kenyataan. Baru akan menekan tombol send, ia dikagetkan dengan suara dari luar yang menggerutu, memaksanya untuk segera keluar dari bilik kamar mandi karena antrean semakin panjang dan mendesak.
Daren berdecak sebelum memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, ia keluar dari kamar mandi menuju kursi tunggu yang berada di samping pintu masuk bioskop. Ditatapnya Beybel yang sedang menunduk.
"Bey," panggil Daren. Beybel menengok kemudian berdiri.
"Langsung masuk atau nunggu sampai iklannya selesai?" Daren mengembuskan napas, dia menggeleng pelan.
"I can't." Beybel memeberikan tatapan mautnya, matanya seakan meminta penjelasan lebih yang bisa membuat harga dirinya tidak lebih jatuh daripada saat ini.
"I have to go home, It's important."
Beybel melipat kedua tangannya di dada, memberikan tawa kecil pada Daren. Beybel mendekat dan sedikit berjinjit, menempatkan bibirnya pada daun telinga Daren. "Seberapa penting?" bisik Beybel sebelum memundurkan badannya.
Daren memejamkan matanya sebelum menumpukan kedua tangannya di pundak Beybel.
"For now, more important than you."
Beybel berusaha mengontrol raut wajahnya yang memerah ketika mendengar jawaban Daren. Matanya mulai berair, bukan karena sedih, ia kesal dengan perlakuan Daren yang sungguh tidak bisa ditebak. Mungkin dalam beberapa waktu ke depan cowok itu juga bisa menarik kembali kata-kata manisnya.
"Nggak perlu antar gue pulang, gue bisa minta jemput supir." Beybel melepaskan tangan Daren dari pundaknya, lantas tersenyum sinis sebelum pergi meninggalkannya keluar.
Daren segera mengejar Beybel yang hampir mencapai eskalator. Ia menarik tangan Beybel dan memeluknya erat.
"Gue nggak sebrengsek itu. Gue antar lo pulang," final Daren sebelum membawa Beybel menuju mobil.
***
Daren membuka kenop pintu dan sudah mendapati lima manusia yang sedang menunggu kehadirannya. Kini matanya hanya terfokus pada wanita yang tengah memejamkan mata di sofa depan televisi. Daren mendekati wanita itu, senyumnya masih sama, wajah Spanishnya masih kental. Diraihnya tangan wanita itu dan dikecupnya berkali-kali.
"Mama ... ¿Por qué volver cuando me he olvidado de mamá?" [Kenapa Mama kembali di saat aku sudah melupakan Mama?]
Daren berdiri, mendekatkan kepalanya pada kepala Leza. Ia mengecup kening Leza sebelum akhirnya memilih pergi. Tapi Leza lebih dulu mencekal pergelangan tangan Daren, membuat Daren berbalik dan menatapnya.
"Aren, we need to talk," kata Leza sembari menepuk kursi di sebelahnya. "Sit, because I wanna tell you something."
Leza melirik keempat cowok yang sedang menatapnya. "Boys! Can you give privacy to me and my son?"
Mereka mengangguk dan buru-buru masuk ke ruang utama, menyisakan Daren yang sedang menunduk menatap Leza dan Leza yang masih berkutat dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello LaTorre
Novela Juvenil(Follow before read) 17+ for Youngadult Semuanya berawal pada hari itu, hari dimana Beybel bertemu dengan Arresta Abigail. Saya tanya, apa yang membuat seseorang selingkuh? Mungkin sebagian orang ada yang menjawab sudah tidak memcintai, mencari pela...