-|sepuluh|

27 3 0
                                    

Helena manarik tangannya lagi. "Yakin ga lebih?"

"Helena apaan sih" Arthur menatap Helena serius.

"Nanya doang." Helena memainkan sedotan yang ada di minumannya.

"Oh iyaa, ko lu lama sih datengnya? Padahal paling awal sampe." Cibir Helena (lagi).

"Maksudnya?" Tanya Arthur.

"2 jam yg lalu kan lu udah disini, sama bebeb sebelah lu itu." Helena memutarkan bola matanya.

"Ohh iya memang bener, tadi Arthur nemenin aku beli buku trus udh gtu langsung kesini" Jessica membantu menjawab.

"Oh gitu ya Thur?"

"I..i..iya Hel"

"Ko jawabnya gugup gitu? Ada yg di sembunyiin? Hahahah pasti."

"Eh ini gua ngapain si sebenernya disini?" Bryan mencari celah untuk berbicara.

"Diem dulu!" Bentak Helena. Bryan tidak menjawab.

"Yaudah lah ya kan lo uda ngenalin dia ke gue nih, jadi cukup sekian pertemuan kali ini, wabilahi taufik walhidayah wassalamualaikum." Helena bangun dari duduknya. "Ayo dua pacarku, kita ngedate" Helena mengajak Bryan dan Raihan dengan niat menyindir Arthur.

"Hel tunggu" Arthur menarik tangan Helena.

"Apaan lagi sih?" Helena menangkis tangan Arthur.

"Kita perlu ngomong, tapi jangan disini." Arthur menarik Helena keluar.

Arthur membawa Helena ke taman disamping mall itu.

"Kamu kenapasih Hel? kenapa kamu sekarang jadi ngekang aku gini?" Tanya Arthur.

"Gaboleh aku cemburu? dengan perlakuan kamu ke dia tadi?, dan dengan LIAT KAMU BAHAGIA KETAWA KETIWI SAMA DIA HAH?! GABOLEH AKU CEMBURU?"

"Aku cuma takut nanti kamu macem macem sama Jessica, Jessica temen aku Hel" Arthur meyakinkan Helena. Dan sebenarnya Arthur hanya tidak mau terjadi keributan.

"Ohh jadi kamu lebih mentingin dia? dengan cara kamu lebih peduliin dia daripada aku kamu fikir aku gaakan macem macemin dia? nggak Thur. pemikiran kamu salah." Emosi Helena memuncak.

"Jadi aku gaboleh punya temen?, kamu fikir selama ini kamu deket sama Raihan aku ga cemburu? aku cemburu Hel. setiap hari dia selalu bareng kamu sedangkan aku gabisa. Tapi aku berusaha biasa aja karna aku tau kamu butuh dia lebih dari kamu butuh aku. Aku juga butuh Jessica, aku gabisa ngasih tau kamu penjelasannya. Biar waktu yang ngejelasin."

Helena meneteskan air mata. Bayanganya mulai redup, seketika tatapannya hitam. Helena pingsan.

Untung saja Raihan dengan cepat menangkap badan Helena, sehingga Helena tidak jatuh. Raihan sudah mempunyai feeling akan terjadi seperti ini, karna Helena belum sembuh total.

"Brengsek lo" ucap Bryan yang baru saja datang dan membantu Raihan membawa Helena pulang.

"Kamu gpp Thur?" Tanya Jessica yang terlihat sedikit panik.

"Gpp, gua mau susulin Helena, lu mau ikut?" Arthur sedikit bingung.

"Gausah deh gua pulang sendiri aja, hati hati ya Thur"

"Lu juga"

Arthur langsung mengambil motornya dan menyusul pergi ke rumah Helena.

Dari jendela terlihat Helena sudah sadarkan diri. Arthur merasa lega.

"Hel, sebenarnya gua tau lu sakit, makanya gua gamau cerita sama lu. Gua bakal cerita nanti di waktu yang pas. Gua sayang sama lu Hel." Gumam Arthur.

HeArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang