-|tiga|

41 9 0
                                    

"Oh gtuuu"

"Udah yu, sumpek gua dikantin ngedengerin lu berdua" ucap Rama yang langsung pergi meninggalkan mereka.

"Yeuu tungguin ngapa" Raihan dan Rio mengikuti Rama.

•••


Bel pulang berbunyi, Helena langsung bergegas menuju gerbang sekolah.

Raihan datang menyapa. "Jadi sama si Arthur?". Ucapnya, mukanya terlihat sedikit khawatir.

"Jadi, lu kenapa dah kayanya khawatir banget?" Jawab Helena sambil menatap mata Raihan tajam. "Biasa aja kali Hann, gua uda biasa jugaa. Udah ah lu gakaya biasanyaa" ucap Helena sambil menepuk pundak Raihan.

"Gatau gua juga kenapa, yauda gua balik dulu ya" Raihan langsung pergi dan melambaikan tangannya. Raihan jalan untuk menaiki angkutan umum. Blm jauh Raihan jalan tiba tiba Helena memanggilnya.

"HANNN!!!"

"Kenapa euy?" Raihan menengok ke belakang.

"Lu bawa motor" Helena tertawa.

"Eiya khilaf" Raihan menepuk jidatnya dan langsung membalikan badannya untuk balik ke sekolah.

Raihan mengambil motornya. Dan kini ia sudah ada diatas motornya. Ia menghampiri Helena.

"Yaudah ya gua dluan"

"Awas jejak kaki ketinggalan" ucap Helena tertawa

"Tauahhh, dahh" Raihan langsung pergi.

"Dahhhh".

"Ada ada aja Rehann Rehann" batin Helena.

Helena memperhatikan setiap kendaraan yang lewat.

Saat sedang menunggu, tiba tiba ada mobil berhenti di depan Helena. Helena terkejut dan terheran, Helena sangat takut saat itu, karna Helena tidak mengenali mobil itu. Kaca mobil terbuka, seseorang di dalam memanggil nama Helena. Orang tersebut langsung turun dan menghampiri Helena. Ternyata orang itu adalah Arthur. Arthur langsung membuka kan pintu untuk Helena. Akhirnya hati Helena lega.

"Kenapa? Ko tadi kaya panik bgt sih?" Tanya Arthur.

"Ini mobil siapa Arthur?, Ya iya aku panik aku kira siapa, gabiasanya juga kamu pake mobil"

"Ohh, ini mobil papa. Kapan lagi kan kita naek mobil gini, biasanya naek motor ujan ujanan" jawab Arthur sambil tersenyum.

"Arthur inget ga? Dulu kita setiap pulang ngelatih selalu jalan berdua, hujan hujanan, kamu selalu jailin aku dan aku selalu ngambek, pengen lagiii" Helena tiba tiba merenung.

Arthur mengusap kepala Helena. "Helena, aku disini. Mungkin emg udh gabisa kita kaya gtu karna kondisinya memang gamemungkinkan kita kaya gitu lagi. Yaudah gimana nanti kita makan di depan sekolah? Tapi aku parkir mobilnya di tempat kita biasa naik angkot, jadi kan bisa jalan kaya dulu lagi? Gimana mau?"

"MAUU BANGETTT" Helena terlihat senang sekali.

"Oke cantik" Arthur mencubit gemas pipi Helena.

Arthur menyalakan musik di mobilnya, ia menyalakan musik yg biasa mereka dengar dan mereka nyanyikan. Karna memang itu adalah lagu fav mereka sejak smp.

Mereka sampai di tempat biasa mereka menaiki angkutan umum saat smp. Arthur parkir di sebuah ruko kosong.

"Yuk tuan putri" Arthur menyodorkan tangannya.

Helena memegang tangan Arthur, dan mereka berjalan berdua tanpa melepas tangannya.

"Inget ga?, Dulu kita jalan disini sering banget dibilang pacaran padahal enggak, bukan enggak sih tapi belum haha." Arthur tertawa sambil melihat ke arah langit.
Arthur hampir terjatuh karna terlalu fokus melihat langit

"Eh Arthur awas jatoh" Helena memegang tangan Arthur lebih erat.

Mereka berbincang tentang semua yg terjadi di sekolah mereka hari itu. Pastinya mereka tertawa bersama.

Mereka sampai di depan sekolah smp nya.

"Ih gila sekolah gue makin bagus ajaaa"

"Iya gtu kan biasanya kalo sekolah tuh, pas udah lulus aja makin bagus" Arthur menunjuk satu sisi yang benar benar berubah. "Liat nih, inget ga? Dulu disitu ada yg jatoh"

"Hah siapa?" Tanya Helena penasaran.

"Itu loh jatoh gara gara ngejar gua, karna sendalnya gua ambil trus gua lempar keatas air mancur disitu tapi air mancurnya gaada sekarang" jawab Arthur.

"OHH GUE YAAA IH KO GUE LUPA SIHHH" Helena terkejut saat mengingat hal itu. "Oh iya ya, air mancurnya gaada, kolam ikannya juga gaada, tau banyak kenangannya yaa ihhh gmn sih" Helena mendesis sebal.

"Banyak kenangannya tapi lupa" Arthur meninggalkan Helena. "Ayo mau makan ga?" Helena akhirnya mengikuti Arthur dibelakang.

Helena melihat, dan memperhatikan setiap titik di sekitar sekolahnya. Pasti saja, di setiap titik ada bayangan yang muncul tentang Arthur dan Helena di masa lalu. Helena hanya bisa tersenyum karna itu hanyalah sebuah kenangan yang hanya bisa di kenang, tidak dengan dinyatakan ulang.

"Helena ayo, masih mau sampe kapan diem disitu?" Panggil Arthur dari dalam tempat makan depan sekolah.

"Oh iya" Helena tersadar dari bayangannya.

Helena mengikuti Arthur dan mereka makan bersama. Mereka bersanda gurau dengan pemilik tempat makan itu.

"Eh Arthur ya? Apa kabar? Makin ganteng aja nihh" ucap Pemilik tempat makan itu.

"Ehh baikk, ibu gmn? Ga kangen apa sama saya?" Jawab Arthur

"Atuh baik ibu mah, yaiya atuh kangenn" Pemilik tempat makan itu melihat seseorang disamping Arthur, dan berusaha mengingatnya. "Ohh ini teh Helena ya? Yaallahh meuni geulis pisan, awet euy. Yaudah ibu mau masak dulu ya (yaallah cantik sekali, awet ya)" pemilik tempat makan itu meninggalkan mereka berdua.

Arthur merasa Helena diam saja sejak tadi, hanya melamun memperhatikan bangku di belakang mereka.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Arthur

"Hah, e..e..engga. emang kenapa?" Jawab Helena terbata bata.

"Yeuh gmn sih malah nanya balik"

"Hehehehehhe" Helena menjawab dengan senyuman.

Tiba tiba hujan turun sangat deras, disertai petir.

Duaarrrr

Helena kaget dan langsung memeluk Arthur.

"Arthurr takut" Helena murung.

"Phobia nya masih ada ya?"

Helena hanya mengangguk.

••••••••••

Amanda septi |
2045 |

HeArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang